"Jangan main main kakek, ini mengenai Itadori Yuuji dan Ryuuzaku (Name). Kau si kepala kolot pasti terlibat bukan?"
Kakek tua berpakaian tradisional itu hanya menghela nafas, berucap pelan mendramatisir "sedihnya, anak muda sekarang tidak bisa menggunakan kata sopan?"
Gojo mencondongkan tubuhnya "di tempat ini aku tak bermaksud menunjukkan hormatku, kau sensitif sekali"
Perbincangan terus terjadi, lebih tepatnya Gojo yang berusaha memancing emosi orang di depannya
Hingga pintu kayu itu terbuka, mendapati sosok bersurai arang menatap dengan kesal. Miwa, perempuan yang sedari tadi berdiam diri pun menoleh kaget
"Kau lama Satoru, aku bosan menunggu"
Wajah Miwa yang datar mulai menampakkan samu barat merah tipis, berusaha menahan diri untuk tidak berteriak agar image nya di hadapan Gojo dan Isuya tidak hancur
"Mau bagaimana lagi, Kakek tua ini terlalu kolot Isuya"
Isuya melipat kedua tangannya, manik matanya yang keruh itu menatap tajam "aku tau kau juga terlibat waktu itu. Aku bersyukur adikku tidak mati, tapi aku tak ada niatan untuk berbincang baik baik denganmu pria tua"
Kakek itu hanya berujar santai "Kau penerus dari Clan tapi ucapanmu itu tak punya etika"
"Berisik, cepat mati sana"
"Jaga Kalimat anda!"
Isuya menoleh ke Miwa yang bersuara, dengan cepat mengubah ekspresi wajahnya, Isuya tersenyum manis matanya terpejam walau begitu ucapan yang keluar tetaplah dingin "aku tak peduli"
Gojo tertawa puas "baiklah, aku takkan mengungkit hal ini lagi, biarkan (Name) sendiri yang datang untuk membunuhmu"
Isuya sedikit menunduk pada salah satu petinggi yang berada di hadapannya sambil menyeringai kecil "sampai saat itu tiba, tolong jaga nyawa anda baik baik. Sebagai penerus Clan Ryuuzaku saya meminta maaf jika ada beberapa kata yang telah menyinggung anda, saya izin pamit undur diri"
lalu Gojo berjalan keluar dengan aura cerah "kepala sekolah Yama akan tiba 2 jam lagi~ sampai jumpa!"
Isuya hanya menggelengkan kepala heran, lalu mengikuti langkah Gojo keluar "dasar bocah ubanan itu"
Isuya mendengus "tenagaku terkuras cukup banyak"
Gojo dibalik penutup matanya hanya menatap malas, dia menyenggol bahu Isuya cukup keras "harusnya aku yang bilang seperti itu"
Mengelus bahunya Isuya menghela nafas cukup banyak, kepalanya mendongak pada langit cerah di atas sana
"Satoru, kau sadar bukan kalau (Name) selalu dikelilingi hal aneh sejak dulu? Dan aku meminta maaf karena Itadori juga ikut terseret ke dalamnya"
"Kau tak perlu meminta maaf, sejak awal Itadori sudah terseret dalam masalah sejak menelan jari Sukuna jadi itu tak sepenuhnya salah (Name)"
"Dan masalahnya semakin rumit setelah itu--"
Gojo mengacak Surai hitam Isuya dan menekan kepalanya seperti ia menekan kepala Fushiguro saat kecil "percayalah"
Pertama! Berjanji lah padaku jangan membenciku--
Kedua! Berjanji lah untuk tidak menjauhiku--
Ketiga! Berjanji lah jangan pernah meninggalkanku--
Nobara memelukmu dengan erat, wajahnya memerah menahan tangis. Kau yang dipeluk seperti itu hanya bisa pasrah sambil mengelus surai coklatnya
"Sampai kapan kau akan memelukku?"
"Sampai aku puas"
"Ini sesak"
Kau menoleh pada Fushiguro meminta pertolongan, tapi Fushiguro yang sadar akan tatapanmu memalingkan wajahnya dan menggeser duduknya agar sedikit menjauh darimu "tidak"
Kau pun pasrah, melihat Fushiguro mengabaikan mu dan hanya bisa menghela nafas lelah
Panda disampingmu tertawa "Jadi Ryuuzaku, kau berhasil selamat dari kematian. Hebat"
Kau menggeleng "itu tidak hebat sama sekali Panda-senpai. Rasanya mengerikan"
Inumaki berjalan mendekat lalu duduk di sampingmu, ia terlihat ingin mengatakan sesuatu tapi hanya dengusan yang keluar
"Apa ada hal yang ingin Inumaki-senpai katakan padaku?"
"Takana?" suaranya yang halus dengan raut wajah yang polos membuatmu terkekeh pelan
"Tenang saja Senpai, aku baik baik saja kok. Terima kasih sudah mengkhawatirkanku"
Maki yang berusaha melepas Nobara darimu hanya bisa tersenyum "hebat sekali kau bisa mengerti ucapannya"
Mengejap sebentar kau menatap Maki sudah berhasil melepaskan Nobara darimu, dengan Nobara yang sekarang sedang memeluk leher Maki dengan erat
"Benarkah? Padahal ucapan Inumaki-Senpai mudah dimengerti loh"
"Mungkin itu hanya berlaku padamu"
Kau terkekeh lalu berpindah mendekati Fushiguro yang menyendiri dan mengabaikanmu sedari tadi
Ya, Fushiguro mengabaikanmu cukup lama dan membuatmu sedikit merasa bersalah
"Megumi, Hei jangan mengabaikan ku. Setelah memelukku lalu kau mengabaikanku begitu saja?" Ujarmu sedikit nada bercanda, berniat menggodanya
Dan reaksi yang kau harapkan telah muncul, walau Fushiguro tetaplah diam mengabaikan, tetapi kedua telinga mulai memerah "tolong diamlah"
Bukannya diam, kau yang sedari tadi menahan diri akhirnya melepas tawa dengan lepas tanpa menyadari Fushiguro tersenyum kecil melihatmu kembali ceria seperti sebelumnya
Vote dan comment dipersilahkan!!
Iya aku tau kok, makin kesini alurnya makin gak jelas Daaaan--
Cerita ini singkat, tanpa revisi, bahasa ancur, banyak typo
Aku gak rajin updet karena aku trauma Ama fandom ini, Gege Akutami Sensei plislah jangan ngikutin jalan ninja nya Bang Hajime
Udah cukup, mentalku makin break dance jadinya •́ ‿ ,•̀
Jangan lupa baca ceritaku yang lainnya ya~
luckyta05
15 Mei 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory
Fanfiction[Buku ke Dua dari NIKAIME] "Ne Sensei, aku merasa tidak asing dengan Raja Kutukan" entah kenapa perasaan ini terasa begitu familiar . . . "Bukan karena dia Raja dari segala kutukan--" Ada apa denganku sebenarnya, kenapa aku merasa begitu menyesal . ...