Tiga hari Yuri bolos sekolah setelah menerima paket itu. Dengan datangnya surat panggilan dari BK Yuri dengan terpaksa harus kembali sekolah.
Perjalanan menuju ruang BK terasa begitu jauh sekarang. Sesekali Yuri terlihat berhenti dan melamun, lalu berjalan lagi.
"Assalamualaikum.." salam Yuri ketika masuk keruang BK.
Disana sudah ada beberapa siswa yang dihukum karena ketauan berantem. Mereka disuruh berjongkok dengan satu kaki dan kedua tangannya memegang telinga.
Guru BK, Bu Indar yang mengetahui Yuri sudah datang disuruh ikut masuk ke ruangannya meninggalkan beberapa anak yang dihukum tadi.
"Yuri, beberapa hari ini kenapa kamu tidak masuk ke sekolah?" Tanya Bu Indar tegas.
"Sakit, Bu." Jawab Yuri singkat.
"Kalau sakit kenapa tidak mengirimkan surat ijin sakit?" Tanya Bu Indar sedikit menaikkan suaranya.
"Karena saya sedang sakit, Bu" Jelas Yuri kemudian.
"Iya!! Terus kenapa tidak membuat surat ijin sakit?!!" Suara tinggi Bu Indar yang mulai kesal.
"Ini Bu suratnya, saya tidak bisa mengantar suratnya ke sekolah karena saya sakit, saya juga tidak ada orang untuk mengantar suratnya ke sekolah, saya juga tidak bisa mengirim pesan karena saya tidak punya ponsel, saya tidak tinggal dengan orang tua atau keluarga Bu, saya disini ngekos." Jelas Yuri sejelas-jelasnya agar tidak ditanya-tanya lagi.
"Kalau begitu saya akan panggil orang tuamu kemari!" Tegas Bu Indri lagi.
"Mereka tidak akan datang, Bu. Karena saya sudah di buang!" Jawab Yuri dengan wajah pucatnya sambil menunduk.
Yuri memang masih demam, wajah pucatnya kini disadari oleh Bu Indar guru BK nya itu. Dengan perasaan agak terkejut dari ucapan Yuri, Bu Indar pun tak mengindahkan nya. Di telponnya wali Yuri saat itu juga. Ayah Yuri tak menganggap telponnya karena diluar jangkauan, sedangkan saat telpon mamanya diangkat setelah beberapa kali penolakan.
Awalnya biasa-biasa saja setelah Yuri yang berbicara untuk menjelaskan keadaannya suara mamanya berubah.
"KURANG AJAR! Kenapa hidupmu selalu membuat gue susah hah!? Bikin gue repot terus!! Lo harusnya bersyukur masih idup!! Jangan banyak ulah!! Udah gue sibuk!! Bilangin ke guru Lo jangan seret-seret gue lagi!!" Teriak mamanya ditelpon.
Bu Indar terlihat sangat terkejut mendengar perkataan mamanya. Bagaimana tidak? Suara telponnya di loudspeaker, sehingga terdengar keras.
Yuri dengan wajah datarnya tak mengambil hati omongan mamanya yang selalu kasar. Hal ini sudah seperti biasa terjadi kepadanya.
"Mama saya tidak bisa hadir, Bu" ucap Yuri membuyarkan keterkejutan Bu Indar.
Bu Indar lalu menyuruh Yuri untuk kembali ke kelasnya.
Seluruh orang di ruang BK mematung melihat Yuri keluar dari ruangan Bu Indar. Mereka mendengar semua, termasuk beberapa siswa yang dihukum tadi.
![](https://img.wattpad.com/cover/218195543-288-k684013.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
When We Were Young
RomansaMejaku terlihat penuh dengan sampah, aku hanya diam dan memunguti sampah itu. Sebenarnya kalau aku mau aku bisa saja mematahkan kaki atau tangannya atau bahkan lehernya. Hanya saja aku tak ingin menodai sabuk hitamku hanya untuk hal ini. ... "Lo itu...