Naruto: Temui aku didepan rumah sakit.
Langit mulai merah, matahari mulai berputar kebawah. Didepan rumah sakit terdapat taman yang cukup luas. Naruto berjalan menyusuri taman, banyak bunga berwarna warni dan tanaman hias. Anak anak berlarian kesana kemari. Ditengah kursi taman ada Neji dengan helaian rambut panjang yang terikat. Ia mengenakan kaos biru dengan celana jeans.
Naruto mengambil posisi duduk disebelahnya.
“Ku rasa…”
“Ku rasa, kau adalah orang yang baik dan… dan kau menyukai Tenten, kan?”
Pemilik iris lavender hanya diam menatap lawan bicaranya.
“Aish.. kau ini terlalu kaku. AHAHAAHA.” Naruto tertawa dan menonjok lengan Neji.
Neji yang salah tingkah berusaha menahan senyumannya. “Hmm?”
“Aku rasa… ini saat yang tepat untuk… untuk menyerahkan Tenten padamu…” Tawa Naruto hilang dan digantikan nada bicara yang serius. “Tenten pasti menyukaimu juga. Tolong jaga dia baik-baik. Dia satu-satunya keluarga yang ku punya. Jadi, itu alasan mengapa ku sangat menyayanginya, dia bagaikan adik yang sangat baik. Bisakah?” iris biru muda menatap lekat lawan bicaranya. Namun iris lavender mengalihkan pandangannya ke langit sore.
“Tapi…”
“Kau takut tidak bisa menjaganya? Kau takut kehiangannya? Dan karena kau juga seorang mata-mata?” Naruto memotong perkataan Neji. Iris lavender menatap serius ke arahnya.
“I-iya.”
“Neji… Semua orang punya waktu hidup, tidak ada yang abadi. Aku memang telah menjaga Ten sejak lama. Itu memang kewajiban ku sebagai keluarga bahkan sampai kapanpun, saling melindungi. Dan aku telah gagal dua kali. Namun kegagalan itu tidak membuatku menyerah untuk melindunginya lagi. Aku yakin kau bisa melindunginya.”
Neji mengeluarkan senyuman khasnya. “Aku juga menyerahkan Hinata padamu. Ku yakin kau bisa menjaganya lebih baik dari padaku.”
Naruto tersenyum dan berkata “Pergilah. Ceritakan semua padanya.”
Neji yang masih tersenyum senyum langsung semangat dan berlari menjauh. “Tunggu, tunggu. Dari mana kau mengetahui alasanku?” Ia curiga.
“Oh, itu. AAHAHAHHA… Aku menempelkan sticker penyadap di ponselmu dan Hinata untuk berjaga-jaga.” Lanjut Naruto yang masih tertawa.
‘SIAL’ batin Neji dan melempar tatapan kesal.
__________________________
Matahari tenggelam dengan sempurna, berganti dengan bulan dan bintang yang menghiasi langit malam.
Tenten yang telah bercerita banyak dengan kedua orang tuanya kembali ke kamarnya. Ia tidak sabar menceritakan semuanya pada Naruto.
Ia masuk dengan semangat dan berteriak “NARU!” Namun yang ada didepannya saat ini bukan Naruto, tetapi Neji.
“Ne-Neji…” Jantung Tenten berdegup kencang, ia tak tahu harus bahagia atau takut.
Nit Nit Nit! Ponsel Neji bergetar tanda detak jantung Tenten tidak biasanya.
Tenten begitu panik dan berjalan mundur.
“Naru… Dimana? KATAKAN! Kau apakan dia?”
Neji berjalan mendekat dan semakin mendekat tanpa menjawab pertanyaan, begitu pula Tenten mundur dan sampai pada pintu, tangannya mencari cari knop pintu untuk keluar tanpa mengalihkan pandangannya pada Neji, ia begitu ketakutan.
Tangan Neji memegang kedua bahu kecil miliknya dan saat mau berteriak, Neji berhasil membekap mulut Tenten.
“Ssstttt… dengarkan ku dulu. Naruto yang menyuruhku."
Kedua mata Tenten masih melebar kaget dan ketakutan.
“Akan ku lepas namun, jangan teriak. Kalau berteriak akan ku panggil polisi.” Neji tertawa terbahak bahak didalam hatinya melihat Tenten begitu ketakutan dan terpaksa mengangguk.
“Misi kami semalam menyelamatkan mu dan Naruto. Kami melumpuhkan penjaga-penjaga ‘The King’ dan semua bandar telah ditangkap.” Tenten bahkan tidak percaya.
“Naru juga ditangkap?”
“Tenang, setelah pidana kalian akan bebas darinya.”
“Tidak mungkin!!! Kau kan penghianat!! Mana mungkin membantu kami.” Teriak Tenten.
Neji mengambil ponselnya dan berpura pura menelepon “Halo polisi.” Tenten langsung menarik ponsel Neji.
“Pergilah!” Teriaknya lebih keras.
“Baiklah, baiklah. Jika itu mau mu.” Neji bersiap keluar dan mencium kening Tenten dengan cepat.
Diluar ruangan, ia tersenyum mendengar kutukan Tenten yang salah tingkah melewati sadap an ponselnya.
__________________________
Tenten yang sendirian berjalan keluar rumah sakit dan berkeliling-keliling ditaman. Ia membeli takoyaki dan memakannya disana. Suasana taman bagitu riuh dengan anak anak yang bermain bersama dan pasangan yang menikmati indahnya malam, sedangkan Tenten ia sangat bosan sendirian. Seharusnya ia tidak menyuruh Neji pergi, bukan?
Baru saja Tenten mau mendatangi kamar rawat ayahnya, tiba-tiba Naruto berada dibelakang dan tersenyum.
“Ten.”
“NARU!!” Ia tersenyum khasnya dan berlari memeluk Naruto. Ia sangat bahagia dan tidak sabar menceritakan ayahnya.
Ia menceritakan keadaan ayahnya dan Naruto menceritakan semua tentang Neji, Hinata dan misi mereka sejak awal, mereka bekerja sama kemarin malam, mereka selalu menemani Tenten saat dirumah sakit dari malam sampai pagi, Neji mendonorkan darah untuknya, bahkan Neji menangis melihat jantungnya berhenti sesaat, dan ia juga menceritakan kalau mereka sudah bebas dari ‘The King’.
Tenten sangat bahagia. Bahwa akhirnya apa yang menjadi impiannya bisa terwujud, ia ingin mereka bisa bebas dari bos yang mengerikan.
Hinata dan Neji datang setelah cerita Naruto selesai. Seperti sudah direncanakan. Pemilik iris coklat berlari dan memeluk Hinata. Ia berterima kasih sekali dan meminta maaf karena pernah salah menilai dirinya. Saat melepas pelukan, irisnya menatap mata lavender Neji.
“Sudah percaya?” Tanyanya. Tanpa disadari Hinata dan Naruto menghilang entah kemana.
Tenten tersenyum bersalah. “Maafkan aku. Aku berhutang banyak padamu.”
“Tidak perlu meminta maaf. Kamu bisa membayarnya dengan pelukan.”
Tenten tertawa terbahak bahak, namun Neji terlihat salah tingkah.
“Baiklah. Akan aku bayar. Tutup matamu.” Katanya menyetujui. Lavendernya segera tertutup rapat dan menunggu permintaannya terkabul.
Tenten berdiri di kursi taman dan mengecup bibir Neji secara cepat. Keduanya langsung salah tingkah dengan pipi yang memerah.
“Sebenarnya kamu tak berhutang apapun. Karena sejak awal kamu sudah membebaskan ku dari perjodohan dan kehidupan lama ku.”
Mereka saling tersenyum dibawah langit malam dan ditontoni anak kecil yang tertawa melihat tingkah mereka.
___________________________
3 bulan kemudian…
Neji membuka penutup mata Tenten. Didepannya terdapat lorong lorong bawah tanah. Neji menuntunnya kesebuah ruangan dan membukanya. Ruangan itu penuh dengan benda benda canggih dan layar layar monitor. Terdapat beberapa orang, Hinata dan Naruto.
“Selamat bergabung. Aku agent N-1. Senang bertemu dengan anda.” Kata Naruto memberi tersenyum khasnya pada Tenten.
Tenten dan Naruto bergabung menjadi agent mata mata dan siap menjalani misinya.
[SELESAI]
Yey akhirnyaaa... Terima kasih atas dukungan dan saran kalian yang membantu menyemangati author yang suka ilang inspirasi wkkwkw..
Maaf kalo ada salah tulis atau alurnya kurang menegangkan gituu :v atau kurang sweet ( =...=)
(^_^) babaii~~ ❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Free With You (Nejiten) FIN
RomanceTenten adalah seorang gadis berumur 20an tahun, namun masih juga jomblo. Awalnya kita menyangka Tenten adalah gadis biasa, tidak ada apapun yang mencolok darinya kecuali jomblo. Tapi sebenarnya ia memiliki dua dunia yang berbeda. (Eps.3 terungkap) ...