1 - My Engineer

2.5K 89 2
                                    

"Malam, Dokter Nana." Ucap Alma--seorang perawat di rumah sakit Audrina bekerja. Ia menghabiskan 2 tahun terakhirnya bekerja di rumah sakit swasta yang sekarang sudah menjadi rumah kedua baginya.

"Iya mbak Alma." Jawab Audrina sambil mengucek matanya yang masih sayu. "Kemarin bau gak?" Tanyanya. Bau adalah sebutan yang umum di kalangan tenaga medis rumah sakit apabila malam itu pasien datang terus menerus tidak pernah berhenti. Audrina yang kemarin ketiduran--dan tentu saja kena marah dokter seniornya tidak tahu kondisi rumah sakit kemarin.

"Dokter Nana nih pasti dateng langsung nanya itu. Kalo jadi beneran gimana dok?" Protes Clariss--perawat yang terbilang muda dibanding perawat lain di rumah sakit itu.

"Aduuh perut gue lagi kram, Ris. Takut kumat pas depan pasien." Keluh Audrina. Itu yang menjadi alasan sebenarnya ia tidak datang jaga malam kemarin. Karena hal itu juga ia hampir dicap dokter tidak bertanggungjawab.

"Mau saya bawain obat, Dok?" Tanya Alma lagi.

Audrina menggeleng.

"Gue masuk resting dulu ya." Ucapnya kemudian disambut anggukan kedua perawat tadi. Resting adalah bahasa yang digunakan petugas kesehatan disana untuk ruang istirahat mereka. Ia berjalan gontai kearah resting dokter. Jaga malam memang sudah jadi makanan Audrina sejak 2 tahun lalu. Ia sebenarnya tidak masalah. Tapi karena keadaan itu, ia jadi lebih jarang bertemu dengan Hansel--sang pujaan hati yang bertepuk sebelah tangan sejak kuliah.

"Sebelum kerja, isi tenaga dulu ah." Gumam Audrina sambil senyum-senyim bego. Ia mengetik sebuah nama di ponselnya yang ia tulis 'My Engineer'. Suara deringan telepon membuatnya mengetuk-ketukkan kukunya yang tumpul ke meja. Sebuah suara menyambutnya malas.

"My engineer!" Pekik Audrina, membuat orang diseberang sana menjauhkan sedikit ponsel dari telinganya.

"Apaan sih lo nelpon gue malem-malem?" Ucap Hansel sewot.

"Gue mau denger suara cinta abadi gue--" seru Audrina bersemangat. Teman-teman satu shift jaga malamnya hanya geleng-geleng saat teman tidak warasnya itu menelepon seseorang yang selalu Audrina sebut calon imamnya.

"Gak penting banget lo." Ucap Hansel malas. Ia sudah menguap beberapa kali dan sebelum suara cempreng Audrina memasuki telinganya yang suci, ia sudah hampir tenggelam dalam tidurnya.

"Astaga Hansel lo gak boleh gitu sama calon istri lo." seru Audrina.

Tanpa menjawab apapun, Hansel langsung menutup teleponnya. Membuat Audrina bersungut-sungut.

Claudi-- teman satu shift Audrina hanya geleng-geleng di depan temannya itu. Ia tidak paham mengapa Audrina tetap menyukai Hansel yang sudah jelas tidak menyukainya itu. Dan perasaan bertepuk sebelah tangan Audrina sudah terjadi sejak kuliah semester 4.

"Udahan napa lo sungut-sungutnya. Jelek banget lo kayak pantat kodok." Seru Claudi.

"Sewot aja lo. Dijutekin lagi gue. Gapapa, sakit hati adalah makananku sehari-hari." ucap Audrina nanar. Claudi hanya menatap Audrina dengan iba. Ia bahkan tidak paham bagaimana Audrina bisa sangat berstamina dan sangat mahir di meja operasi serta merawat pasien tapi tidak dengan hal-hal diluar itu apalagi tentang cinta.

"Udah ah gue mau visit pasien gue. Semangat hatinya Nana yang udah patah berkali-kali." seru Claudi sambil menyambar stetoskop miliknya dan berjalan keluar resting. Audrina mendengus. Ia bersumpah setelah jaga malamnya, ia akan mendatangi Hansel dan langsung memeluknya.

****

Audrina menguap sudah ke 20 kali lebih pagi itu. Ia memasukkan tangan di jas putihnya sambil berjalan di koridor rumah sakit yang dingin dan sepi. Waktu menunjukkan pukul 5. Jaga malamnya tidak bau. Itu yang setidaknya membuatnya senang. Ia melirik lagi jam tangannya menunggu jam 6 dan segera lompat untuk ganti baju untuk bertamu ke apartemen Hansel. Kamar apartemen Hansel dan Audrina sebelahan. Tentu saja itu ulah Audrina yang membuntuti kemanapun Hansel pergi dan berakhirlah ia disana. Jerih payah Audrina mencari tahu keberadaan Hansel membuahkan hasil. Walaupun pada awalnya sifat dingin Hansel mampu membuat Audrina merasa kedinginan dan kaku setiap kali mencoba menggoda laki-laki itu. Menurutnya menjadi tetangga apartemen Hansel seperti memiliki orang yang menunggunya pulang setelah lelah semalaman jaga malam.

Your Bridge [Proses Remake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang