"Ten. Kenapa kau pergi begitu saja kemarin?" Suara berasal dari Sakura yang menatap Tenten dengan penuh kekecewaan sambil memegang cangkir kopinya.
Suara Sakura beradu dengan lantunan musik klasik yang merdu. Beberapa orang disekitar mereka juga cukup riuh, ada yang membicarakan kesehariannya atau bisnis dan ada juga yang sekedar mengerjakan tugas di cafe.
Ruangan cafe begitu klasik dengan dinding dan lantai berwarna coklat, terlihat begitu nyaman untuk bersantai. Wajar tempat ini sering didatangi Tenten, Sakura dan Ino hampir setiap minggu untuk sekedar berbincang-bincang mengenai aktivitas mereka.
"Ah, itu... Maaf, pekerjaan mendadak. Hehehe." Kata Tenten tersenyum bersalah ke arah Sakura. Tenten mengambil gelas kaca berisi coklat panas didepannya, maklum ia tak menyukai kopi.
"Oh, gaes. Omong-omong, bagaimana Sai ku? Pendapat donk." Tanya Ino membuka topik lain dengan antusias.
"Kayaknya baik, dia tau banyak juga tentang mu." Kata si rambut coklat sembari tersenyum.
"Menurutku dia cukup tampan. Tapi tetap, lebih tampan Sasuke.. Hehehe." Kata siapa lagi kalau bukan Sakura.
"Halah, jidat. Bagaimana malam pertama mu?" Tanya ino sambil mengangkat cangkir kopi nya dan mulai menyeruputnya.
"Seperti biasa. Kau tau, berdiri sejam diatas panggung terasa setahun. Jadi, ku langsung tertidur pulas. Hahaha.."
Mereka berbincang-bincang mengenai banyak hal sampai pada saat Sakura menanyakan tentang pekerjaan Tenten. Apa itu pekerjaan Tenten?
"Ten, bagaimana dengan pekerjaanmu?"tanya Sakura.
"Baik!!" Jawaban langsung serta bersemangat yang dikeluarkan dari bibir Tenten. "Ada beberapa pelanggan setia di toko baju ku. Aku juga mencoba mendesign satu baju buatan ku sendiri." Lanjutnya memberi senyuman lebar khas nya.
"Wahh.. kerennn!! Ayo, Sakura! Kita mampir kapan-kapan ke toko Tenten."
"Cantik sudah. Pengusaha sudah. Wahh tinggal satu nih yang kurang." Celetuk Sakura diikuti tawa genit Ino.
"Ahhh.. sudahlah kalian ini." Kata Tenten yang mulai mengeluarkan tampang kesalnya. Ia mengerti jelas kedua sahabatnya sedang membicarakan soal jodoh.
_______________________
Kling kling. Suara ponsel Ino berbunyi.
"Ahh, maaf gaes. Aku lupa ada janji dengan Sai."
Sakura melihat jam tangannya. Tepat pukul dua belas siang.
"Ah, Ten. Aku juga harus kerumah orang tua Sasuke."
"Kalian ini.. Hahaha..dasar bucin." Kata Tenten meledek kedua sahabatnya kemudian ia mengabiskan sisa coklat panas dalam gelasnya, mendorong perlahan kursi dan berdiri. "Aku traktir kalian!!" Lanjutnya sambil melemparkan senyum khasnya.
"Terima kasihh, Ten!" Seru semangat kedua sahabatnya. Tenten melangkahkan kakinya menuju kasir untuk membayar.
"Aku jadi ingat dulu. Tapi sekarang dia sudah sukses." Kata Ino kepada Sakura yang masih setia duduk di kursi.
Mereka melempar senyum pilu mengingat masa lalunya.
Flashback ON
Sekitar sepuluh tahun lalu, di gedung Konoha High School kelas X-IPA. Seorang gadis duduk termenung di kursi kelasnya. Sepi. Jelas sepi, tidak ada satupun murid karena jam telah menuju pukul empat sore. Semua anak sudah pulang kerumahnya masing-masing. Tapi tidak bagi gadis ini, Tenten.
Badannya lemas, pandangannya buram dan tidak bisa melihat dengan jelas. Kedua ikatan cepol rambutnya berantakan. Ia mengepalkan tangan sekeras mungkin sambil menyeka cairan yang terus mengalir dari sepasang matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Free With You (Nejiten) FIN
RomanceTenten adalah seorang gadis berumur 20an tahun, namun masih juga jomblo. Awalnya kita menyangka Tenten adalah gadis biasa, tidak ada apapun yang mencolok darinya kecuali jomblo. Tapi sebenarnya ia memiliki dua dunia yang berbeda. (Eps.3 terungkap) ...