14

581 127 45
                                    

T I T L E

TREASURE Fanfiction by Redline0022


Slice of Life , Drama, Friendship, Romance, & Family.


Warning !

Beberapa peristiwa yang diangkat dalam cerita ini hanyalah fiktif belaka.


Selamat Membaca

~oOo~

Puluhan orang berpakaian hitam satu persatu meninggalkan tempat pemakaman yang beberapa menit lalu baru saja dikebumikan seorang ayah yang meninggalkan putra semata wayangnya sendirian.

Doyoung, nama putra sang putra, menatap sendu batunisan mendiang ayahnya. Tangan kurusnya mengusap lembut benda yang bertuliskan nama ayahnya itu.

"Ayah, maaf...aku tidak bisa membuatmu bangga bahkan sampai akhir hidupmu..." lirih Doyoung.

Hatinya tercabik-cabik melihat batu bertuliskan nama ayahnya. Mulai detik ini dirinya tidak akan bisa melihat senyum sang ayah, mendengar nasihat sang ayah, dan mendengar lantunan lagu yang ayahnya nyanyikan bila dirinya tidak bisa tidur.

Doyoung mengusap matanya yang basah dan hendak menangis lagi. Ia tidak mau ! ia tidak mau terlihat lemah.

"Aku berterimakasih karena sudah merawat dan memperjuangkanku, ayah. Dan juga, sampaikan salam dan rinduku pada ibu, aku sayang kalian berdua."

Setelah mengucapkan salam perpisahannya, Doyoung pun mengecup batu nisan itu lalu bangkit berdiri. Ia melambaikan tangannya sejenak pada makam sang ayah sebelum berlalu pergi, menuju teman-temannya yang sudah menunggu tak jauh darinya berada.

"Teman-teman, terimakasih sudah mau hadir di pemakaman ayahku," ucap Doyoung sembari membungkukkan badannya.

Hyunsuk dan yang lainnya menganggukan kepala. Pemuda bermarga Choi itu maju kedepan lalu memeluk sahabat yang juga sudah ia anggap sebagai adiknya.

"Kami akan terus menemanimu, Doyoung. Jangan berpikir kalau kau sendirian lagi. Ada kami, saudara laki-lakimu," ucap Hyunsuk di tengah pelukan mereka..

Doyoung menganggukan kepalanya lalu melepaskan pelukan itu. Ia menatap ke arah gadis satu-satunya disana lalu menghampirinya.

"Junkyu, terimakasih sudah menguatkanku. Hhh aku tidak tahu bagaimana jika kau tidak ada pagi tadi. Jangan merasa bersalah, ini sudah takdir Tuhan untukku," ucap Doyoung.

Junkyu menganggukan kepalanya lalu mengusap matanya yang berair. Ia tidak mau menangis lagi. Junkyu harus tegar supaya Doyoung juga bisa tegar.

"Teman-teman, terimakasih sudah menjadi temanku selama ini. Aku minta maaf pada kalian jika selama ini aku merepotkan kalian, sekali lagi aku minta maaf," ucap Doyoung.

Doyoung berlalu pergi lebih dulu dibanding teman-temannya yang memandang dirinya heran. Bahkan Haruto-pun dapat merasakan ada yang aneh dengan ucapan Doyoung.

Doyoung berjalan sendirian sembari meletakkan telapak tangan didepan dadanya. Pemuda itu sengaja pergi lebih dulu agar teman-temannya tak melihat ia menangis lagi.

"Hiks."

Kakinya terus melangkah, tak peduli pada rasa sakit yang mulai terasa di dadanya.

T I T L E ~ Judul apa yang bisa menggambarkan kisah kita ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang