15 | Rechauffe

190 55 2
                                    

Seluruh member EXXO yang tersisa—kecuali Baekhyun dan Kai yang masih dalam masa wajib militer—dengan semarak menyambut kedatangan Chanyeol di dorm. Mereka menggelar pesta kecil-kecilan untuk memperingati kembalinya anggota dengan postur tertinggi di grup itu dari tugas negaranya. Bahkan Lay yang biasanya cukup sibuk turut hadir. Ia terbang jauh-jauh dari China menyempatkan diri agar bisa ikut berkumpul dengan yang lain.

Acara penyambutan itu berjalan lancar. Mereka bercengkerama, saling melempar lelucon, dan beberapa kali melakukan permainan sederhana. Chanyeol sebagai bintang utama memilih menyibukkan diri bersama Kyungsoo menyiapkan hidangan, padahal biasanya ia paling bersemangat jika diutus menjadi pemimpin jalannya permainan. Entah mengapa kecanggungan tak kasat mata yang menyertai tak bisa ia abaikan. Meski ia telah berusaha bersikap biasa, namun tetap saja ada sesuatu yang terasa mengganjal.

"Kau membantuku hanya karena ingin menghindar, 'kan?" ucap Kyungsoo yang tengah mengaduk sup di atas kompor tiba-tiba, sementara yang ditanya hanya melirik sebentar. "Bicarakan saja supaya semuanya jelas. Kita sudah hidup bersama-sama selama belasan tahun, dan sepakat untuk tetap menjadi satu apapun yang terjadi."

Chanyeol masih dalam mode diam.

"Ingat insiden jab-jab? Kau dan Junmyeon pernah mengalami masa-masa yang seperti ini, jadi kalian pasti bisa mengatasinya juga." Lelaki itu lalu mematikan kompor setelah memastikan masakannya matang.

Mengingat tentang yang dikatakan kawannya barusan, Chanyeol lantas tertawa kecil. Ya, dia masih ingat betul. Salah satu momen di mana beberapa member, terutama dirinya dan Suho, sempat mengalami sedikit gesekan hanya karena persoalan siapa-yang-sering-mentraktir-ketika-makan di sebuah variety show. Tidak hanya di depan layar, persoalan itu cukup sensitif hingga membuat mereka beberapa hari tak bisa berkomunikasi secara baik. Pada akhirnya, mereka pun memutuskan untuk tak memperpanjang masalah tersebut daripada hanya akan membuat hubungan keduanya tak kunjung membaik.

"Oh, nanti akan kucoba," jawab Chanyeol kemudian menyusul Kyungsoo yang berjalan lebih dulu ke meja makan. Di sana, lima lelaki sudah menanti-nanti kehadiran mereka.

Para lelaki yang matanya jadi berbinar berkat apa yang disodorkan oleh sang juru masak kemudian menyantap hidangan dengan khidmat. Suara sendok, sumpit, dan piring bersahutan, diselingi beberapa kalimat berupa komentar mengenai rasa makanan yang sedang mereka santap.

"Kemampuan masakmu sungguh luar biasa, Kyungsoo! Betapa ruginya aku bertahun-tahun melewatkan ini," puji Lay dengan mulut penuh dan pipi yang menggembung. Yang lain menyatakan hal serupa pula.

Ketika kegiatan makan selesai, Suho berdiri, kemudian dengan agak kaku berkata, "Chan, bisakah kita bicara? Ada yang ingin kusampaikan."

Menyetujui ajakan Suho, Chanyeol mengekor saat leader grupnya itu menuntun mereka ke ruang tengah. Beruntung Suho yang mengawali, jadi ia tak perlu repot-repot memulai. Masih terasa berat hatinya untuk melakukan ini.

"Chanyeol—a, mian. Mestinya aku bilang ini dari awal. Maaf, aku sudah bersalah padamu," ungkap Suho to the point.

Mendengar apa yang dikatakannya, membuat Chanyeol menggeleng. "Ani, kau tidak bersalah padaku, tapi pada Irene. Minta maaflah padanya."

"Sudah, aku sudah melakukannya. Aku juga minta maaf padanya. Hanya saja ... sudah tidak ada lagi yang bisa diperbaiki." Suho menjawab dengan nada getir. "Mungkin karena aku mengulur waktu, tak langsung mengakui kalau apa yang sudah kuperbuat adalah kesalahan besar. Aku memang tak pantas mendapatkan maafnya."

Chanyeol terkekeh sebelum menanggapi. "Kalau begitu kita impas, sama-sama tidak bisa memilikinya." Ia menarik satu sisi bibir.

Suho tersenyum miris. "Ya, jadi ... sekarang kita sudah berdamai, bukan?"

OUR SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang