T H R E E

5.2K 652 39
                                    







Seminggu berlaku setelah Aqshel bertemu dengan keluarga besarnya itu untuk pertama kali.

Satu hal mengejutkan bagi Aqshel yang baru mengetahui bahwa ia mewarisi darah biru. Dan yang paling membuat dia penasaran. Hanya dia lah perempuan satu-satunya di keluarga itu.

"Berarti gue putri dong? Wah bisa-bisa nya gue baru tau" Aqshel bergumam sambil menatap jalanan dari dalam mobil grab yang sedang ia naiki.

Sebenernya jika Ayahnya tau, ia akan berada dalam masalah besar.

Tapi mau bagaimana lagi? Ayahnya sibuk dengan pekerjaan dan Garva jelas selalu bersama ayahnya.

Supir yang biasa menjemputnya pulang dari sekolah tadi mobil nya mogok. Huh, sangat sial. Mau tidak mau Aqshel pulang dengan Grab.

Mobil itu berhenti, Aqshel membayar dan segera turun.

Bodyguard yang menjaga gerbang kaget melihat Aqshel turun dari mobil asing. Wajah mereka memucat membayangkan apa yang akan terjadi nanti ketika Arsen mengetahui nya.

Aqshel berjalan di lapangan mansion yang luas itu. Sambil menyeret tas berwarna baby blue itu.

"Nona" Aqshel tersentak kaget, kemudian menatap empat orang bodyguard ayahnya yang tengah membawa kotak besar yang sepertinya terbuat dari kayu, berwarna coklat dan di lilit oleh beberapa benang emas.

"Ini paket pesanan Nona mau di taruh di mana?"

Aqshel yang tadinya air liur nya hampir menetes melihat kotak cantik itu pun tersadar.

"AYO CEPAT, BAWA KE KAMAR YA OM"

Sepertinya mood Aqshel dengan cepat langsung naik setelah melihat kotak cantik itu.

Aqshel berlari menuju lift di ikuti ke empat bodyguard yang sepertinya sangat ke susahan membawa kotak itu.

Mereka meletakkannya di kamar Aqshel, kemudian segera keluar.

Aqshel masuk ke kamar mandi, mengganti baju dengan cepat dan mencuci wajahnya.

Kemudian segera mengelilingi kotak besar itu.

"Ini bener kan kotak 92,7 Triliun itu kan?" Aqshel bertanya kepada dirinya sendiri sambil mengetuk Kotak tersebut dengan telunjuk kecilnya.

Aqshel menarik kursi kayu kecil yang berada di sudut kamar, kemudian naik ke atasnya.

Gadis mungil dengan kaos kebesaran itu berdiri di atas kursi kayu kecil. Sehingga tingginya hampir menyamai kotak besar itu.

Kotak setinggi dua meter dan lebar satu meter. Berwarna coklat gelap dan berhiaskan benang-benang emas, asli.

"Ukh" Ringis Aqshel ketika dapat membuka kotak besar tadi.

Aqshel terjatuh dari kursi ketika menarik ujung tali yang berasal dari atas kotak misterius itu.

Perlahan kotak coklat tua itu terbuka dengan sendirinya. Aqshel menatap hal tersebut dengan takjub.

Beberapa asap putih keluar dari sela-sela kotak yang hampir terbuka itu.

Deg!

Aqshel memundurkan tubuhnya kebelakang. Aqshel menatap takut sosok yang berada di dalam kotak tersebut.

Sosok pria tampan, dengan tubuh tinggi yang berbalut kemeja dan waistcoat. Tengah memejamkan matanya. Wajahnya terlihat kaku dengan garis rahang yang sangat terlihat. Alisnya tebal dan bibir dengan bentuk yang sempurna.

Perlahan mata itu terbuka. Sepasang manik berwarna abu-abu muda menatap Aqshel dengan tajam.

Deg!

Rasanya Aqshel menyesal telah membeli kotak misterius itu dengan nominal yang fantastis.

"A-aa---" Mulut mungil itu kelu. Tidak bisa berbicara.

Entah karena takjub dengan wajah ganteng orang di dalam sana, atau karena isi dari kotak itu adalah orang.

Aqshel mundur dan malah terpojok ke tembok kamar yang berwarna biru muda itu.

Tatapan dari manik abu-abu itu masih menatap aqshel penuh intimidasi.

Tanpa di duga, laki-laki misterius itu mengangkat kedua sudut bibirnya. Terlihat lesung pipi yang menambah kadar ganteng dan manis secara bersamaan. Ini terlalu berlebihan! Ganteng dan manisnya overdosis!

"Hallo, Aqshel"

Baiklah, seperti hanya mendengar suara serak khas laki-laki pada umumnya itu bisa membuat Aqshel kesulitan bernafas.

Laki-laki dalam kotak misterius itu perlahan maju mendekat ke arah Aqshel.

Aqshel hanya bisa mematung sambil menikmati ciptaan Tuhan yang sempurna itu.

Jarak mereka menipis. Aqshel yang terduduk tidak lebih tinggi dari lutut laki-laki tampan itu.

Laki-laki itu kemudian menundukkan tubuhnya. Mensejajarkan dengan Aqshel. Tangan nya menyentuh dagu Aqshel.

Deg deg deg deg

Bantu Aqshel bernafas!

"K-kamu siapa?" Cicit Aqshel yang masih tenggelam di manik abu-abu itu.

"Zhaqvee Dicca"










Huwee huweee

Terimakasih sudah baca!

The Dark webTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang