Chapter 13 - Peka

1.7K 229 30
                                    

Karina's POV

"Karina unnie~" Panggil gadis muda. Gadis itu berlari kecil menghampiriku. Ia masih memakai piyama.

"Dimana yang lain?"

"Sudah ke studio."

Ya, hari ini Manager unnie sudah membagi jadwal rekaman track lagu baru untuk grup kami. Secara kebetulan aku dan Winter mendapat jadwal malam hari, sementara Giselle san Ningning harus berangkat pada pagi hari.

"Ayo kita ke taman," ujarnya. Ia memeluk lenganku erat, menyenderkan kepalanya lenganku, "Kita sudah lama tidak keluar dorm."

"Aku sedang menyelesaikan buku bacaanku," balasku tak acuh. Gadis itu mendengus kecewa. Ia tidak melepas pelukannya.

"Unnie," panggilnya lagi, "Kemarin unnie tidur jam berapa?"

"Tidak tahu," balasku asal.

"Kau sedang berkelahi dengan Giselle ya?" Tanyanya.

Jantungku berdetak cepat. Kenapa ia bisa tahu aku membentak gadis itu? Bukankah ia sudah tidur? Apa ia mendengar semua ucapanku?

"Tidak."

"Benarkah?"

"Mungkin itu hanya mimpimu," ujarku.

Winter berpikir sejenak, ia menggembungkan pipinya, "Mungkin iya," gumamnya.

Aku kembali memfokuskan diri membaca bukuku. Walaupun tak sefokus sebelumnya karena Winter ada di sampingku dan ikut fokus membaca lembaran buku yang kupegang.

"Unnie."

Gadis itu memeluk lenganku erat, "Apa yang kau baca?"

"Buku," balasku.

"Ish, maksudku judulnya," gadis itu mengambil buku bacaanku, membolak-balikkan benda kotak itu dan menelitinya seperti benda asing.

"First and Last Heartbeat?" Gumamnya. Sepertinya buku itu berhasil menarik perhatiannya.

"Ceritakan isi buku ini," lanjutnya.

"Aku belum selesai membacanya."

"Ayolah, sedikit saja?"

"Seorang pria tampan bertemu dengan seorang gadis muda di sebuah kedai kopi. Gadis muda itu terlihat rapuh dan kesepian. Tidak ada yang menemani gadis itu. Tiap-tiap hari pria itu selalu datang ke kafe itu untuk melihat gadis muda kesayangannya. Ia ingin mengetahui namanya, sayangnya ia tidak punya nyali yang besar untuk menghampirinya."

"Lalu?"

"Aku baru sampai situ," ujarku. Aku mengambil buku itu dari tangannya dan kembali membaca buku itu.

"Ugh, menyebalkan sekali~" Gadis muda itu melepas pelukannya, ia melipat kedua tangannya di depan dada sambil bergumul dengan dirinya.

Hening.

Ctak ctak ctak~

Gadis itu memainkan kukunya. Ia sebal karena aku mengabaikannya. Bukannya aku tidak mau menerima ajakannya, hanya saja aku sedang malas keluar dorm karena tubuhku pegal-pegal.

"Unnie~" Panggil gadis itu.

Aku menghela napas pasrah, ini sudah panggilan keempat darinya. Aku tidak bisa menyelesaikan bukuku kalau aku diganggu seperti ini.

"Apa, eoh? Apa. Sebutkan apa maumu," ujarku kesal. Winter tidak membalas, ia masih memainkan kukunya.

"Yah! Ada apa?" Tanyaku. Gadis ini berhasil mematahkan semangatku untuk membaca buku.

Be My AeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang