***
"Lebih baik lo kehilangan salah satu dari dua hal karena keputusan lo sendiri, daripada lo harus kehilangan keduanya karena permainan alam."
***
Author's POV
Kania, Ayunda, dan Karin sedang
berada di dalam coffeeshop sekarang. Mereka akan mengantarkan Karin kembali pada pacarnya.Ini merupakan ide Ayunda yang ingin melakukan kencan di hari minggu dengan Kania. Maka dari itu, ia dengan rela mengantarkan Karin kembali pada pacarnya. Mereka bertiga kini sudah duduk melingkar di dalam sebuah coffeeshop terkenal.
"Ken, lo ga minat ngebuka tudung jaket?"
Kania menggeleng, "sekali-kali mau jadi misterius."
Karin mencibir, "misterius engga, dikira mau nyuri iya."
Karin lalu menoleh pada Ayunda yang duduk tepat di depannya, "Lo juga. Ngapain pakai syal segala. Musim panas loh ini."
"Ini tuh Style, Fa--shion," eja Ayunda sambil mengeja kata fashion dengan jarinya.
Mereka lalu berbincang ringan sambil menunggu kedatangan calon pacar Karin. Masih calon, belum jadian. Dan itu berlanjut beberapa saat sampai dering telfon dari ponsel Kania menginterupsi mereka.
"Mbak, ijin angkat telfon dari mama dulu," ucap Kania sambil menatap Ayunda yang duduk bersebelahan dengannya.
"Hu um."
Setelah mendapat anggukan dari Ayunda, Kania bergegas keluar untuk mengangkat telfon.
Selepas kepergian Kania, tinggalah Ayunda dan Karin di dalam coffeeshop itu.
Karin menatap teman di depannya itu sambil tersenyum, lalu berucap "Ayunda, temanku yang baik budi pekertinya, pengertian, dan bertingkah laku sopan, kenapa elo kemarin malah main disaat gue nginep di tempat lo?"
Ayunda sedikit tertawa, "haha, ya maaf."
Karin, "Padahal gue kemarin batalin kencan bareng mas doi dan bela-belain temenin lo. Dan dengan tanpa dosanya, lo malah nyuguhin alunan musik yang sangat merdu ketika malam datang. Sialan."
Ayunda tertawa lagi sebab melihat Karin yang mencibirnya.
"Mana teriakannya kenceng lagi. Padahal gue udah pakai earphone, tapi gila, masih kedengeran."
Ayunda menghentikan tawanya, lalu matanya sedikit membulat ketika ia dengar temannya berbicara hal-hal begitu dengan santai, seolah tidak khawatir bahwa orang-orang di sekitar mereka akan mendengar obrolan itu.
"Ngomongnya juga jangan sambil teriak dong. Ntar yang lain denger gimana."
"Lo kemarin juga teriak tanpa takut gue denger tuh."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Gorgeous CEO [√]
ChickLit[ Completed ] Pertemuan tak sengaja di taman kota. Pertemuan tak direncanakan di tempat kursus model. Pertemuan tak disangka di tempat festival. Dan lagi, pertemuan ke empat sebagai seorang asisten pribadi dan CEO-nya. ___________________________...