Pascapengakuan perasaan keduanya, baik Chanyeol maupun Irene, tak ada yang berubah dari keseharian mereka. Keduanya tetap menjalankan aktivitas selayaknya idol; latihan vokal, koreografi, pemotretan, rekaman untuk konser online, dan jadwal per-idol-an mereka lainnya. Hanya mungkin bedanya, mereka lebih sering bertukar pesan dibandingkan sebelum-sebelumnya. Meski butuh beberapa saat untuk mendapatkan balasan, bahkan bisa hingga belasan jam, namun keduanya menaruh maklum. Mereka bukanlah seperti orang kebanyakan yang dapat memegang ponsel di setiap kesempatan. Apalagi hanya untuk sekedar mengecek apakah ada pesan masuk di ponsel. Dan itu sama sekali bukan persoalan serius untuk mereka, setidaknya tidak untuk saat ini.
Lagi pula, mereka akan lebih sering bertemu, sebagai brand ambassador Brada tentu saja Irene dan Chanyeol akan diundang tiap kali merek ternama tersebut mengadakan event. Kerja sama itu juga meminimalisir kecurigaan berbagai pihak apabila suatu waktu keduanya kedapatan bersama. Ada alasan kuat yang bisa mereka gunakan untuk mengelak.
Contohnya hari ini. Selepas menghadiri acara yang sama, tentu saja yang diselenggarakan oleh Brada, mereka lagi-lagi berkencan. Pergi berdua. Begitulah pengertian dari istilah yang Irene pakai. Entah kenapa ia tak ingin mengartikan apa yang ada di antara keduanya sebagai hubungan spesial. Hanya karena mereka jalan berdua bukan berarti mereka berada di jenjang yang lebih dari pertemanan, 'kan?
Nyatanya kesepakatan itu sama sekali tak memberatkan pihak manapun. Chanyeol terima dengan lapang apapun keputusan Irene. Mau disebut sebagai apa hubungan mereka, yang terpenting ia sudah mengerti bahwa hanya ada dirinya di hati perempuan itu. Mengetahui hal tersebut sudah cukup membuatnya puas.
"Kau pakai mobil Baekhyun lagi?" Pertanyaan Irene dibalas dengan anggukan. "Apa dia tak curiga kenapa kau sering meminjamnya?"
"Ehm, entahlah. Kita, semua anggota EXO, sudah bersama untuk waktu yang lama. Aku rasa wajar kalau antarteman yang sudah dianggap layaknya saudara seperti kita ini saling meminjam," jelas Chanyeol yang mulai menyalakan mesin. "Lagi pula, dia sedang sibuk bersama Kai dan lebih sering menggunakan mobil dari agensi. Di samping itu, aku juga selalu mengganti bensinnya. Jadi, di sini tidak ada yang dirugikan, bukan?
"Jika Baekhyun curiga, dia akan langsung bertanya. Sampai sekarang, semua masih aman," tambahnya. Penjelasan itu dapat dimengerti dengan baik oleh Irene.
Mobil yang mereka naiki Chanyeol pacu menuju ke sebuah tempat. Mereka sudah memutuskan untuk berjalan-jalan di daerah Yongsan. Taman di daerah sana tidak sebesar taman-taman lainnya, sehingga tak terlalu ramai. Cukup aman dan menenangkan untuk mereka sekadar menghabiskan waktu bersama.
Tak beda jauh dengan kencan yang terakhir kali, Chanyeol dan Irene berjalan beriringan. Hanya saja kali ini tanpa adanya tangan yang bertautan. Bukan karena terlalu berisiko, lagi pula hanya ada segelintir orang di sana, tapi lantaran keduanya tiba-tiba saja merasa canggung. Tidak seperti sebelumnya, saat mereka belum saling mengetahui perasaan masing-masing. Sekarang rasanya jadi aneh saja jika mereka memegang tangan satu sama lain.
"Kau masih diet?"
Irene menanggapi dengan senyum kecut. Namun sedetik setelahnya, terdengar suara yang tak asing dan membuat Chanyeol langsung tertawa kecil. Suara itu berasal dari perut Irene.
"Yakin masih ingin melanjutkan dietmu?"
Perempuan itu lantas meringis. "Haruskah aku membatalkannya?"
"Hanya untuk hari ini aku rasa tidak masalah. Aku akan mentraktir sepuasmu, itu pun kalau kau mau."
"Johda! Aku tahu satu tempat di mana kita bisa mendapatkan makanan enak." Irene dengan riang menyeret lengan Chanyeol, awalnya lelaki itu kaget namun kemudian ia memilih untuk menurut.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR SECRET
FanficRisiko terbesar menjadi idol ialah harus rela jika segala gerak-gerik yang dilakukan kelak menjadi konsumsi publik. Bahkan itu hanya helaan napas tipis yang tak terdengar. Miris. Bermula dari keterlibatan dalam sebuah proyek kerja satu brand ternama...