T I T L E ~ Judul apa yang bisa menggambarkan kisah kita ?

15

T I T L E

TREASURE Fanfiction by Redline0022

Slice of Life, Drama, Friendship, Romance & Family.

Warning !

Beberapa peristiwa yang diangkat dalam cerita ini hanyalah fiktif belaka.

Selamat Membaca

~oOo~

Tok tok tok

"Doyoung."

Di depan pintu rumah Doyoung, Haruto berdiri menunggu sahabatnya itu keluar. Haruto masih merasa curiga pada Doyoung, sehingga memutuskan untuk bertemu dengan empat mata.

Pintu rumah Doyoung kembali Haruto ketuk. Tapi lagi-lagi tidak ada sahutan dari dalam.

"Doyoung, ini aku Haruto."

Masih sama, tidak ada jawaban. Haruto-pun mencoba memutar knop pintu itu dan kemudian terkejut karena pintu rumah Doyoung tidak terkunci.

"Kenapa dia bisa seteledor ini ?" gumamnya.

Jika pintu terbuka, itu artinya Doyoung ada di dalam. Ya, Haruto yakin itu. Karena itu dia berani membuka pintu lebih lebar dan masuk kedalamnya.

"Doyoung ? pintumu tak terkunci. Kenapa kau ceroboh sekali," ucapnya ke dalam rumah itu.

Haruto mencari saklar ruangan itu dan saat menemukannya, ia pun segera menekan saklar.

Saat lampu menyala , Haruto terkejut melihat ruangan ini tampak berantakan seperti kapal pecah. Bungkus makanan, kertas, dan bungkus-bungkus yang lainnya berserakan.

Haruto-pun melangkah lebih dalam menuju kamar Doyoung. Namun yang ia temui hanya kasur yang berantakan. Tidak ada Doyoung disana.

"Kemana dia ?" gumamnya penasaran.

Saat hendak berbalik, mata Haruto tertarik ke arah suatu amplop berwarna putih. Mungkin ini tidak sopan, tapi Haruto tak peduli, ia memilih untuk melihat amplop itu. Saat diangkatnya, amplop itu tak memiliki isi lagi.

Namun ada yang membuat Haruto heran dari amplop itu. Terdapat logo salah satu rumah sakit diujung amplop. Haruto yakin amplop ini berisi hasil pemeriksaan.

Tapi siapa yang diperiksa ? bukankah paman sudah meninggal seminggu yang lalu ? amplop ini jelas-jelas diterima di hari kemarin.

Sebenarnya ada apa lagi ?

~oOo~

Pagi hari telah menyambut, kelopak mata pemuda bernama Haruto perlahan terbuka. Ia menengok ke kanan, tepatnya ke arah pintu kamar.

Masih belum pulang juga ? batinnya.