Bab 27

98 13 0
                                    

Lomba Pidato Tahunan Antar SMU

Aula Gedung Pertemuan Mulia

Perwakilan SMU Harapan Bangsa



Judul pidato: Keistimewaan Anak Remaja



Salam saya untuk semua hadirin dan juri lomba tahun ini. Nama Gia Santi dan saya adalah seorang remaja. Saya seorang remaja perempuan di masa-masa paling membingungkan.

((bunyi mikrofon))

Tes. Tes.

((volume disesuaikan))

Secara biologis, remaja adalah masa perkembangan peralihan manusia berumur belasan dari anak-anak ke orang dewasa. Yeah. Semua juga tahu itu. Apa yang istimewa dari remaja?

Bagiku masa remaja adalah masa paling membingungkan. Aku tidak bisa lagi dianggap anak-anak tapi juga tidak cukup dianggap sebagai orang dewasa.

Saat aku ingin bersenang-senang, orang tuaku akan bilang dengan nada tinggi kalau aku tidak boleh kekanak-kanakan. Saat aku ingin memberikan masukan pada yang lebih tua, mereka akan bilang tahu apa kamu soal hidup.

Jadi aku bingung sendiri. Remaja itu seharusnya seperti apa? Aku seperti dilempar ke area tidak bertuan. Aku tidak tahu tentang diriku sendiri.

Mungkin ini kedengaran seperti keluhan panjang tidak berujung. Aku yakin hadirin dan... ehem, para juri menunggu sesuatu yang sangat luar biasa di bagian akhir.

((jeda))

Tentu saja ada.

((jeda lagi))

Sedikit.

Bagian paling kecil di ujung pidato.

((hadirin tertawa))

Dengan berat hati aku harus bilang delapan puluh persen isi pidato ini memang protes. Banyak aspek yang membuat kepalaku rasanya mau pecah karena pusing.

Aku tidak tahu kalau jadi remaja sangat tidak nyaman. Sebagai perempuan, badanku ditumbuhi bulu-bulu. Aku menstruasi dan butuh waktu lumayan lama menyesuaikan diri memakai pembalut di celana dalam. Emosiku naik turun lebih ekstrim dari roller coaster. Masalah kecil bisa memicuku untuk menangis.

Oh.

Jangan lupa. Masa remaja identik dengan persiapan masuk perguruan tinggi negeri. Sebagai anak dari pasangan ekonomi menengah biasa, orang tuaku cerewet dengan pilihan masa depanku. Ibuku bilang jangan pernah bermimpi kuliah di jurusan musik suling karena notasi balok tidak akan laku saat beli kentang di supermarket. Ayahku bilang meski lima tahun lagi tidak mengerti kosinus tangen dan segala macam turunannya, aku harus bisa menguasainya karena itu akan keluar di saringan masuk perguruan tinggi.

Belum lagi tentang pergaulan sosial. Kalau memang sekolah adalah miniatur dari realitas asli nanti saat dewasa, aku jadi ngeri sendiri. Anak kecil sangat polos saat memandang dunia. Orang dewasa bersikap baik karena pengalaman hidup. Remaja... remaja bisa sangat mengerikan.

Betapa menyebalkannya menjadi remaja.

Apa yang istimewa dari remaja?

((jeda))

Sampai kemudian aku sadar kalau ada hal yang hanya bisa dilakukan pada saat remaja. Sesuatu yang hanya datang di fase ini dan hanya datang dalam sekejap.

Kesempatan untuk berbuat salah

Anak kecil akan dilindungi orang tuanya dari segala macam bahaya. Mereka tidak boleh mengambil keputusan apa pun dan sebisa mungkin tidak tercemar dengan segala kejelekan dunia.

Orang dewasa punya terlalu banyak pertimbangan. Segala macam konsekuensi harus dipertimbangkan karena efeknya selain ke diri sendiri, bisa mempengaruhi banyak orang.

Remaja punya kesempatan berbuat salah. Konsekuensi masih kecil. Orang-orang akan maklum dan memberikan kesempatan kedua. Karena orang dewasa pernah menjadi remaja. Mereka tahu bagaimana rasanya jadi canggung, mencoba-coba sesuatu yang baru, merasa asing dengan dirinya sendiri, bangkit dari kegagalan, dan belajar menerima konsekuensi.

((jeda))

Masa remaja seperti kembang api yang berpijar, terang bersinar. Indah tapi berlalu begitu cepat. Kecantikannya hanya sesaat tapi meninggalkan kesan yang tidak terlupakan. Ini akan jadi kenangan yang terus membekas. Aku tahu karena orang tuaku sering bilang saat jaman muda dulu-

((hadirin tertawa))

Masa remaja menakutkan tapi juga menyenangkan.

Jadi, ayo berbuat salah.

((tawa))

Karena dari kesalahan-kesalahan saat ini... dari hukuman tidak bikin PR... dari pertengkaran dengan sahabat lama... dari keputusan bodoh yang menimbulkan bencana... orang dewasa yang bijak akan lahir.

Aku tidak ingin menyia-nyiakan keistimewaan ini.

Suatu saat nanti, ketika sedang mengingat masa lalu, aku ingin menjadi orang yang dengan bangga tersenyum dan bilang... ah, aku menghabiskan masa remajaku dengan maksimal.

Tidak ada yang kusesali.

Sebelum pijarnya hilang, ayo membuat kenangan.

((bunyi mikrofon dimatikan))

Diam-Diam SukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang