"Dia gadis baik. Aku mendengar banyak hal tentang masa lalunya."Tiba-tiba Neji mengingat perkataan Tenten tentang masa lalunya.
"Kau tau, aku bukan orang baik..." Tenten menatap kebawah dan menghela nafas kasar. "Semua berawal dari penculikan. Pemaksaan. Percabulan...
"Masa lalu? Coba ceritakan."
Hinata menceritakan tentang apa yang ia dengar dari Naruto. Masa lalu Tenten, seperti mengapa ayah Tenten begitu kejam padanya, ia tinggal dirumah sahabatnya, bagaimana sifat Tenten yang periang, ramah dan sangat suka membantu.
"Tentang penculikan? Pemaksaan? Percabulan?" Tanya Neji bertubi-tubi.
Hinata menggelengkan kepalanya dan mengubah topik pembicaraan.
"Kita harus bertemu Sasuke malam ini. Aku mendapat informasi baru."
_____________________________
Pukul 7 malam.
Suasana ruangan begitu sepi. Terlihat seperti ruangan kerja dengan banyak elektronik disekitarnya. Ada tv layar sentuh berukuran sangat besar, proyektor, laptop, catatan catatan data dan meja berukuran 2x2 meter. Diatas nya terdapat beberapa secangkir kopi hangat.
"Lama sekali." Gerutu seorang berambut biru tua.
"Maaf." Kedua pasang mata lavender menatap orang yang sudah lama menunggu disana.
Hinata dan Neji langsung mengambil posisi duduk disekitar meja.
"Kami mendapat kabar baru." Kata Hinata.
"Hinata mengetahui julukan bos nya adalah 'The King'." Neji memberi tatapan serius kepada manik hitam didepannya.
"Hanya itu?" Sasuke mulai mengotak-atik laptop didepannya.
Ruangan hening sejenak, ruangan ini adalah markas mereka dalam misi ini.
Neji mengotak-atik tab di genggamannya.
"Aku tau lokasi dan jadwal pertemuan mereka." Neji menunjukan tab miliknya. Di sana terdapat seluruh tempat yang didatangi Tenten.
"Kapan?" Sasuke menatap serius laptop miliknya.
"Tiga hari lagi."
Hinata langsung menulis rangkaian rencana penyelesaian misi ini di papan tulis tv. Ia menuliskan tempat lokasi serta memikirkan rencana kedepannya.
______________________________
Langit langit ruangan begitu cerah, pandangan buram berubah menjadi jelas. Seorang gadis baru saja membuka kedua kelopak matanya. Disampingnya, ada seseorang tertidur sambil duduk di kursi. Dia seorang laki laki berambut kuning.
Tangan Tenten bergerak ingin menggapai tangan Naruto. Tetapi sebelum itu terjadi, Naruto langsung terbangun saat merasa ada gerakan.
"Hm? Tenten? Sudah bangun?" Tanya Naruto yang setengah sadar.
"Ini masih di dunia ya?" Tanya Tenten dengan wajah polosnya yang baru terbangun dari tidur panjangnya.
"Akhirnya kau terbangun. Bagaimana keadaan mu sekarang?" Tanya Naruto berusaha menyadarkan diri dari kantuknya.
"Baik. Aku baik." Tenten membuka selimutnya, ia langsung menurunkan kedua kakinya ke lantai.
"Jangan!" Naruto menarik pergelangan tangan Tenten. "Kau butuh istirahat, Ten."
"Sekarang hari apa? Sudah berapa lama?" Tanya Tenten.
"Jam 10 malam. Tadi siang kau baru saja operasi."
"O-operasi?!" Teriak Tenten. Kata kata itu terngiang-ngiang di kepalanya sampai terasa sakit. Kata itu selalu mengingatkannya pada apa yang terjadi setelah ayahnya di operasi.
"Eh bukan. Bukan. Dibius. Lalu di keluarkan pelurunya. Dijahit dan selesai." Naruto menjelaskan dengan gerak tangan sesuai dengan ucapannya.
Tenten mengangguk-angguk mengerti.
"Ten, tiga hari lagi ada kue coklat." Naruto memulai topik serius.
Tenten menghembuskan nafasnya dengan berat.
"Kau tak seharusnya melakukan ini, Ten. Ini semua salah ku." Lanjut Naruto dengan wajah khawatir.
"Tidak. Kita memang seharusnya saling melindungi, Naru. Aku tau, kau melakukan pekerjaan hina ini karena melindungi ku, bukan? Kau sudah melakukan begitu banyak pengorbanan karena ku." Kedua bola mata coklat bersinar menatap lawan bicaranya. Tenten memang menyadari banyak hal yang telah dikorbankan Naruto hanya untuknya, jadi ia berhak melindungi Naruto sama seperti sebaliknya.
"Tidak, Ten. Kau... A-aku tak akan membiarkan mereka menyakiti mu!"
"Begitu juga dengan ku." Jawab Tenten membalas Naruto. "Sudah lah, Naru. Mungkin kau bisa menebusnya dengan kue coklat?" Lanjutnya dengan senyuman khas.
"Baiklah. Akan ku urus izin rumah sakit dulu." Naruto berdiri dan keluar dari ruangan.
Ting!
Suara notifikasi ponsel Tenten berbunyi disebelah ranjang rumah sakit.
Neji: Kau sudah bangun?
Tenten mengerutkan keningnya dan membalas.
Tenten: Hm? Dari mana kau tau?
Neji: Akan ku ceritakan nanti. Bagaimana keadaan mu?
Tenten: Oke! Sehat, aku sudah sehat.
Neji: Jangan lupa istirahat, putri tidur.
Tenten tertawa membaca pesan itu. Ia tidak menyangka Neji masih mengingat ceritanya.
Di bawah langit yang sama, ditepi jendela kamar, Neji mendengar tawa Tenten.
Tenten: Siap! Pangeran surat cinta~ :D
Mereka berdua tertawa dibawah langit malam.
Malam itu, Naruto dan Tenten berbincang bincang di toko kue coklat favorit mereka. Mereka juga pulang kerumah Tenten sekedar membawa Nega untuk diurus Naruto.
_________________________________
Cit! Cit cit cit!
Suara burung bernyanyi di pagi hari. Cahaya pagi pun menyinari jendela kamar Tenten. Ia masih beristirahat di rumah sakit karena dokter belum mengizinkannya pulang.
Naruto masih setia menemaninya, ia tidur di kursi panjang portabel yang ia bawa kemarin di dekat jendela dan Nega tertidur diatas perut nya.
Mereka baru saja terbangun saat burung burung bernyanyi terlalu berisik.
Tok tok tok...
Suara ketukan pintu.
Masuklah dua pasang mata lavender. Seorang perempuan dan seorang laki laki. Sang perempuan dengan wajah cantik mengenakan dress ungu dengan sepatu hak biru, ia tersenyum begitu ramah menatap dua orang didepannya.
Sedangkan sang laki-laki, mengenakan jas putih bergaris dengan celana bahan hitam, ia hanya menaikan sedikit ujung bibirnya.
Kedua pakaian mereka sangat rapih, berbeda dengan Tenten dengan pakaikan rumah sakit dan Naruto pakaian kemarin.
"Pagi. Bagaimana kabar mu, Tenten?" Tanya sang gadis dengan sopan.
"Ah-a a iya. Aku sehat. Bagaimana dengan mu?" Percakapan Tenten sangat formal. Ia berpikir keras untuk mengenali perempuan didepannya. Lalu munculah Neji dari belakang perempuan itu.
'I-itu? Mantan tunangan Neji?! Bagaimana bisa disini?!!' batin Tenten.
Tenten mengerutkan kening. Wajahnya begitu bingung dengan apa yang terjadi sekarang.
'Apa yang terjadi? Apa aku bermimpi atau apa?' batin Tenten bertanya tanya.
[›.‹] TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Free With You (Nejiten) FIN
RomanceTenten adalah seorang gadis berumur 20an tahun, namun masih juga jomblo. Awalnya kita menyangka Tenten adalah gadis biasa, tidak ada apapun yang mencolok darinya kecuali jomblo. Tapi sebenarnya ia memiliki dua dunia yang berbeda. (Eps.3 terungkap) ...