BAGIAN 12

2 1 0
                                    

Sepanjang koridor sekolah heboh dengan pertunjukan yang bahkan tidak pantas untuk ditonton.

Revan sedang berkelahi dengan Sean di halaman basket saat ini.

Yuri yang mendapati kedua sahabatnya sedang adu jotos segera berlari mendekat. Namun, fakta baru terungkap ketika dia sudah sangat dekat dengan kedua remaja itu.

Tak ada yang bisa mendengar percakapan mereka karena mereka berada ditengah lapangan basket jauh dari sorak-sorai siswa lainnya.

"Kenapa Lo gak bilang kalo Lo anak bokap gue, bangsat!!" Ucap Revan dengan kesal seraya menerbangkan satu pukulan ke pipi Sean dan berhasil membuat darah segar mengalir di bibir merah itu.

Sean yang tersungkur menahan tangan Revan yang mencengkeram kerah lehernya. Wajah Revan memerah, napasnya memburu.

"Sialan!" Teriak Revan kesal.

Brug!

Sean akhirnya membalas pukulan Revan yang mulai melemah.

"Gue juga baru tau sekarang dari mulut bangsat Lo, bangsat!!!" Teriak Sean yang kini ikut tersulut kemarahan.

Yuri yang sedari tadi mematung setelah mendengar perkataan mereka, kini kembali tersadar dan segera mendekat lagi.

"Woo udah! Berhenti!" Teriak Yuri melerai.

Kedua manusia yang adu jotos tak menghiraukannya. Mereka masih asik saling pukul.

Tak berselang lama, pekelahian mereka bisa dehentikan karena beberapa guru sudah dilokasi dan kedua remaja tersebut dibawa ke ruang BK.

Hening seketika, apa yang terjadi jika seorang anak tunggal dari pendiri SMA Jayn masuk ruang BK? Ah, tapi sekarang Revan bukan anak satu-satunya dari pendiri SMA ini.

Namun karena Revan menutup rapat jati dirinya, jadi dia sudah terbiasa keluar masuk BK. Tapi Sean? Mantan ketua OSIS tersebut harus merasakan panasnya ruang BK untuk pertama kali.

"APA YANG TELAH KALIAN LAKUKAN?!!!" tanya Pak Roman dengan penuh penekanan didalamnya.

"..." Kedua remaja tersebut hanya menutup rapat mulutnya.

"BAPAK TANYA SEKALI LAGI! APA YANG TELAH KALIAN LAKUKAN??!!"

"Biasalah pak anak lakik" ujar Revan menjawab.

"Berantem diarea sekolah itu hal biasa menurutmu?" Tanya pak roman lagi.

"Maaf pak, kami salah!" Ucap Sean menengahi perdebatan Revan dengan gurunya.

"Sadar kalian kalau itu salah?" Tanya pak Roman kesal.

"Tinggal hukum ajalah pak.. lama amat!" Gumam Revan yang masih bisa didengar pak Roman.

"Mau dihukum ya?, Emm.. bersihkan seluruh kamar mandi disekolah ini! Sekarang!" Perintah pak Roman.

"Oke!" Jawab Revan dan pergi dari ruang BK tanpa menoleh ke arah Sean.

Sean hanya menatap punggung sahabatnya itu dengan sedikit khawatir.

                      ****

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

When We Were YoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang