Eps.5 Perkenalan

682 73 10
                                    


"Aku meminta alamat mu."

"Dari?" Tanyaku penasaran.

"Kepo."

Sial laki-laki ini! Sudah mengganggu tidurku jawabannya menyebalkan pula.

"Sakura." Jawabannya singkat.

Sakura? Tapi Sakura tidak memberitahuku. Bahkan Sakura tidak pernah datang ke rumahku. Aneh.

Tapi dia tau alamat ku sih setelah aku pikir-pikir.

"Biarkan aku tinggal disini. Semalam saja." Laki-laki itu memohon.

Aku terlalu curiga jika membawa orang tak dikenal masuk kerumah. Bahkan yang pernah datang ke rumahku cuma Naru.

Disamping itu, Naru juga pernah bilang bahwa aku harus berhati-hati apalagi saat dia tidak disisi ku.

Akan ku alihkan dulu pembicaraan ini untuk meyakinkan bahwa dia bukan pelanggan dari pekerjaanku sebagai bandar narkoba.

"Tadi kau bilang, tunangan mu memutuskan mu ,kan? Seperti tidak ada wanita lain saja." Kata ku dengan nada datar.

"Tapi dia belahan jiwa ku."

"Itu basi." Menjijikan sekali jawaban laki-laki itu :V

"Lagi pula, laki laki tampan sepertimu pasti banyak yang mau, tuan." Kata ku lagi sambil menguap. Aku menjawab sekenanya karena tiba-tiba rasa kantuk ku timbul seketika ditambah setelah jatuh duduk tadi, badanku sedikit kebas.

Ku berjalan meninggalkannya dan menuju tangga. Rasa kantukku semakin parah, aku tidak bisa memikirkan hal lain selain tidur sekarang juga.

Duk!

"Arkhhh!!"

Kedua lenganku di cengkram. Punggungku terbentur cukup keras kearah tembok dibelakang. Bau lavender mulai menusuk hidungku lagi. Saat ku membuka mata, wajahnya berada tepat di depanku. Tatapannya sangat dalam dan fokus kearah mataku.

Aku takut. Naruu!! Dimana kau?

Rasa kantukku menghilang sebentar karena kaget.

Wajah tampannya mulai mendekat dan berbisik tepat di telingaku.

"Katakan yang sebenarnya."

Merinding. Tanpa sadar badanku sedikit gemetar.

Aku bahkan tak tahu maksudnya apa. Jika dia memang pelanggan, ini bukan tempat pertukaran yang bagus.

"Maaf, tuan. Aku ta-"

Kedua tangan kekar pria itu melingkari lenganku dan memelukku. Pelukannya kuat sekali. Kemudian ia melepas satu tangannya. Menatapku lekat.

"Jangan pergi, Hina."

Kemudian ia memelukku lagi sekencang kencangnya sampai aku sulit bernafas dan bergerak.

Sial! Ada apa ini?

Puk. Akhirnya ia melepas kedua tangannya dan menumpu dagunya diatas kepalaku.

"Alalalla~" katanya lagi.

Aku yang sadar akhirnya mendorong kedua tangannya dengan keras. Ia terjatuh, namun rasa kantukku mulai terasa lebih parah dari sebelumnya. Pandanganku sedikit buram. Akhirnya aku berlari sebisa mungkin ke kamarku, mengunci pintu dan tidur.

Tenten POV end
_______________________

Drttt drttt drtt!

04.00 AM

Suara berasal dari jam tangan laki-laki yang berhasil masuk kerumah Tenten.

Si laki-laki itu melihat ke kanan dan kiri melihat situasi. Tidak ada CCTV, tidak ada penyadap atau perekaman apapun. Sangat aman. Kemudian ia mulai menggeledah rumah.

Be Free With You (Nejiten) FINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang