3

2.9K 455 65
                                    

Dia memang tampan. Sangat. Sayang terlalu tampan. bukan tipeku. Rose langsung memutuskan pada tatapan pertama mereka.

Sementara itu bos barunya itu hanya menatapnya dengan tatapan menilai-nilai, menimbang-nimbang. Sehingga hening cukup lama dan Rose tak juga dipersilahkan duduk.

"Duduklah." Mr. Jk tampak tersenyum kecil, seperti puas karena telah memutuskan sesuatu, "Kau tahu siapa saya?"

Pertanyaan apa itu? Batin Rose tanpa sadar mengernyit, tentu saja dia tahu.

Mr. Jk tersenyum lagi, seperti menyadari retorika dalam pertanyaannya, "Ah, maaf saya sedikit gugup."

Sekali lagi Rose mengernyit, gugup? Karena bertemu dengannya? tidak mungkin. Pasti bosnya ini sedang gugup karena sesuatu yang lain.

"Kita belum berkenalan."

Lelaki itu lalu mengulurkan jemarinya yang ramping ke arah Rose dan mau tak mau Rose menyambut uluran tangan itu.

"Kita langsung bersikap informal saja, mengingat saya dan kau akan sering sekali berhubungan, apalagi saat Joy memulai periode cuti hamilnya, kau bisa panggil saya dengan sebutan Mr. Jk saja." gumam lelaki itu setelah melepaskan genggaman tangannya yang kuat.

'Saja'. Rose kadang-kadang merasa geli dengan ketajamannya menganalisa setiap kata perkata, tetapi itu memang tidak bisa ditahannya.

Kenapa Mr. Jk menggunakan kata
'saja' di akhir kalimatnya? Bukankah namanya memang Jk?

Lelaki itu berdehem, "Mungkin kau bertanya-tanya kenapa kau dipanggil masuk ke perusahaan ini, saya mempunyai referensi dari universitasmu bahwa kau adalah lulusan terbaik disana, dan saya sangat senang memberikan pengalaman dan ruang untuk lulusan baru sepertimu agar bisa mengeksploitasi kecerdasan dan kemampuan kalian, saya senang mempekerjakan lulusan-lulusan baru,"

Mr. Jk tampak tersenyum dan Rose sedikit bergetar ketika menyadari, bahwa jika tersenyum lelaki itu tampak luar biasa tampan.

"Karena lulusan baru biasanya lebih mudah diajari cara-cara modern, mereka mudah menyerap ilmu dan yang pasti mereka sangat bersemangat."

Mr. Jk berhenti sejenak untuk melihat apakah Rose mendengarkan kata-katanya, lalu melanjutkan.

"Itu juga yang saya harapkan dari kau, kemampuan untuk menyerap ilmu baru dengan cepat dan semangat yang luar biasa tinggi, bisa?"

"Bisa," Rose menjawab dengan cepat, mantap. Dia yakin bisa, dia sangat bersemangat untuk mempelajari hal-hal baru di sini, dunia kerja adalah hal baru baginya dan dia yakin dia memiliki kemampuan untuk belajar secara cepat.

"Bagus," Mr. Jk mengangguk puas, "Melihat dari bagusnya angka akademismu, saya yakin kau juga akan bagus pada prakteknya, kalau begitu, selamat datang di perusahaan ini nona Rose, semoga kerjasama kita baik sampai kedepannya," Lelaki itu mengulurkan tangannya lagi, dan tersenyum sangat manis, "Saya sangat mengharapkanmu, Rose."

Rose menerima uluran tangan itu dengan formal, "Baik, saya akan berusaha sebaik mungkin," kemudian dia berdiri dan berpamitan kembali keruangannya.

"Oh. Rose?"

Rose yang sudah di depan pintu dan bersiap membukanya menoleh ke arah Mr. Jk yang masih duduk tegak di kursinya.

"Saya mendengar kau menggunakan transportasi umum kemari?"

Rose mengangguk, "Benar, saya menggunakan angkutan," jawabnya mengernyit dan bertanya-tanya, bukankah informasi seperti ini sepertinya kurang penting untuk diketahui oleh seorang big boss?

Unforgiven Hero :: RosekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang