14 | Longing

202 53 7
                                    

Baru sejak awal Januari dikabarkan menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih, pada hari ini Irene RV dan Suho EXXO dinyatakan putus!

Salah satu media Korea Selatan, Dispeck, hari ini (02/03) merilis berita bahwa hubungan antara kedua leader grup naungan SiM Entertainment—Suho EXXO dan Irene RV—sudah berakhir. Sama seperti idol kebanyakan, alasan keduanya tak bisa melanjutkan jalinan asmara tersebut diduga karena padatnya jadwal masing-masing. Baru beberapa hari lalu SiM sendiri mengungkapkan jika RV akan segera melangsungkan comeback dengan repackage dari album sebelumnya, sementara Suho tengah disibukkan dengan kegiatannya di militer.

Jadi, apakah kalian sedih karena kapal ini berhenti berlayar? Atau justru merasa senang?

•|•

"Eonni!"

Jeritan Yeri yang melengking, membuat semua yang ada di ruangan menjengit serempak. Pandangan mereka ikut terarah pada objek yang tengah Yeri lihat sekarang. Sesosok perempuan dengan senyum yang lama tak nampak menggantung di bibirnya itu menyapa setiap orang yang dilewatinya dengan sesekali memberikan bungkukan.

"Bogoshipda, Eonni!"

Kali ini giliran Seulgi. Tak tanggung-tanggung, perempuan itu bahkan langsung menghambur pada Irene. Disusul oleh Yeri yang mengeratkan lengan ramping di tubuhnya dan Joy yang turut menyandarkan kepala di bahu ketua grupnya itu.

Para staf dan penata rias merasa haru dengan pemandangan yang sedang mereka dapati. Seolah tak ada satupun dari mereka yang tak mengharapkan kembalinya Irene, bersatunya lagi ia dengan anggotanya. Hampir semua memang. Sebab ada sepasang mata yang lantas mengalihkan pandangan ketika perempuan itu terlihat mulai masuk ruangan dan mendekat. Seakan tak sudi jika ia harus berhadapan dengan Irene.

"Sudah bosan dengan liburanmu, ya, makanya kau kembali?"

Sindiran Joy yang masih menggunakan nada bercanda itu dihadiahi picingan oleh Irene.

"Kalau kau mau juga, bisa kusampaikan ke Direktur Lee nanti."

Mereka tergelak bersama. Sesuatu yang tak pernah terjadi dua bulan terakhir ini. Sayangnya suasana riuh penuh tawa itu hanya berlangsung dalam hitungan detik. Wendy yang sedang duduk tiba-tiba bangkit, dengan langkah lebar perempuan itu keluar dari ruangan. Ia meninggalkan keheningan yang canggung dan hal itu membuat Irene merasa harus menyusul, mengejarnya.

"Wendy—a, kita harus bicara!"

Meski mendengar ucapan Irene, perempuan itu tak menghentikan laju kakinya. Mau tak mau, Irene terus mengikuti hingga mereka tiba di ruang latihan.

"Oh, Sunbaenim?"

Wendy terpaksa tersenyum ketika berpapasan dengan para juniornya. Ia berkata dengan sopan, "Bisakah aku menggunakan tempat ini sebentar? Ada hal genting yang harus kulakukan."

Permintaan Wendy langsung disetujui oleh keempat anggota grup perempuan yang belum lama debut itu. Ketika semuanya sudah pergi, ia menyilakan Irene, "Eonni bilang kita harus bicara, bukan? Sekarang, apa yang akan kita bahas?"

Irene belum bisa menggerakkan bibirnya, ia masih terkesiap dengan tindakan Wendy yang ia kira mulanya akan menolak untuk ia ajak bicara. Ia berpikir sejenak sebelum akhirnya melontarkan apa yang seharusnya dari dulu perempuan itu mestinya sampaikan pada Wendy.

OUR SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang