Sebulan telah berlalu, Yuri pun menjalani kegiatannya seperti biasa. Ketemu Revan yang selalu mengikutinya, kultum Ica, Dua hal tersebut kini menjadi rutinitas.
"Buk Mun, nasi campur ya dong sepiring sama minumnya kek biasa" pinta Yuri lemas.
"Siap neng" jawab buk Mun seraya membuat pesanan Yuri.
"Yuriiii" panggil seseorang yang sudah tak asing lagi baginya.
Yep! Itu suara Revan yang datang mengganggunya.
"Cantik-cantik budek" cibirya sambil menyikut lengan Yuri.
Sean pun ikut bergabung duduk di samping Yuri.
Yuri tak merespon sama sekali. Seperti sudah bosan dengan mereka berdua.
"Suutt, gue ada kerjaan baru buat Lo nih. Lumayan bayarannya gede, cuma modal otak dan sabar" celetuk Sean pada Yuri.
Pesanan Yuri tiba, disambung kedua makhluk tersebut yang memesan makanannya masing-masing.
"Kerja apaan?" Tanya Yuri datar.
"Jadi guru privat buat gue" celetuk Revan tiba-tiba.
Yuri sudah berkali-kali dimintai tolong oleh Revan untuk mengajarinya pelajaran yang tidak dia bisa. Sedikit peningkatan nilai pada nilai ujian Revan membuat ayah Revan semakin tegas padanya.
"Bokap Revan udah tau tentang Lo, dia nyuruh gue buat ngomongin ini ke Lo. Gimana? Ini langsung bokapnya Lo yang minta" tanya Sean mantap.
"Gue pikir-pikir dulu" jawab Yuri sambil makan makanannya.
Dua cowok itu hanya manggut-manggut, merespon perkataan Yuri.
***
Tibalah mereka bertiga dirumah Revan yang bisa dibilang mewah, seperti rumah ala-ala artis papan atas.
"Wah siapa ini...?" Tanya seorang wanita 40 an tahun sambil mendekati Revan dan 2 sahabatnya.
"Kenalin ini nyokap Gue. Pasti kenalkan Lo." Ucap Revan memperkenalkan mamanya.
Pantesan rumahnya begini, orang yang tinggal bawa emang artis papan atas yang sangat kontroversial.
"Yuri, Tante" salam Yuri sambil gugup tak menyangka bisa salaman dengan artis.
"Sarah, mamanya Revan" jawabnya.
"Mari masuk.. aduuhh gak usah sungkan begitu. Revan dan temen-temen nya juga sering main kerumah" lanjutnya mempersilahkan mereka duduk.
Sean dan Revan langsung duduk begitu juga Yuri yang langsung ditarik duduk oleh Sean.
"Gak usah banyak melongo, ileran tuh" cibir Sean kemudian.
"Ini seriusan? Lo anaknya Mbak Sera? Serius?" Bisik Yuri setelah mamanya Revan melenggang ke dapur.
"Jangan panggil Mbak, kegeeran nanti nyokap gue." Jawab Revan menimpali.
Tak lama Tante Sarah kembali dengan membawa nampan berisi jus dan kue.
"Ayok silahkan dinikmati" ucapnya.
"Aduh, tidak usah repot-repot, Tante" jawab Yuri tidak enak
"Ga repot kok, Tante malah senang banget bisa ketemu Yuri. Revan dan Sean ini pelit omong, tapi yang Tante dengar dari obrolan mereka selalu ada nama Yuri. Jadi Tante penasaran." Jelasnya.
"Panggil papamu sana!" Perintah Tante Sarah pada anaknya.
Seakan tak percaya, ketika mendapati Revan turun dengan Papanya. Yuri melihat sosok yang sering dikeluhkan Revan ini adalah Pemilik Sekolahnya, Albert Van Jayn. Setelah diingat-ingat nama Revan juga berakhiran Jayn.
"Lah, bukan Jayen ternyata Jayn" batin Yuri.
"Duduk!" Ucap pria 50 an tahun itu.
Terlihat aura karismatik dan ketegasan dari Papanya Revan.
Mereka berlima berbincang-bincang santai sampai akhirnya Yuri ditawari kontrak kerja untuk jadi guru privat Revan selama kurang lebih 5 bulan sampai hari kelulusan.
Seperti yang dibilang Sean, gaji yang didapat lumayan besar, yang akan diterima per bulannya. Tak menolak kesempatan, karena orang tua Revan juga positif mendukung Yuri menandatangani kontrak tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
When We Were Young
RomanceMejaku terlihat penuh dengan sampah, aku hanya diam dan memunguti sampah itu. Sebenarnya kalau aku mau aku bisa saja mematahkan kaki atau tangannya atau bahkan lehernya. Hanya saja aku tak ingin menodai sabuk hitamku hanya untuk hal ini. ... "Lo itu...