BAGIAN 4

26 7 7
                                    

Dikeesokan hari, seperti biasa Yuri berangkat sekolah, dan mampir ke warung Buk Mun.

[Dikelas]

"Eh cewek ganjen baru dateng!" Ucap Ica. Kedua temannya tersenyum sinis dan mendekati meja Yuri.

~Brukk~

Suara meja yang digebrug Asna dengan cukup keras dan tertawa setelahnya. Yuri diam saja sambil mendengarkan musik dari earphone miliknya.

Ica melepaskan earphone Yuri sambil berbisik, "Gue lagi ngomong sama Lo".

"Ada apa?" Tanya Yuri dengan nada santai.

Ketiga gadis tersebut mengoceh dihadapan Yuri tentang kejadian kemarin. Dimana mereka menganggap Yuri telah merayu anak laki-laki yang mereka sebut Revan. Yuri hanya mendengarkan tanpa ada celah untuknya bicara. Ya maklum saja Revan adalah siswa baru yang populer dan jarang masuk sekolah, Dia cukup dikenal sebagai cowok nakal yang suka bermain-main dengan banyak cewek, atau biasa disebut badboy. Meskipun begitu banyak yang mengidolakan sosok Revan karena ketampanannya dan tentunya uangnya.

Perlu diketahui Revan bukanlah sosok malaikat bermuka iblis yang bersedia membela yang lemah meskipun badboy. Dialah rajanya tukang bully, meskipun baru satu bulan disekolah sudah banyak siswa yang out atau dropout karena ulahnya.

Panjang lebar Ica and the genk membanggakan sosok Revan, tiba-tiba guru Kimia sudah masuk kelas dan menegur mereka.

~Tok...tok..tok...~

Suasana berubah menjadi pasar, meskipun ada Bu Ida yang terkenal galak. Karena semakin berisik Bu Ida membanting buku ke meja sambil berteriak tegas. Anak-anak diam mematung sambil membenahi rambut dan makeup mereka.

Sesosok siswa tiba-tiba nyelonong masuk dan dengan sopan bertanya pada Bu Ida, "Maaf, Bu, pagi-pagi mengganggu kelasnya." Ucapnya kalem.

"Kamu ya, ada apa jam pelajaran masih keluyuran?" Tanya Bu Ida kesal.

"Di kelas ini apa ada yang namanya Yuri? Soalnya saya keliling kelas tidak ada yang namanya Yuri." Tanyanya dengan tenang sambil melihat sekeliling kelas.

Mendengar namanya disebut, Yuri segera menyadari kalau siswa itu adalah Revan. Kini tatapan tajam dari teman sekelas tertuju pada Yuri. Begitu juga Bu Ida juga menatap tajam kearah Yuri.

"Tidak ada yang namanya Yuri!" Jawab Bu Ida semakin kesal.

"Tidak ada ya? Ah makasih Bu, maaf sudah mengganggu." Pamitnya dan pergi meninggalkan kelas sambil menatap Yuri dari jendela.

Bu Ida benar-benar geram dengan tingkahnya. "Sudah-sudah, kembali ke pelajaran lagi!" Ucap Bu Ida geram.

Pelajaran berjalan seperti biasa, meskipun Yuri jadi sering dipanggil untuk menjawab pertanyaan atau sekedar memberi contoh.

Bel istirahat berbunyi, semua siswi berhamburan ke kantin. Yuri tetap di kelas karena dia merasa akan ada sesuatu yang buruk jika dia meninggalkan kelas.

[5 menit sebelum bel masuk]

Ica and the genk kembali ke kelas dengan gaya sok berkuasa dan ditakuti, dia menyuruh Yuri membeli minum di vending machine. Yuri yang tidak punya rasa takut pada Ica, menolaknya dengan gaya khasnya yang santai.

"Yuri, beliin gue cola dong di kantin" Pinta Ica.

"Beli aja sendiri" Jawab Yuri santai.

"Lo berani ngelawan, ya" Ucap Vey kesal.

Yuri meneruskan kegiatannya membaca komik sambil mendengarkan musik. Namun sesorang menumpahi komik yang dibaca Yuri dengan es teh lengkap dengan es batunya. Yuri tersentak kaget dan berdiri, membersihkan bajunya yang terciprat es teh.

~jdukk~

Kepala Yuri menghantam dagu seseorang yang berdiri dibelakangnya. Sontak orang itu kaget dan kesakitan sambil menutupi dagu dan mulutnya. Yuri yang menyadari telah menghantam seseorang berbalik menoleh kearah sosok tersebut yang ternyata Revan. Detak jantung Yuri berdegup tak karuan mengetahui dia Revan. Sepertinya perasaan yang dirasakan Yuri tadi tetap akan terjadi meski dia tak pergi ke kantin.

Hai..

Gimana cerita kali ini menurut kalian?

(Mohon maaf ya jika ada salah kata atau pengucapan bahasa yang kurang tepat.)

(Penulis akan sangat berterimakasih jika pembaca berkenan memberikan comment di setiap cerita yang penulis update.)

(Oh iya! Pembaca juga bisa memberikan kritik dan saran yang membangun untuk penulis juga loo!)

TERIMAKASIH SUDAH MAMPIR DI CERITA INI

Nantikan Update selanjutnya ya??

(Terima kasih) :)

When We Were YoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang