"Jadi?"
Nanami menghela nafas kecil dan menaikkan kacamatanya, melipat kakinya kemudian menatap wajahmu dengan serius "karena aku tau kau sedang senggang"
Menyandarkan punggung pada kursi, dengan wajah kesal kau mengalihkan pandanganmu keluar jendela kafe. Menatap kerumunan orang yang berjalan kesana kemari tanpa merasa terganggu akan adanya kutukan kutukan kecil yang berada di sekitar mereka
"Sejak kapan belajar melawak, apa ini ajaran sesat dari Satoru-nii?"
Nanami menyesap kopinya perlahan, mengabaikan segala racauan tak jelasmu itu "Kau tau bukan Itadori itu keras kepala, jadi karena kau teman setimnya. Setidaknya kau bisa mengawasinya barang sebentar saja"
"baiklah aku akan mengambilnya, dan sebisa mungkin sembunyikan hal ini dari Isuya-niichan. Kento-nii"
Nanami mengangguk, berdiri dari posisinya. Meninggalkanmu yang masih asik duduk diam tanpa merasa terganggu "Terdapat kutukan tingkat tinggi tak terdaftar yang diperkirakan ikut menjadi dalang dalam masalah ini. Karena itu, jaga dirimu baik baik (Name)"
"Jangan halangi aku Ijichi-san" Itadori mengepalkan tangan dengan kesal
Dengan Ijichi yang hanya menatap dalam diam. Berujar dengan tenang, ia menatap Itadori dengan pandangan tegas "dan diantara orang orang disana, kau adalah murid. Kau tak boleh pergi Itadori-kun"
Bukan itadori namanya jika ia tak keras kepala. Kau yang melihatnya dari jauh hanya terkekeh kecil, menghampiri Itadori dan menepuk bahunya pelan "Kalau begitu, setidaknya ada yang mengawasinya bukan?"
Ijichi yang tak menyadari kehadiranmu pun tersentak kaget "(Name)-san"
Kau masih melanjutkan ucapanmu tanpa adanya masalah "Jadi, jika ada hal yang tak diinginkan, kemungkinan kecil itu bisa dihindari"
Itadori ikut terkejut akan kehadiranmu yang tiba tiba itu. Refleks ia memegang kedua bahumu untuk berhadapan dengan Itadori dan menatap lekat wajah Itadori yang terlihat sedikit berantakan "Ryuuzaku, kenapa kau ada disini? Kau baru saja sembuh"
Kau melepas kedua tangan Itadori dan terkekeh kecil, ingin rasanya kau elus Surai sang pemilik sekarang juga. Itadori yang sangat jujur dan baik itu sungguh terlihat menggemaskan
"Kau lupa, kalau aku adalah pengawas mu? Dan maaf sepertinya aku sedikit terlambat"
Itadori tersenyum kecil tanpa sadar, menghela nafas kecil "Tidak sama sekali, terimakasih karena sudah mau rept kemari"
Kau menaruh tasmu pada pinggang dan menali nya cukup erat dan pandanganmu beralih kembali pada Ijichi "Baiklah, Kita berangkat sekarang Yuuji-kun. Dan Ijichi-san aku mendapat misi ini bukan kemauanku sendiri seperti sebelumnya"
"(Name)-san kali ini aku takkan bisa dibohongi lagi"
Mempoutkan bibir kesal, kau menatap jengah Ijichi. "Kali ini aku tak bohong. Maaf karena sebelum sebelumnya aku sering membohongi Ijichi-san"
"Aku sudah mendapat Izin dari Nanami Kento. Tanya saja padanya, ah tapi aku tak memberi tahu kakak jadi jangan menghubunginya"
Ijichi menghela nafas lelah, mau tak mau akhirnya ia memberi jalan untuk kalian berdua. Itadori segera meminta maaf saat berjalan melewati Ijichi "Maaf Ijichi-san"
Kau tertawa sambil berusaha mengiringi lari Itadori yang cukup cepat "Jika kakak mencariku, bilang saja aku kencan dengan Yuuji"
"Baiklah, tapi kalian harus kembali dalam keadaan baik baik saja"
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory
ספרות חובבים[Buku ke Dua dari NIKAIME] "Ne Sensei, aku merasa tidak asing dengan Raja Kutukan" entah kenapa perasaan ini terasa begitu familiar . . . "Bukan karena dia Raja dari segala kutukan--" Ada apa denganku sebenarnya, kenapa aku merasa begitu menyesal . ...