Eps 15. Pertama Bertemu

351 48 0
                                    

Sebelum Hinata membaca pesan Naruto, Neji langsung menutup semua layar elektronik didepannya.

"Baik, ayo kita pergi." Kata Neji yang langsung menginjak gas.

________________________________

Naruto duduk di kursi panjang, letaknya ada di lorong kamar operasi Tenten. Sudah sekitar satu jam ia menunggu sendirian, tak ada kabar dari operasi Tenten.

Naruto bahkan tak henti hentinya meneteskan air mata. Ia merasa semua ini salahnya, gagal dalam melindungi Tenten.

Baginya, Tenten adalah saudaranya, bahkan seperti adik sendiri. Ia mengetahui semua pengalaman buruk dan perlakuan kasar ayah Tenten dan segala hal yang Tenten alami, selalu diceritakan padanya.

Tenten, ia juga mengetahui segala masalah dan masa lampau Naruto. Sebenarnya, Naruto adalah seorang anak yatim piatu, ia hanya tinggal bersama pamannya yang suka berganti ganti pasangan.

Sedangkan, kehidupannya disekolah juga tidak menyenangkan. Tidak ada seorang pun yang menganggapnya sebagai teman karena ia yatim piatu. Sampai suatu ketika, pamannya meninggal dunia karena sakit AIDS. Hal itu meninggalkan Naruto sendirian di rumah pamannya. Itu terjadi ketika ia mulai masuk ke perguruan tinggi.

Tak disangka, hidup Naruto yang baik berubah drastis. Ia menjadi perokok, penyuka minuman keras, pemabuk dan suka menongkrong ditengah malam bersama teman teman seangkatannya.

Tapi hal itu tak terjadi begitu lama, hanya sebulan saja. Setelah itu kehidupannya berubah total.

Sebulan setelah menjadi anak nakal, Naruto pulang berjalan kaki dari tongkrongannya ke rumah. Jaraknya memang cukup jauh, namun mengirit ongkos pulang. Ditengah malam yang sepi, tanpa disadari Naruto, ada orang yang mengikutinya dari belakang. Naruto masih setengah mabuk, ia dapat melihat tepat didepannya ada sebuah mobil box hitam terparkir didepan rumahnya.

Naruto yang tidak perduli dengan mobil itu, langsung memasuki pagar rumahnya.

Buk!

Sebuah hantaman keras mengenai leher kepala belakangnya. Tak lama kemudian ia jatuh pingsan dan semua pandangan buram.

Setelah ia bangun dari hantaman keras itu, semua hal disekitarnya tampak asing. Seperti sebuah ruangan kayu dengan jerami dan beberapa barang bekas disekitarnya. Ia sama sekali tak mengetahui dimana ia berada, siapa yang membawanya dan untuk apa.

Lalu tak berapa lama setelah kesadaran Naruto benar benar pulih, ia melihat disebelahnya ada seorang gadis. Gadis itu belum juga sadar, tangan dan kakinya diikat dengan tali tambang dan mulutnya juga ditutupi dengan lakban hitam. Rambutnya berwarna coklat dengan ikatan bulat di kanan dan kiri kepalanya, helaian rambutnya sebagian terurai dan acak acakan.

Kreeetttt~

Tiba tiba seseorang membuka pintu ruangan. Naruto langsung memejamkan matanya dengan se rileks mungkin agar tak terlihat sudah sadar.

"Mereka belum juga sadar. Bagaimana kita sampaikan pada 'the king'?"

"Tunggu beberapa menit lagi saja."

Setelah itu pintu tertutup rapat. Naruto dapat mendengar derak kaki yang menjauh.

Ia kembali membuka kedua matanya dan berusaha melepaskan tali yang mengikat kuat tangannya.

Sang gadis disebelahnya membuka perlahan kelopak matanya.

"Emphhhh!!!! Emphhhhhhhhhhh!!!!!"

Naruto yang kaget dengan teriak sang gadis disebelahnya langsung menoleh. Ia menggelengkan kepalanya dengan sangat kuat agar gadis itu mengerti.

Benar. Gadis itu diam. Kedua matanya mulai berkaca-kaca menatap manik biru muda milik naruto. Setelah itu, hening beberapa saat. Naruto berusaha mengambil sesuatu di sepatunya. Ternyata ia selalu menyimpan silet kecil di dalam sol sepatunya. Setelah berusaha membuka, berhasil. Ia langsung melepas lakban dan ikatan kakinya.

"Hei. Aku tak akan menyakitimu. Kita sama sama tawanan." Bisik Naruto mendekat ke telinga gadis itu karena ia sedang berusaha melepas ikatan tangannya.

Setelah lepas, Naruto menjauh untuk melepas ikatan kakinya. Ia menatap gadis itu sekilas. Matanya tampak merah dan meneteskan banyak sekali air mata. Tubuhnya gemetar dan badannya memanas. Naruto tau gadis itu ketakutan. Setelah membuka ikatan di kakinya, ia menatap lagi kedua mata gadis itu.

Ia telah melepas lakban di mulutnya.

"Tolong~ tolong~ tadi aku baru pergi dari rumah... Hiks... Tolong aku takut~ Hiks..." Gadis itu meringis perlahan. Tatapannya begitu menusuk hati Naruto.

Sebenarnya didalam hati yang terdalam, Naruto tidak begitu ketakutan dengan kejadian ini, karena ia tidak memiliki siapapun yang perlu ia lindungi. Jadi, bila ia emang harus mati, ini saatnya. Ia tak perduli dengan nyawanya sendiri. Tapi karena tatapan gadis itu, membuatnya mengatakan.

"Tenang, tenang. Aku akan melindungi mu. Aku berjanji." Naruto memberi jari kelingkingnya dan disambut lemah gerak gadis itu.

"Namaku Naruto Uzumaki."

"Tenten Mitsashi." Ucapan gadis itu masih gemetar. Naruto melebar kedua tangannya. Gadis itu mengetahui maksud Naruto. Tenten mendorong tubuhnya ke depan dan memeluk Naruto dengan tangis yang tak henti.

Setelah itu, Naruto mendengar derak kaki mendekat. Ia langsung membantu Tenten untuk berpura-pura terikat lagi dan dirinya juga. Pintu dibuka.

Brak!!

Muncul lah 3 orang. Dua berbadan tinggi dan besar, sedangkan satu bertubuh kurus dan beruban.

Naruto dan Tenten menatap ketiga orang itu dan Naruto mengetahui jelas bahwa kakek yang berada ditengah itu sedang mabuk.

"Hei! Itu yang kuning jadi bawahan kita. Tunggu dimobil." Kata kakek dan dua penjaga dibelakangnya langsung menyeret Naruto keluar.

Tinggallah Tenten menatap ketakutan kakek didepannya.

Naruto dibawa menuju mobil. Tapi ia tak memberontak sama sekali. Ikatan tangannya yang sudah terlepas langsung jatuh, ia membuka lakban di mulutnya.

"Biarlah aku membantu dia."

"Apa maksudmu?" Kedua penjaga itu tak menyadari tentang ikatan kaki dan tangan Naruto yang terlepas.

"Aku bisa membantu kakek itu agar lebih menikmati gadis itu." Kata Naruto menunjukan seringainya.

Semua bawahan dari 'The King', kakek tadi itu sangat menghormati dan selalu melakukan yang terbaik untuk nya. Mereka mengetahui bahwa hobi utama sang bos adalah mencicipi gadis muda yang masih kecil.

Karena itu, mereka mengizinkan Naruto untuk kembali ke gudang tadi.

Ia berjalan dan membuka pintu gudang. Matanya menatap lurus ke depan.

Tepat didepannya ada Tenten yang terduduk di lantai, tangan kakek itu mulai meraba pahanya.

Naruto melangkahkan kakinya kedalam gudang.

[›.‹] TBC.

Be Free With You (Nejiten) FINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang