Hansel menghela napas selepas rapatnya siang itu. Proyek bulan depan memang bukan main-main. Ia dipusingkan juga dengan hal-hal tidak penting lain yang tiba-tiba saja mengganggu pikirannya.
"Sel, makan siang diluar yok," ajak Cade. Waktu memang sudah menunjukkan istirahat makan siang.
Hansel mengangguk
"Bisa botak kepala gue mikir proyek ini." gerutunya.
"Weeee masa pekerja berpengalaman pusing proyek ginian doang," goda Cade sambil merangkul sahabatnya itu menuju lift.
Mereka makan disebuah tempat makan yang tidak jauh dari kantor. Cade memesan beberapa menu indonesia kesukaannya. Hansel hanya mengikuti sahabatnya itu. Terdapat keheningan saat mereka makan. Hanya terdengar bunyi dentingan sendok yang bertemu dengan piring.
"Sel," panggil Cade. Yang dipanggil hanya bergumam.
"Kalo gue boleh tau lo tuh udah jatuh cinta sama Nana kan?" pertanyaan itu membuat gerakan Hansel menyuap makanan terhenti.
"Kenapa lo nanya kayak gitu?" tanya Hansel.
"Pagi tadi." jawab Cade. "Sebelumnya juga sih tapi masih belum jelas. Tapi pagi tadi kejawab semuanya."
Hansel menaikkan sebelah alisnya, kemudian kembali menyuap nasi di sendoknya.
"Nggak," ucapnya kemudian.
"Lah terus? Alasan lo telat pagi ini pasti gara-gara Nana kan?" tebakan Cade memang mematikan. Selalu tepat sasaran dan itu agak menyulitkan Hansel.
"Gue bangun kesiangan. Itu alasan gue telat." ucap Hansel.
"Gak boong kan lo?"
Hansel mengangguk. Ia berekspresi datar seperti biasa.
"Tapi gue tau karena kita sama-sama cowok." Cade memasukkan suapan makanannya ke dalam mulut. "Lo tuh udah cinta sama Nana. Secara gak langsung, di bawah alam sadar lo, Nana tuh udah bikin spanduk gede banget di hati lo."
Hansel berdecak. Perumpamaan macam apa itu.
"Gak usah sok tau lo, kutil."
"Sampe besok-besok Nana keluar sama cowok, jangan lo nangis-nangis merajuk depan gue!"
Hansel hanya terdiam sambil memainkan ponselnya. Ia menyesap minumannya dan pikirannya terbang ke kejadian bodoh pagi tadi. Mungkin Cade memang tidak salah 100%?
"Lo gak penasaran kenapa Gavin bisa tau soal Nana?" ucap Cade. "Gue penasaran setengah mampus."
Hansel menaikkan pundaknya.
"Lo ikhlas gak kalo gue comblangin aja si Nana sama Gavin?" tanya Cade. Wajah Hansel terlihat lebih tidak peduli daripada terusik.
"Ya kalo Nana-nya mau."
"Yeeeee pede banget lo. Emang Nana maunya cuma sama lo?!" seru Cade. "Sel.."
"Apalagi?!"
"Gue sebenernya liat yang lo sama Nana lakuin di reunian. Pas panggung udah rame nyanyi-nyanyi terus lo berdua kode-kodean ke belakang, trus gue ikutin, trus gue liat se.mu.a.nya.."
Hansel yang mendengar itu langsung tersedak minumannya sendiri.
"Lo liat apaan?" tanyanya panik bukan main.
"Pokoknya gue liat semuanya. Udahlah Sel, akui aja kalo lo itu udah kepincut alias cinta sama Nana! Susah banget lo jadi cowok!" ujar Cade. "Lagian lo bisa boongin semua orang, tapi lo gak bisa boongin gue!"
"Boong kan lo? Gue tau lo gak ngikutin gue. Lo aja sibuk makan cimol." sergah Hansel.
Cade menggeleng-gelengkan kepalanya dengan mimik muka yang terlihat mengejek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Bridge [Proses Remake]
Romansa"Gue bakal bikin lo suka sama gue setengah mati!" ucap Audrina. "Astaga cewek aneh binti ajaib namanya Nana bikin gue sakit kepala. Dia sempet nyebarin undangan pernikahan ke rumah sakit tempatnya kerja sama ngabarin orang-orang tanggal pernikahan k...