Tujuhbelas

27 7 14
                                    

Choi Sungyoon ternyata pergi ke suatu tempat terpencil yang orang lain tidak tahu dimana itu. Ia pergi ke rumah kayu peninggalan kakeknya sendirian karena ia sangat benci melihat muka Youngtaek muncul di rumah sepupu nya Lee Jangjun.

"Ah, rumah ini cukup berdebu. Haruskah aku membersihkan nya? Tapi sekarang sudah pukul tiga haaah... "

Sungyoon mengoceh pada dirinya sendiri. Ia hanya sedikit membersihkan sedikit tempat tidurnya dan meletakkan tubuh nya disana untuk beristirahat.

Rasa rindu nya kepada kakek nya itu sangat terasa setelah dua tahun berlalu, ia hanya bisa memandangi foto kakek nya yang terbingkai di dinding di atas ranjang itu.

Entah kenapa Sungyoon tidak bisa melupakan kakek nya itu, tapi pasti karena satu alasan yang sangat jelas. Orang tua nya yang meninggalkannya terlebih dahulu saat ia berusia empat tahun dalam kecelakaan maut itu.

"Haaaah... Kenapa aku menangis? Bahkan saat mencintai gadis itu aku pun harus terbuang lagi... "

Ternyata hanya memikirkan perasaan nya terhadap Joowi membuat Sungyoon meneteskan  air matanya. Ia menutup matanya mencoba mengikhlaskan segala kesakitan yang ia rasakan saat ini.

Di hutan, di luar rumah kakek Sungyoon

"Apa kau yakin dapat menemukan hewan buruan disini Tag?"

"Tentu saja, hutan ini banyak hewan-hewan di malam hari. Bagaimana dengan musang?"

"Musang? Apakah bisa?"

"Mari kita coba."

Suara Tag dan Jangjun memecahkan keheningan. Di seberang mereka tepat di balik rumput kering mereka menangkap suatu pergerakan. Dengan sangat hati-hati mereka berdua mulai mendekat kesana.

Benar saja, mereka mendapati seekor musang yang sedang memakan seekor ayam buruannya. Tag segera melemparkan jaring-jaring yang ia bawa tadi dari rumah Jangjun.
Ketika mereka berdua merasa cukup aman untuk menangkap musang itu, mereka segera mengikatnya dengan tali dan segera pergi keluar dari hutan itu.

'Itu seperti motor ku? Apakah aku bermimpi melihat motor ku terparkir di dalam hutan?'

Jangjun membatin seketika setelah melihat motornya terparkir di dekat rumah kayu yang terlihat sangat tua itu. Fikirannya mulai bertanya-tanya apakah Sungyoon pergi kesana?
Namun saat akan melangkah ke arah itu justru Tag memecahkan lamunannya.

"Hei! Apa yang sedang kau fikirkan? Ayo cepat!"

"Oh oke"

***

Jibeom terbangun dari tidur nya untuk sekedar membasahi tenggorokan nya yang kering itu. Ia membeku saat di depan pintu dapur, karena disana ada seekor musang yang seperti di bius terletak diatas meja makan.

"Aku pasti masih bermimpi. Aku bahkan tidak ingin memakannya wueee... Kenapa ada hewan itu disana?"

Ia mengingat kali terakhir memakan musang karena sangat lapar saat roh jahat itu merasuki nya. Seketika perutnya bergetar mual hanya karena melihat musang itu.

"Jibeom kau belum tidur?"

Tanya Tag yang tiba-tiba muncul dan membawa beberapa peralatan nya untuk memanipulasi gen musang itu.

"A.. Aku haus jadi aku terbangun. Untuk apa musang itu? Aku mual hanya dengan melihatnya."

"Ah, ini untuk mengalihkan roh jahat itu agar Joowi selamat. Beri aku waktu. Aku akan mengembalikan semua keadaan ini."

"Ah jadi seperti itu, apa ada yang bisa ku bantu?"

"Eum, tidak. Kau bisa kembali tidur lagi setelah minum. Jangjun akan membantu ku."

"Baiklah."

Tag meletakkan perlatannya itu di samping musang yang pingsan. Jibeom segera mengambil air kemasan yang berada di dalam kulkas lalu kembali ke kamarnya. Tanpa fikir panjang dia kembali tidur dan memeluk Joowi yang juga sedang tertidur pulas itu.

Sementara itu Jangjun ternyata pingsan di kamarnya. Beberapa menit lalu sebelum Jibeom muncul Tag sengaja memberikan obat bius kepada Jangjun di dalam minumannya. Kemudian Tag menyayat kelingking Jangjun dan mengambil sedikit tetes darah, sama seperti saat Tag melakukannya pada Joowi. Setelah mendapatkan darah Jangjun, ia membiarkan Jangjun tergeletak di lantai kamarnya dan segera pergi ke dapur. Kemudian ia justru melihat Jibeom yang membeku di depan musang yang sudah ia biusnya itu tadi.

"Cha, baiklah... Sekarang giliran ku."

Tag menyayat kelingking nya juga dan meneteskan beberapa darah nya juga untuk menggabungkannya dengan darah yang lain.

Tag mengambil sebuah tabung suntik dan mencampurkan darah  milik Joowi, Jangjun dan miliknya menjadi satu kedalamnya. Lalu mengaduk nya dengan sebuah lidi agar tercampur semua.

Tag lalu membuka buku pocket yang ada di saku baju nya itu dan berhenti di satu halaman, mulutnya berkomat-kamit seperti membaca sebuah mantra. Lalu setelah selesai, ia segera meniup nafasnya ke dalam tabung suntik yang sudah berisi darah itu. Ia lalu menutup suntikan itu dan kembali ke kamar untuk membangunkan Jangjun.

"Hei bangun, aku membutuhkan mu sekarang!"

Jangjun terbangun dengan kepala pusing, ia bingung kenapa ia tertidur di lantai.

"Tadi kau tiba-tiba pingsan di lantai. Aku sudah membuat ramuannya jadi kau harus membantu ku."

Jangjun hanya mengangguk mendengar ucapan Tag dan segera bangun dari tempatnya.

Mereka sekarang sudah berada di dapur dan Jangjun sepertinya belum sepenuhnya bangun dari pingsannya tadi.

Tag menyuruh Jangjun memegangi musang itu karena musang itu akan segera bangun. Walaupun musang itu sudah diikat tapi Tag sangat yakin saat menyuntikan darah ramuannya itu, si musang akan bertingkah.

"Apa kau siap? Kau harus memastikan benar-benar memegangnya erat Jangjun."

"Dia sudah diikat kenapa harus khawatir?"

"Musang ini akan bertingkah setelah aku menyuntikkan darah ini. Percayalah kita akan kewalahan."

"Baiklah mulai saja, bukankah fajar akan segera tiba?"

"Oke."

Tag dan Jangjun sudah bersiap. Tag membuka tutup dari suntikan itu dan perlahan menyuntikkan darah itu tepat di lengan kiri musang itu.

Seketika musang itu bangun dan membelalakkan matanya seperti marah dan kesakitan di waktu yang bersamaan. Ia sangat mengeluarkan suara yang sangat aneh yang tidak seperti biasanya suara musang.

Badan musang itu segera bergetar hebat, Jangjun memeganginya dengan erat karena takut terjadi hal aneh setelah ini. Setelah darah di dalam suntikan itu habis, si musang tiba-tiba terdiam dan tertidur lagi.

Tag menarik Jangjun untuk mundur, dan benar saja tidak lama setelah itu musang itu berubah menjadi seorang wanita dan sangat mirip dengan seseorang yang masih hidup dan yang sudah mati.

"Tag, kau pasti sudah gila!"

"Jangjun jangan tertipu dia hanyalah musang yang sedikit termodifikasi. Kita harus cepat mengikatnya dan mengurungnya untuk sementara waktu sebelum menyerahkannya ke roh jahat itu."

"Baiklah."

Jangjun dan Tag lalu mengikat wanita itu dan segera menggendongnya lalu menyembunyikan nya di ruangan rahasia di dalam kamar Jangjun.

Namun tanpa sepengetahuan mereka ternyata Jibeom menyaksikan semua di dalam kegelapan di belakang mereka.

🔹🔹🔹🔹🔹

Maaf lamaaa banget ga up. Selamat menikmati, jangan lupa VoMent nya.

Maafkan jika plot nya jadi membingungkan haha

💞

(1) LULLABY 🔚☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang