06. Personal Assistant

11.8K 1.2K 66
                                    

Tak terasa, sudah hampir satu minggu aku bekerja di perusahaan besar multi nasional yang bergerak di berbagai bidang ini. Dari bidang properti, sosial, pakaian, bahkan artist management. Aku sampai ternganga sendiri, banyak sekali ekspansi perusahaannya.

Sudah satu minggu pula sejak kepulangan Mama dan kedua adikku ke Jogja. Tinggalah aku sendiri menumpang di rumah Om Fredie. Sebenarnya aku malu dan tak enak karena menumpang segala hal, tetapi adik laki-laki kandungnya mama itu seolah ingin aku tinggal disana. Sekaligus menemani istri dan anak beliau--katanya.

Namun ada hal yang janggal disini. Berdasar arahan HRD perusahaan ini satu minggu lalu, seharusnya aku diterima sebagai CEO personal assistant. Tetapi setelah aku bekerja, aku bahkan tak tau siapa CEO disini. Maksud ku, aku tak pernah bertatap muka langsung dengan beliau. Sempat ku tanyakan hal ini pada Mbak Ara.

"CEOnya tuh mas Varo. Dirandra Alvaro Brata, putra kedua Pak Brata. Tapi pas gue udah resign, denger-denger beliau di pindah ke cabang Lombok"

Lalu, ku tanyakan pula pada Mbak Efi--lengkapnya Efigenia-- sekretaris direktur yang menjadi teman pertama ku disini. Tapi sekarang, temanku sudah banyak. Ku dengar banyak kabar burung tentang petinggi dari karyawan-karyawan yang terkadang makan siang bersamaku dikantin perusahaan.

"Iya Mr. Diandra udah di pindah tugas, dia dikirim Mr. Brata ke Jogja. Ngurus cabang disana. Sedangkan gantinya disini itu putri pertamanya, Mrs. Diajeng"

Aku sebenarnya cukup terkejut, mengetahui fakta bahwa Brata Corp memiliki cabang usaha di Jogja. Sudah satu minggu aku bekerja disini, tapi masih sangat-banyak hal yang belum kuketahui disini.

"Oo, aku bakal jadi asisten pribadinya ya mbak?"

"He em. Tapi sampe sekarang sebenernya tuh masih rancu. Mr Diajeng kek gamau ditaro di kantor pusat Indonesia. Beliau pengennya urus yang di Jogja. Gitu si"

"Lah, kok kres gitu mbak? Gimana bisa?" tanyaku tiba-tiba antusias.

"Mrs Diajeng itu model, Ken. Dia masih pengen lanjutin kariernya di bidang modelling, masih belum mau ngurus perusahaan pusat Brata Corp di indonesia"

Oh iya, mbak Efi kini sudah mulai akrab denganku. Beberapa kali dia memanggilku dengan sebutan 'ken'. Tapi kalau sedang dalam pertemuan formal, ia memanggilku "Mrs. Winata". Aku jadi terkikik sendiri saat pertama kali ia memanggilku seperti itu.

"Oh, model. Sumpah deh mbak, aku jadi penasaran sama bos ku itu"

"Belum peresmian. Bisa juga yang jadi bosmu itu Mas Varo. Soalnya sampe sekarang Mrs. Diajeng masih dibujuk sama Tuan Dirut"

Aku kadang harus benar-benar fokus. Mbak Efi kalau bercerita suka gonta-ganti nama. Aku jadi harus menghafalkan kedua nama bosku itu.

Mr. Diandra Alvaro Brata alias Mas Varo dan Mrs. Diajeng. Oke, aku bisa ingat nama mereka.

"Kok mbak Efi manggil Mrs Diajeng. Nama pendeknya siapa si?"

"Mbak sebenernya juga nggatau, Ken. Selama mbak kerja disini, Mrs Diajeng belum pernah kesini"

Aku menganggukkan kepala saja. Wajar juga si. Mbak Efi pun sama-sama karyawan baru sepertiku. Bedanya, ia sudah hampir setengah tahun bekerja disini.

"Tapi kalo katanya anak-anak si, namanya kalo gak salah itu, Anda, eh Ananda, emm, iya deh, kayaknya Mbak Ananda"

Mendengar nama Ananda, seketika aku jadi ingat Mbak Ayunda. Ah, aku ingin melihat wajah manisnya lagi sekarang. Sudah hampir seminggu kami tak bertemu, aku sudah seperti rindu padanya. Padahal kami tak begitu kenal. Dasar aku.

My Gorgeous CEO [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang