Eps 9. Dinginnya Malam

534 61 11
                                    


'Apa itu orang tuanya? Uchiha Corp?' Batin Neji mendengarkan percakapan Tenten di bluetooth handsfree miliknya.

___________________________

BUK! BUK! BUK BUK BUK!!!!

Suara pukulan Tenten. Iya meninju samsak didepannya. Ia telah lebih dari sejam disini.

Beberapa tetes keringat yang berjatuhan bersama air matanya. Setiap Tenten melihat ayah yang tak perduli padanya, itu selalu menyakiti hatinya.

"Auk! Auk!" Suara gong gong an anjing kecil di pojok ruangan.

Tenten menoleh dan berjalan ke arahnya. Matanya bengkak setelah menangis begitu lama.

"Hei, Nega. Kamu mau apa? Mau makan? Ayooo pergi~"

Ia menggendong Nega dan pergi dari tempat latihan.

__________________________

Udara malam terasa menusuk. Tenten menghabiskan malamnya di taman favorit nya bersama Nega.

Ia tidak biasanya berlarut-larut dalam kesedihan, paling tidak dua minggu sekali.

Ia memandang ke arah air mancur. Terdapat ingatan lamanya.

"Apa harapan mu, Ten?" Suara laki laki yang memberinya koin harapan.

"Menjadi putri kerajaan? Hehehe."

"Lalu kita raja dan ratunya. Hahaha." Suara perempuan dewasa disebelahnya yang tersenyum kepada laki-laki itu.

"Aku merindukan kalian yang dulu. Hiks.." air matanya meluncur jatuh ke pipinya.

Nega memperhatikan Tenten yang sedang mengelusi bulunya.

Disekitar Tenten, banyak pasangan muda mudi yang sedang berpacaran, berpelukan dan bercerita bersama.

Tiba tiba muncul tiga orang laki-laki berusia kepala empat mabok, menghampiri Tenten yang sedang duduk di kursi taman.

"Hai..Cewe nih.. ayo ikut kamii yukk?" Kata seorang berambut mohawk.

"Ayoo cantik~ sebentar saja kok." Seorang lagi berkepala botak menarik tangan Tenten.

"Pergi." Tenten bersuara dengan nada tenang.

Kepala botak itu menggenggam tangan Tenten dengan kuat sampai ia ikut berdiri dari kursi.

Tangannya berusaha melepas genggaman kepala botak itu. Karena tidak bisa,

DUG!

Tenten membenturkan kepalanya ke kepala si botak, menendang perutnya hingga ia terjatuh.

Tiba-tiba kedua tangan Tenten ditahan, satu dengan rambut mohawk dan satu dengan seorang temannya yang lain.

"LEPASKAN!!"

Semua pasang mata memandang kearahnya.

_____________________________

"Hei, Sasuke. Apa di Uchiha Corp ada yang bernama Tenten Mitsashi?" Neji berada di mobil, mengetik laptop miliknya. Ia memeriksa sistem keanggotaan di Uchiha Corp dari data hasil hack nya.

"Sebentar aku tanya Itachi."

Nit!

Telpon terputus.

Niiit niit niiit niit!

Neji menoleh ke arah tab nya. Detak jantung Tenten meningkat.

Ia langsung memasang bluetooth handsfree miliknya.

"LEPASKAN!!"

_____________________________

BRUG! BRUG! BRUG! TAK!

Seseorang melepaskan tangan Tenten dari rambut mohawk.

Ia menarik kuat tangan mohawk, memelintirnya dan menendang kakinya, kemudian menarik tangan seorang lagi dan memukul lehernya sampai terjatuh.

Ketiga laki-laki itu berlari menjauhi Tenten dengan wajah ketakutan.

"Kau tidak apa apa?" Suara berat laki-laki itu menanyakan keadaan Tenten.

Tenten menoleh kearah suara itu. Ia mendapatkan mata berwarna lavender bercahaya didalam gelap malam. Wangi lavender memenuhi indera penciumannya. Jarak mereka tidak terlalu jauh.

Terpampang wajah Tenten yang sedikit ketakutan karena kejadian barusan.

"A-aaa." Ia tidak dapat menjawab pertanyaan Neji.

"Tenang, tenang. Aku disini." Neji menarik garis lengkung keatas dibibir nya. Senyuman Neji sangat menenangkan jiwa Tenten.

"Ah, lihat. Itu Nega ya?" Neji memandang ke bangku taman.

"I-iya. Te-terima kasih."

___________________________

"Ini." Segelas kopi panas disodorkan didepan Tenten.

"Ah, aku tidak begitu suka kopi. Tapi terima-"

Neji mengambil kembali kopi yang sedikit lagi diterima tangan Tenten.

Wajah Tenten menatapnya sedikit kesal.

"Hei!" Ia menggembungkan kedua pipinya memandang Neji kesal.

"Ini, coklat panas milikku." Neji menukar kopi Tenten dengan minuman Neji. Ia memandang wajah Tenten yang sedang kesal.

"Eh, maaf. Baiklah aku ambil lagi." Kata Neji spontan. Ia sebenarnya menahan tawa melihat wajah Tenten.

"Jangan!" Tenten langsung menggenggam gelas coklat panas yang masih dipegang Neji. Tangan mereka bersentuhan ditengah dinginnya malam.

Gelas yang dipegang Tenten masih berasap, tanpa terlalu lama menunggu, ia meneguk isinya.

'menyenangkan.' batin Tenten.

Begitu pula Neji yang sudah meminum kopinya dari tadi.

Bintang bintang malam berkelip . Cahaya lampu dan toko toko makanan pinggiran menghiasi taman. Suasana masih sama. Banyak pasangan berkumpul didepannya, ada keluarga kecil yang menikmati piknik malam mereka.

"Neji." Tenten memulai pembicaraan setelah masing masing hanyut dalam keindahan taman. Nega masih setia tertidur dipangkuan Tenten.

"Ya?"

"Apakah kau pernah berpikir..

tentang melupakan masa lalu?

Keluar dari hal hal yang memenjarakan kita?

Memulai hidup mu dari awal?" Tenten mengucapkan satu persatu pertanyaannya tanpa melepas pandangannya dari langit.









Haii minna-san!!! Tumben aku update cepet wkkwkwk...

Kalian percaya gk? Kalo sisa 1 eps lagi cerita ini selesai?? 😊 Aowkwkwk

[›.‹] TBC

Be Free With You (Nejiten) FINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang