"Lihat, Seokjin menggila, dia memasak begitu banyak kue untuk sarapan."
Jungkook mengoleskan mentega lembut ke permukaan muffin panas, membuatnya meleleh dan berkilauan dengan aroma manis yang harum ke seluruh penjuru dapur.
Seokjin yang sedang mengaduk sesuatu di dalam panci hanya tersenyum mencela dan melanjutkan kegiatan memasaknya.
Mereka sarapan di dapur yang menghadap ke timur, tempat sinar matahari pagi langsung masuk dan menghangatkan mereka. Menu sarapan mereka luar biasa, Muffin madu, biskuit kacang dan kelapa, telur orak-arik yang rasanya fantastic dan satu Loyang besar pie apel hangat yang baru dikeluarkan dari oven.
Memang benar kata Jungkook, Seokjin menggila dalam memasak. Sepertinya dia terlalu senang karena tuannya datang, dan akhirnya ada yang bisa dia buatkan masakan istimewa.
Pagi ini seindah pagi-pagi yang lain. Rose sampai tidak sadar bahwa mereka sudah melewatkan beberapa hari di pulau indah ini. Berbulan madu. Begitu kata orang-orang. Dan memang itulah yang terjadi. Mereka benar-benar bersenang-senang sepanjang hari, makan, mengobrol, membaca, bercanda, dan bercinta dengan begitu panas di malam harinya.
Pipi Rose memerah, mengingat malam-malam panas mereka. Jungkook benar-benar lelaki yang sangat bergairah.
Di pagi hari, saat mereka sudah bercinta semalaman, lelaki itu masih bangun dengan kejantanan mengeras dan mereka bercinta lagi. Seperti kata Jungkook kepadanya dulu, lelaki itu memang selalu bergairah kepadanya.
"Seokjin tampaknya sedang memasak besar hari ini." Rose berbisik pelan sambil melirik ke arah Seokjin yang tampak sibuk.
Jungkook tersenyum simpul, "Memang, aku memintanya untuk menyiapkan makanan kita untuk seharian."
"Seharian?" Rose mengernyit.
Seokjin biasanya selalu ada setiap saat di rumah ini. Begitu juga dengan para pelayan lainnya. Mereka selalu ada untuk mempersiapkan seluruh kebutuhan mereka, setiap saat.
"Aku meliburkan semua pelayan mulai nanti siang sampai besok pagi mereka baru kembali. Seokjin juga. Karena itu Seokjin memasakkan kita makan siang dan makan malam untuk dihangatkan nanti malam."
"Kenapa kau meliburkan semua pelayan?"
Jungkook tersenyum nakal, lalu mendekatkan bibirnya ke telinga Rose dan berbisik menggoda, "Karena aku ingin hari ini kita di rumah seharian, hanya berdua."
Pipi Rose memerah.
Apa sebenarnya yang direncanakan oleh Jungkook?
***
Rumah itu benar-benar benar sepi ketika para pelayan tidak ada di rumah, biasanya setiap saat Rose akan berpapasan dengan para pelayan yang lalu lalang mengerjakan sesuatu di rumah ini. Sekarang suasana hening, tidak ada suara percakapan di lorong, kesibukan di dapur maupun suara langkah kaki orang-orang yang lewat.
Rose dan Jungkook menghabiskan hari itu dengan di perpustakaan. Jungkook mengatakan akan menyeselesaikan beberapa pekerjaan sedangkan Rose memilih untuk membaca.
Perpustakaan di rumah pantai itu cukup lengkap, dengan berbagai bacaan ringan di sana, koleksi milik ayah Jungkook. Sepertinya ayah Jungkook benar-benar berniat untuk bersantai ketika mengisi buku-buku untuk perpustakaan ini.
Tanpa sadar hari sudah siang ketika Jungkook mengangkat kepalanya dan bergumam, mengalihkan Rose dari bacaannya yang menarik.
"Aku lapar."
Rose menutup bukunya dan tersenyum lembut, "Aku akan menyiapkan makanan."
Jungkook telah menyiapkan semuanya dan memberitahu Rose cara menghangatkan makanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgiven Hero :: Rosekook
RomanceJeon Jungkook adalah seorang pengusaha sukses keturunan dari keluarga kaya yang berpengaruh. Tetapi sebenarnya Jungkook menyimpan rasa yang dapat menyiksa hidup. Di masa mudanya, Jungkook pernah menyebabkan kecelakaan parah yang membunuh seorang so...