22. Pillowtalk

12.7K 1.2K 100
                                    

Kami resmi menjadi sepasang kekasih beberapa hari lalu, tepatnya pada tanggal 5 Oktober.

Hari-hari selanjutnya setelah hari itu berjalan normal. Namun begitu, aku masih merasa canggung apabila berdua saja dengan Mbak Ayu di apartement. Padahal sebelum ini kami memang tinggal berdua.

Ini juga terjadi ketika kami di kantor. Aku masih merasa bingung harus berbicara seperti apa, berlaku bagaimana, dan memanggil dengan cara apa.

Oh ya, Mbak Ayu semakin clingy setelah kami jadian.

Untungnya, ia tidak pernah meminta aneh-aneh ketika kami sedang sibuk di kantor.

Aku sedang merenung memandangi langit-langit kamar ketika ponselku tiba-tiba berbunyi.

Ah, aku lupa mematikannya sehingga bunyi notifikasi masih bisa ku dengar.

Miss Diajeng Ayunda
Ken, sini ke kamar dong 🥺 (22.11)

Begitulah isi pesannya ketika notifikasi tadi ku buka.

Aku tersenyum, lalu bergerak membalasnya. Aku tidak mau mbak Ayu sampai menunggu lama balasan pesanku, meskipun kami tinggal serumah.

Kania C. Winata
Iyaa, sebentar mbak (22.11)

Lalu aku pergi menuju kamar mbak Ayu yang terletak tepat di sebelah kamarku. Kami memang masih tidur terpisah meskipun sudah resmi jadian.

Sebelum masuk, aku mengetuk pintu kamar mbak Ayu yang berwarna putih. Aku memang belum seberani itu untuk masuk begitu saja tanpa izinnya.

Pintu terbuka, dan menampilkan Mbak Ayu dengan kaos putih dan celana hitam yang hanya sebatas paha bagian atas. Astaga, mataku kemana-mana.

"Ayo masuk," tangan kirinya menarik tanganku ke dalam kamarnya. Tak lupa aku menutup pintu setelah kami berada di kamar.

Kami duduk saling berhadapan di kasur mbak Ayu.

"Temenin tidur~"

Mbak Ayu dan suara lucunya itu adalah dua hal yang tidak bisa terpisahkan ketika ia berusaha merayu.

"Iyaa, ditemenin, ayo mbak Ayu tidur dulu yaa," ucapku tersenyum sambil mengusap lembut pucuk kepalanya.

Ia lalu merebahkan diri dan bergeser sedikit ke sisi kosong kasur.

"Kamu juga, ayo sini," ucapnya sambil menepuk sisi kosong itu.

Aku hanya diam sambil mengamati sebagian kasur yang ditepuknya.

Duh, aku tidak ada persiapan apapun sebelum ke sini.

Jangan berpikir yang iya-iya. Maksudku, aku tidak benar-benar membersihkan diri. Aku tidak mau mendapat kesan pertama yang jelek ketika kami tidur bersama.

Bukan yang pertama sih, tetapi dapat kupastikan hal-hal yang akan terjadi nanti akan lebih hebat daripada yang sebelumnya. Maksudku, mbak Ayu itu clingy, jadi nanti, yaa, aku harus bersiap dahulu.

"Aku disini sayang, kenapa yang diliat malah kasurnya?"

Kurasakan sebelah tangan mbak Ayu menyentuh tanganku.

Jantungku semakin berdetak cepat.

Aku pun berdeham sebelum berbicara.

My Gorgeous CEO [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang