13

4.3K 367 104
                                    

"Selamat pagi." Jungkook menyapa lembut ketika Rose membuka matanya.

Sudah hampir setengah jam yang lalu Jungkook bangun. Tetapi tidak bergerak dari ranjang. Dia berbaring miring di sana, bertumpu di sikunya dan memandang istrinya yang sedang tertidur pulas di sampingnya.

Jungkook suka memandangi Rose, dia bisa melakukannya berjam-jam tanpa bosan. Dan kesadaran bahwa sekarang sebagai suami Rose dia bisa melakukan itu, membuatnya bahagia.

Rose mengerjapkan matanya. Butuh beberapa lama sampai dia menyadari ada di mana dan apa yang terjadi.

Ingatan tentang malam pertama kemarin membanjirinya, dan membuatnya merona malu.

Jungkook sendiri tampak tidak peduli, lelaki itu menelusurkan jemarinya ke sepanjang pinggul Rose dengan menggoda.

"Apakah tidurmu nyenyak?"

Jungkook menatap Rose dengan mesra, membuat Rose kehabisan kata dan hanya bisa menganggukkan kepalanya.

Jemari Jungkook menelusuri makin berani, dan menyentuh kewanitaan Rose, "Di sini masih sakit?" Jungkook mengusapnya lembut. "Ah, Rose ku yang lugu... maafkan aku karena harus menyakitimu."

Nafas Jungkook agak terengah dan karena mereka berdua telanjang bulat, Rose bisa melihat betapa kejantanan Jungkook telah menegang keras lagi. Tetapi lelaki itu tampak menahan diri, dia mengikuti arah
pandangan Rose dan tersenyum.

"Seperti yang selalu kubilang, aku selalu mengeras kalau bersamamu, karena kau membuatku begitu bergairah..." Jungkook mengelus pipi Rose dengan lembut, "Tapi hari ini kita akan menghormati hilangnya keperawananmu dengan tidak menyentuhmu dulu."

Rose tersenyum, hatinya terasa hangat menerima kelembutan Jungkook ini. Lelaki ini tampak bersungguh-sungguh dengan perkataannya, dan sejak pernikahan mereka, dia selalu diperlakukan dengan hormat dan penuh kasih.

"Terimaksih Jungkook."

"Sama-sama istriku." Jungkook mengecup ujung hidung Rose dengan lembut, "Oh ya... mengenai pulau yang diceritakan Lisa pada saat acara makan setelah pernikahan kemarin.... Maafkan aku tidak membicarakan sebelumnya denganmu, sebenarnya itu akan menjadi kejutan bulan madu kita."

"Kejutan lagi" Rose menggumam tanpa sadar menatap Jungkook dengan pandangan menuduh.

Jungkook terkekeh, menarik Rose ke dalam pelukannya. Tubuh mereka telanjang, hangat, bahagia dan terpuaskan karena percintaan mereka semalam. Jungkook memang ereksi tetapi dia tidak peduli. Yang utama bukanlah memuaskan hasratnya kepada Rose, yang utama adalah berada di dekat Rose, berdua dan bahagia.

"Pulau itu sangat indah, aku mewarisinya dari ayahku, penduduknya sebagian besar
nelayan dan beberapa bekerja kepadaku... kita bisa menikmati waktu berdua di sana, saling mengenal lebih dalam." Tatapan Jungkook menjadi intens, "Aku yakin, kalau kita saling mengenal lebih dalam, kita akan menyadari bahwa kita adalah pasangan yang cocok."

Pasangan yang cocok. Mungkinkah? Dia perempuan biasa yang hidupnya serba biasa-biasa saja, dengan Jungkook yang semua di dirinya begitu luar biasa.

Rose melirik ke arah kejantanan Jungkook, bahkan 'itu'nya pun luar biasa.

Pipi Rose menjadi memerah karena
pemikiran spontannya itu.




***



Perahu boat membawa mereka mendarat ke anjungan pulau itu. Beberapa orang tampak sudah menunggu di sana.

Jungkook membantu Rose turun dari kapal dan menggendongnya ketika mereka harus melalui bagian laut yang dangkal sebelum melangkah ke arah pantai berpasir yang luar biasa indahnya.

Unforgiven Hero :: RosekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang