F I V E

5K 593 36
                                    

Happy Reading🌹











Arsen sekarang tengah duduk memangku Aqshel. Menyuapi putri tercintanya itu.

Aqshel hanya diam dan menikmati, sambil bersandar di dada bidang sang ayah dan memainkan handphonenya.

Garva hanya menggelengkan kepalanya, seorang Arsenio Gilbert Albarack sekarang terlihat seperti pengasuh anak. Memang cinta nya terhadap putri nya tidak bisa di ragukan.

Kini di meja makan yang biasanya hanya ada Aqshel, ayahnya dan Garva. Tapi kali ini berbeda.

Laki-laki dengan kemeja putih di lapisi sweater berwarna marun itu bahkan tak berkedip melihat interaksi Aqshel dan Arsen.

Laki-laki remaja seumuran Aqshel itu adalah Rey. Reyvan Zavier Albarack keponakan Arsen, anak dari Ryver.

"Daddy, mau susu coklat" Pinta Aqshel tanpa mengalihkan tatapannya dari handphonenya.

Tanpa menjawab, Arsen langsung menuruti dan memberikan nya kepada Aqshel.

Aqshel meminumnya. Kemudian meletakkan di atas meja makan.

Aqshel tersenyum menampilkan gigi-gigi rapi yang mungil itu. Arsen terkekeh pelan, kemudian mengusap kumis tipis sisa susu di atas bibir Aqshel.

Setelahnya Aqshel tertawa kemudian menenggelamkan kepalanya di dada bidang Arsen.

Rey merasa aneh. Ini ayah dan anak atau sepasang kekasih? Terlalu manis. Soal nya dia tidak pernah melihat interaksi semanis ini selama ia hidup di keluarga besar Albarack.

"Nona, perkenalkan ini Tuan Muda ke 5 di keluarga Albarack. Kau bisa memanggilnya Kak Rey, untuk sementara ia akan menjadi guru les mu."

Aqshel yang tengah mode manja di dada bidang Araen itu pun menegakkan kepalanya, menatap Garva yang baru saja berbicara, kemudian menatap remaja laki-laki seusianya yang sedang menatapnya tanpa kedip.

"Hah?" Bingung Aqshel. Aqshel bingung, sejak kapan ada orang lain di meja makan ini.

"Ya. Mengingat nilai sekolah mu menurun drastis, Gilbert merekomendasikan dia. Dia lumayan pintar" Tutur Arsen. Kemudian berdiri dengan Aqshel di gendongnya.

Aqshel hanya menganggukkan kepalanya kemudian bergerak, ingin turun dari gendongan sangat ayah.

Sebelum menurunkan Aqshel, Arsen mengecup dahi Aqshel penuh kasih sayang. Dan membisikkan sesuatu.

"Belajar yang benar, atau aku akan menghapus semua akun sosial media mu"

Aqshel bergidik ngeri kemudian menganggukkan kepalanya, pertanda paham.

"Nah, kalian bisa menggunakan perpustakaan di bagian selatan mansion. Nona, kalian bisa mulai belajar sekarang." Ujar Garva.

Aqshel pun menganggukkan kepalanya, kemudian menatap Rey. Rey tersenyum sebagai respon.

Tanpa sepatah kata pun mereka langsung menuju salah satu ruangan di mansion besar ini.

Arsen menatap datar punggung kedua orang itu. Kemudian menghembuskan nafas kasar.

Garva yang peka dengan kondisi tuan yang itu pun mendekat. "Tenang lah tuan, setidaknya tuan muda Rey tidak akan macam-macam dengan saudaranya sendiri. Dari pada kita mengundang orang lain, itu lebih membahayakan nona Aqshel"

Arsen tidak menjawab. Pria itu meninggalkan Garva begitu saja.

Garva yang di tinggal kan seorang diri pun kembali fokus dengan laptopnya.

****

Aqshel tengah mencoba mengerjakan beberapa soal yang di berikan oleh Rey. Ternyata benar, belajar dengan Rey cukup menyenangkan.

Aqshel sudah selesai mengerjakan 3 soal bahasa Mandarin itu. Tapi Aqshel masih menunggu Rey.

Laki-laki itu sibuk dengan laptop di depannya. Aqshel yang memang selalu ingin tau itu pun berpindah tempat di samping Rey, kemudian melihat layar laptopnya.

"Itu apa kak?" Tanya Aqshel.

Rey tersentak kaget. Laki-laki itu tadi begitu fokus. Dan apa kata Aqshel tadi? Kak?

Hati Rey sedikit tersengat. Jiwa seorang kakak nya keluar, apa lagi mengingat bahwa Aqshel adalah putri yang harus mereka jaga.

"Dark Web" Jawab Rey singkat.

"Dark Web?" Tanya Aqshel.

Rey panik, menutup mulut sepupunya itu.

"Ssttt, jangan kuat kuat. Kalo uncle Arsen tau aku bisa mati."

Aqshel mengangguk paham. Kemudian memperhatikan hal-hal yang sedang di lakukan oleh Rey. Jari Rey terlihat sangat lihai menggunakan keyboard itu.

Jika di lihat dari samping. Ketampanan Rey tidak tertutupi sama sekali. Rambut kecoklatan dengan wajah babyface dan bibir pink. Wajahnya sangat Polosable mungkin jika sekali lihat orang-orang tidak akan sadar bahwa sedang bertemu dengan Rey, cucu terakhir keluarga Albarack. Yang diam-diam mengakses dunia terlarang.

"Dark Web ini salah satu dari bagian dunia gelap."

"Dunia gelap?" Kali ini Aqshel bertanya dengan nada berbisik. Rey tertawa melihat sepupunya yang satu ini. Ternyata cukup polos.

"Yup, Dunia gelap. Pokoknya ga baik deh. Nah, ini yang tengah ku akses nama nya Dark web, tempat ilegal di internet." Jelas Rey singkat.

Aqshel hanya menganggukkan kepalanya, padahal sama sekali tidak paham.

"Di dark web ada apa aja kak?"

"Banyak. Penjualan manusia, misalnya"

Deg. Aqshel teringat sesuatu.

"K-kalau ilegal, kenapa kakak akses?" Tanya Aqshel lagi.

Rey tertawa kecil kemudian mengacak gemas rambut Aqshel.

"Sebenarnya aku punya hobi terlarang. Aku suka mengakses hal seperti ini. Kamu jangan bilang bilang ke paman ya"

"Tenang aja kak"

Rey kembali tertawa kecil kemudian lanjut menjelaskan ke Aqshel.

"Jika paman tau mungkin aku akan di keluarkan" Celetuk Rey tiba-tiba dengan wajah datar. Wajah yang sedari tadi menampilkan senyum hangat itu sekarang sedikit berbeda.

Aqshel mengerutkan dahinya. "Why?"

" Penguasa dari dunia gelap itu adalah Dicca's company. salah satu musuh terbesar dari keluarga ini."

Aqshel diam. Tidak bisa berkata apa apa. Apa maksud perkataan Rey itu?

Dicca's company?  Perusahaan Dicca? Dicca?

Aqshel teringat sesuatu. Seseorang yang berada di kamar nya. Pria dengan visual mematikan, pria yang tengah ia sembunyikan dari semua orang.

Zhaqvee Dicca?











Lanjut?
Hehe Oke, double update Mau?

Terimakasih sudah baca, sayang kalian banyak banyakkkk😽

Dan, terimakasih juga untuk kalian yang sudah nunggu ini cerita, aku terharu :"))

The Dark webTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang