[S2] Chapter 3 - Opium [21+]

6.8K 195 14
                                    

Cinta tak terbilang sempurna apabila salah satu pihak belum pernah cemburu. Cinta tak terbilang sempurna apabila hanya satu pihak yang berjuang mempertahankan hubungan. Cinta terbilang sempurna apabila keduanya memiliki afeksi hati yang kuat, transisi kharisma yang apik, serta pembiasan gelora yang tajam. Tiga hal penting untuk membangun hubungan asmara di antara peradaban orang ketiga. Hanya mereka yang berani melawan arus yang dapat mengerti pasal ketiga hal tersebut.

Transisi kharisma yang apik termuat dalam diri Winter, sementara Karina hanya menguasai pembiasan gelora yang tajam. Angan yang mengarah pada keabadian pun menyimpang menjadi genosida amor, melahirkan elemen baru bernama anomali cinta.

Lalu siapa yang mengantongi afeksi hati yang kuat?

Semua pasangan cinta khawatir akan keberadaan orang ketiga yang gemar mencuri kepingan pertama. Dalam kisah paralel antara Karina dan Winter, kiat utamanya berada di tangan Baek Ahreum, perempuan yang menjadi sumber perkara sekaligus juru kunci atas hubungan Karina dan Winter. Gadis muda tersungging saat notifikasi ponsel menunjukkan pesan singkat dari Ahreum, ia mendapat invitasi berkencan.

From: Reumie <3

Mau ke hotel?

Winter pikir ini perkara legal. Lagipula dirinya sudah melepas label taken, maka ia berkuasa penuh atas kebebasannya sendiri. Sekali-kali dirinya memerlukan hiburan, rehat dari kepenatan jadwal serta interaksi mengerikan dengan tiga malapetaka. Kepala Winter sudah membayangkan pasal Ahreum. Perempuan yang cantik, terampil, prodeo pula. Winter sadar hidupnya tak seburuk yang ia pikirkan sebab keberadaan Ahreum yang selalu menghiburnya di waktu sulit.

Kesenangan tak bertahan lama, itu pudar ketika Karina keluar dari kamar, menggenggam besi bulat berwarna rose gold. Itu cincin persahabatan Karina dan Ahreum sewaktu trainee. Ekspresi Karina terkesan palsu dan fasik sejak pertikaian yang ia lakukan dengan Winter semalam.

"Darimana kau dapatkan cincin ini?"

"Kau tidak punya kepentingan apapun dengan benda itu."

Winter benci ketika dirinya terpojokkan oleh fakta palsu yang tak masuk akal. Rahangnya mengeras, berjuang untuk tidak menciptakan adu mulut sesi kedua dengan Karina. Pernyataannya memang benar, Karina tidak punya kepentingan apa-apa tentang asal muasal cincin itu. Namun siapa sangka bahwa cincin itu juga sempat menjadi miliknya sewaktu ia belum mengenal Winter. Karina berjalan mendekat, menampakkan wajah serta manik yang kiranya sudah berkaca-kaca. Ia tak bisa membohongi dirinya yang terus menyangkal akan omongannya sendiri. Melihat Winter yang kehilangan rasa cinta membuatnya sadar bahwa keadaan sudah berbalik.

"Minjeong-ah."

Karina tertegun. Meratapi isi hatinya dengan cinta hanya untuk seseorang yang tak menaggapinya seperti sedia kala. Semuanya berubah entah sejak kapan dan mengapa. Ketidakmungkinan apalagi yang bisa ia sangkal jika Winter sudah menjatuhkannya pada prioritas kesekian.

"Apakah terlalu sulit bagimu untuk berkata jujur padaku?"

"Apa yang ingin kau dengar dari mulutku?"

Filosofinya pasal cinta dan hubungan intim. Dua hal yang berkaitan erat namun pada hakikatnya tak benar. Cinta itu misterius, hubungan intim itu firdaus. Tak semua manusia menjatuhkan beban yang sama pada kedua kondisi itu, mayoritas memilih hubungan intim sebagai prioritas lalu disusul dengan cinta, lalu Winter, dengan bangga dan terhormat menjadi salah seorang dalam kumpulan mayoritas manusia tersebut. Daya pikirnya terhambat oleh satu perempuan yang merajalela di benaknya. Baek Ahreum. Winter tak bergeming saat Karina mulai mengeluarkan isak tangisnya, kecewa terhadap pernyataan gadis kesayangan yang telah berubah menjadi buas akibat racun yang belum diketahui penawarnya.

Be My AeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang