Chapter 17 - Pengakuan [END]

2.7K 253 33
                                    

Note: Hai disini ada Author. Tidak terasa cerita ini sudah lumayan complicated. Jujur agak diluar ekspektasiku sih HAHA karena tadinya cerita ini mau yang simpel-simpel aja. Eh malah keterusan serius, jadilah begini. jangan kaget karena disitu tertera [END], alasannya karena Author harus menyelesaikan cerita buatan Author di kehidupan nyata dulu.

Menurut kalian, cerita ini harus berlanjut atau tidak? Thor-nim masih punya chapter lanjutan, tapi uploadnya tidak bisa secepat sekarang. Tolong beri saran kalian ya, kutunggu jawaban kalian :)

Oke ini udah kayak pidato.

Selamat membaca, readers! 

***

Empat gadis berkumpul di ruang tamu dengan pikiran yang hanya berisi taktik untuk menyembunyikan apa yang sebenarnya terjadi dan membohongi satu sama lain. Keempat gadis itu duduk membentuk lingkaran kecil, menatap satu sama lain dengan tajam. Tatapan penuh curiga. Semua pintu dan jendela bahkan lemari kulkas mereka tutup agar rahasia ini tidak bocor kemana-mana.

"Kalian sudah tahu aturan bermainnya kan?" Tanya gadis tertua.

"Jawab atau minum," balas Ningning.

Benar adanya, di tengah-tengah mereka terdapat satu gelas kecil dan satu botol bir yang masih penuh. Karina membelinya diam-diam, ia sudah merencenakan hal ini matang-matang. Baginya sudah terlalu banyak rahasia yang terjadi di antara mereka. Ada baiknya mereka mengakuinya walaupun dalam keadaan tidak sadar.

"Haruskah kita bermain ini? Aku sudah mengantuk, unnie," ujar Winter yang sudah mengusap matanya.

"Kau sudah mengantuk? Atau kau hanya ingin menghindar dari permainan ini?" Giselle melempar pertanyaan panas untuk gadis muda.

"Seharusnya aku yang bertanya seperti itu padamu, unnie. Kau sudah menyimpan terlalu banyak rahasia, eoh? Kuharap kau bisa mengungkap semua rahasia bodohmu itu disini," Balas gadis muda dengan tangannya yang sudah mengepal.

"Okay, tidak usah berdebat, permainan ini bahkan belum kita mulai," ujar Karina. Ia memutar botol kosong sebagai penentu siapa yang akan menjawab pertanyaannya pertama kali.

"Karina unnie, aku masih dibawah umur," ujar maknae.

"Khusus hari ini kami akan menganggapmu legal, Ningning."

Putaran botol itu akhirnya berhenti. Ujungnya menghadap ke arah gadis muda. Kim Minjeong alias Winter.

"Aku akan membuka pertanyaan ini dari yang paling mudah. Apa benar kau mendorong Ningning sehingga gelasku pecah?"

Pertanyaan yang mudah, pikir gadis muda. Itu tidak sesulit yang ia bayangkan. Satu helaan napas lesu keluar dari mulutnya, "Iya, aku yang mendorong Ningning. Tapi bukan aku yang memecahkan gelas itu."

"Kalau kau tidak mendorongku, gelas itu tida-"

"Baiklah aku sudah mendapat jawabannya. Minjeong, silahkan."

Botol itu kembali berputar. Gadis muda berharap ia bisa mendapat target yang sesuai dengan keinginannya. Ia sudah membuat daftar dalam otaknya tentang pertanyaan-pertanyaan yang menurutnya perlu diselesaikan hari ini juga.

Hup. Ujung botol mengarah ke Giselle. Jackpot, pikir gadis muda.

"Kala itu kau pergi seorang diri. Siapa nama orang yang kau temui?"

"Itu bukan siapa-siapa. Aku hanya berkunjung di-"

"Aku tidak menanyakan apa yang kau lakukan disana. Aku bertanya tentang nama orang itu," potong gadis muda. Bukan salahnya ia jengkel kepada gadis ini lantaran gadis itu yang menyalakan api pertengkaran sebelum permainan dimulai.

Be My AeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang