Terdapat keheningan lagi saat Hansel terang-terangan mengucapkan itu. Kalau sudah begini, pikiran-pikiran Audrina mengenai kemungkinan yang selalu ia usir jauh-jauh, kali ini mengusik pikirannya lagi.
"Emang kenapa?" tanya Audrina.
Hansel menaikkan kedua bahunya.
"Gak ada alasan khusus."
Jawaban itu tentu bukan jawaban yang Audrina harapkan. Setelah semuanya, apakah ini bukan artinya sesuatu yang baru?
"Kalo jawaban lo masih berputar-putar kayak gitu, berarti lo gak punya hak buat mencegah gue buat ketemu dokter Radhian." tegas Audrina lantang. Ia mendorong Hansel sedikit menjauh, namun usahanya sia-sia. Tangan Hansel masih bertengger pada pinggangnya. Audrina jelas tidak tegas untuk hal satu itu.
"Emang atas dasar apa lo harus ketemu?" tanya Hansel sambil memiringkan kepalanya.
"Senior, junior!"
"Tapi dokter lo itu gak mikir kayak gitu." sergah Hansel.
"Terus maksud lo tadi itu apa? Mengancam gue buat gak ketemu?" seru Audrina. Ia sudah terlalu kesal dengan jawaban-jawaban Hansel yang terlihat menghindar dan berputar-putar disaat fakta di lapangan tidak seperti ucapannya.
"Kalo iya, kalo gue emang minta lo buat gak pergi dengan cara yang lebih pantes, emang lo bakal gak pergi?" tanya Hansel. Samar namun terdengar, tersisip nada kesedihan atau penyesalan disana. Audrina tidak dapat membedakannya.
Audrina menggangguk.
"Kalo lo emang keberatan, gue gak bakal pergi.." ucap Audrina. "Tapi untuk yang tadi, maksud lo apa? Kenapa? Mau apa?"
Hansel lagi-lagi terdiam seribu bahasa. Ia melepaskan rengkuhannya pada pinggang Audrina. Membuat Audrina akhirnya dapat menghirup oksigen dengan leluasa.
"Hansel! Lo gak bisa terus-terusan bikin gue bingung kayak gini!" seru Audrina menyusul Hansel yang tengah menghempaskan dirinya diatas sofa.
"Gue pusing, Na.."
"Hansel, lo brengsek banget sumpah!!" jerit Audrina. Napas wanita itu memburu, matanya memerah seperti menahan air mata yang selama ini hanya ia pendam. Hansel mengacak rambutnya sendiri. Sungguh hal bodoh yang Hansel lakukan dan membuat semuanya menjadi runyam.
"Terus lo maunya gue gimana?!" seru Hansel.
"Bilang kalo lo udah cinta sama gue! Bilang kalo lo gak mau kehilangan gue!!" jerit Audrina. "Apakah sesusah itu buat lidah lo ngomong kayak gitu?!"
"Kalo lo mau denger, gue bisa ngucapin itu berkali-kali di telinga lo. Tapi perasaan gue gak kayak gitu.."
Audrina merasa harga dirinya teriris. Laki-laki di depannya hanyalah seonggok manusia menyebalkan yang dengan bodohnya sudah ia cintai selama 9 tahun. Namun, Audrina tidak akan menyerah begitu saja.
Audrina mendudukkan dirinya pada sisi kosong di sebelah Hansel dan menangkupkan kedua tangannya pada kedua pipi Hansel, memaksa Hansel untuk menatap ke arahnya.
"Na--" suara Hansel terdengar lucu dengan bibir mengerucut mirip ikan koi. Audrina menjadi gemas.
"Liat mata gue terus bilang kalo lo gak cinta sama gue!" Audrina terus menahan pipi Hansel dengan kedua tangannya.
Hansel menatap ke netra milik Audrina.
"Gue gak cinta sama lo.." ucapnya datar dan lancar.
Audrina tahu, ini saatnya ia menggunakan sisi kegilaannya lagi. Audrina melepaskan tangannya pada pipi Hansel, membuat si empunya pipi mengelus pipinya yang sudah kemerahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Bridge [Proses Remake]
Romansa"Gue bakal bikin lo suka sama gue setengah mati!" ucap Audrina. "Astaga cewek aneh binti ajaib namanya Nana bikin gue sakit kepala. Dia sempet nyebarin undangan pernikahan ke rumah sakit tempatnya kerja sama ngabarin orang-orang tanggal pernikahan k...