Empat

52 12 14
                                    


Hari demi hari terus berganti. Joowi masih mengajar di TK itu dengan sedikit rasa khawatir.
Entah siapa lagi dan kapan akan ada korban yang hilang dan mati dengan cara yang menyedihkan.

" BEEEP.... BEEEEEPP.. "

Joowi sangat kaget dengan apa yang dilihatnya. Nama Kim Jibeom tercetak di layar handphone nya setelah sekian lama hilang tidak ada kabar apapun.

" Yeoboseo? Oppa? "

" Joowi.. I miss you! "

" Oppa! Kamu kemana aja? "

" Mianhae, bisa kita ketemu? Ada yang mau aku omongin ke kamu. "

" Iya Oppa. Kapan? "

" Aku akan datang kerumahmu malam ini setelah kamu pulang kerja. "

" Oppa kamu tahu aku kerja? "

" Iya. Jam berapa kamu pulang? "

" Hari ini aku pulang cepat. Jam 5 sepertinya aku sudah di rumah. "

" Ok. Tunggu aku ya. Aku matiin teleponny ya.. "

  " TUUUUT TUUUUT "

Joowi masih terdiam dalam lamunannya, tiba-tiba banyak sekali pertanyaan yang mengakar di dalam kepalanya.

Beberapa saat kemudian

" Terimakasih untuk semua anak-anak ku yang pintar.. Sampai bertemu besok.. "

" Iya Saem.. We love you~ "

" Aaah sweet.. Ok hati-hati dalam perjalanan pulang ya.. "

" Iya Saem.. "

Setelah memastikan semua muridnya sudah dijemput oleh orang tua mereka masing-masing, Joowi lekas membereskan barang-barangnya dan bergegas pulang menuju rumahnya.

# Di Rumah

Di depan rumah Joowi sudah berdiri sosok yang tidak asing dan tidak dapat menghilang dalam ingatannya walaupun sudah hampir setahun berlalu, Kim Jibeom.

" Oppa! "

Joowi berlari dan memeluk Jibeom dari belakang, ia menangis karena tidak percaya dengan ini semua.

" Da Joo.. kenapa nangis? "

Jibeom membalikan badannya berniat ingin melihat senyum manis Joowi namun Joowi malah menangis.

" Oppaa.. apakah ini mimpi? "

" Jangan menangis lagi. Aku tidak akan menghilang lagi. Ini bukan mimpi. "

Jibeom mengusap air mata di kedua pipi Joowi dan memeluknya sangat erat karena merasa sangat merindukannya.

" Ayo masuk Oppa.. "

" Hmm iya.. "

Mereka pun masuk ke rumah Joowi dengan saling bergandengan tangan dan saling menatap penuh kerinduan satu sama lain.

" Oppa mau minun apa? "

" Apa aja Joowi.. "

" Ok.. aku buatin teh ya.. "

" Ok. "

Meminum teh dan duduk berdua bersebelahan rasanya masih seperti mimpi bagi Joowi. Karena sebuah harapan yang menginginkan Jibeom kembali seperti hanya bunga mimpi saja.

" Ada sesuatu yang harus aku katakan. "
" Apa itu Oppa? "

" Ahh.. darimana aku harus memulainya? "

" Apakah serumit itu? "

" Hmm.. Sepertinya.. "

" Hmm.. bagaimana ya? "

(1) LULLABY 🔚☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang