Tersisa satu permainan sebelum syuting Monster Key berakhir. 'Catch me if you can'. Permainan di mana seluruh pemain laki-laki harus berjalan dengan posisi jongkok sambil membawa payung, mendekat ke arah pemain perempuan. Sementara itu, pemain perempuan berdiri di podium dan secara bergantian harus menebak pemain lawan, siapakah orang yang berada di balik payung. Jika tebakannya benar, maka pemain tersebut tidak bisa melanjutkan permainan. Begitu seterusnya hingga salah satu pemain laki-laki berhasil mencapai garis finish dan membawa pemain perempuan turun dari podium.
" .... yang berhasil sampai paling dulu, harus menggendong pemain perempuan satu timnya turun dari sana."
Begitu instruksi untuk memulai permainan dikumandangkan, Chanyeol berlari mendahului para pemain lain. Mereka harus mencari payung masing-masing lebih dulu dengan menjalankan misi sederhana. Payung yang disediakan tidaklah sama, ada yang berukuran kecil—untuk anak-anak, ada pula yang ukuran untuk dewasa. Karenanya, Chanyeol harus mendapatkan payung yang besar jika tidak ingin kalah dalam permainan terakhir ini. Dia tidak boleh lengah, kemenangannya kali ini harus lebih sempurna dibanding permainan-permainan sebelumnya. Jiwa ambisiusnya selalu membuncah jika dihadapkan dengan kompetisi. Seperti biasa, Chanyeol's being Chanyeol.
Usahanya pun tak sia-sia. Senyum puas terpasang lebar saat payung biru bermotif garis ia dapatkan. Apalagi sewaktu dibentangkan, benda itu mampu memayungi tubuh Chanyeol secara keseluruhan sehingga ia tak mungkin ketahuan. Aku akan menang lagi kali ini.
Permainan dimulai. Podium berputar, Ryuwon dan Irene secara bergilir menunjuk motif atau warna payung yang para lelaki bawa diikuti dengan nama si pembawa payung. Hampir tidak ada yang sukses melakukannya sampai kemudian seseorang terguling ketika giliran Ryuwon menebak.
"Seseorang dengan payung pink," ucapnya sambil menahan tawa, "Mingyu—ssi, majayo?"
Seketika itu Mingyu harus keluar dari permainan karena tebakan Ryuwon benar.
Sekarang kesempatan Irene untuk menebak. Ia sebenarnya tertarik pada eksistensi payung lebar yang menempati posisi di tepi kanan, tetapi perempuan itu tak yakin kalau orang yang ada dibalik sana sesuai dengan dugaannya. Bagaimana kalau itu justru anggota timnya sendiri?
"Ehm ... Songkang—ssi?" coba Irene dengan ragu. Pilihannya jatuh pada payung berwarna biru yang menjadi incarannya sedari tadi. Sayang sekali tebakan perempuan itu masih salah.
Irene dibuat makin putus asa sesaat setelah podium berputar dan tiba kembali giliran Ryuwon. Perempuan itu mampu mengeluarkan satu anggotanya, lagi. Park Bogum.
"Ada apa dengan tim merah? Ryuwon—ssi seperti peramal karena mampu menjatuhkan dua pemain lawan!"
Kelakar pembawa acara membuat Irene kemudian mendesah pasrah. Namun, Ia lalu menggeleng. Tidak, dirinya tidak boleh menyerah. Setelah ini pasti ia akan melakukan dengan benar. Ya, tebakannya tidak boleh meleset lagi.
Ketika Irene sudah bersemangat untuk membalikkan badan, berharap kali ini matanya akan jeli untuk meneliti siapa yang akan menjadi sasarannya kali ini, justru ia dikagetkan oleh penampakan yang tak asing tengah berdiri tegak di hadapannya. Ialah Chanyeol yang kini sudah berada dalam jarak dekat, tak sampai dua puluh sentimeter darinya. Hal itu membuat Irene tercekat di tempat.
"Whoa, apa-apaan ini? Harusnya salah satu anggota tim biru yang berada di atas sana! Tapi tidak masalah karena Chanyeol—ssi sudah sampai. Sekarang, silakan bawa pemain perempuan turun!"
Seluruh pemain yang tersisa, terutama tim merah bersorak kegirangan. Mereka sudah dipastikan menang. Akan tetapi, di sana Chanyeol masih belum melakukan pergerakan. Ia dan Irene hanya saling menatap dalam diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR SECRET
FanfictionRisiko terbesar menjadi idol ialah harus rela jika segala gerak-gerik yang dilakukan kelak menjadi konsumsi publik. Bahkan itu hanya helaan napas tipis yang tak terdengar. Miris. Bermula dari keterlibatan dalam sebuah proyek kerja satu brand ternama...