"Iqbaaaaal tungguuuu!"
Iqbaal menghentikan langkahnya,menunggu gadis yang sedang berlari menghampirinya.
"Apa?" tanya Iqbaal saat gadis itu sudah berada di depan nya dengan nafas terengah-engah.
"Gan-ti-in uang A-ra," tangannya mengadah pada Iqbaal dengan nafas yang masih tak beraturan.
Iqbaal menaikan satu alisnya bingung.
"Tadi Iqbaal makan bubur di kanti uangnya kurang dua puluh lima ribu."
Iqbaal menatap datar gadis di depan nya. Gadis itu pikir Iqbaal bodoh? Bahkan harga bubur di kantin hanya delapan ribu,gratis teh tawar hangat.
Iqbaal ingin pergi dari hadapan gadis itu,tapi tangannya ditahan.
Iqbaal mengangkat wajahnya dengan maksud apa?
"Ara cuma bercanda Iqbaal," jelasnya.
Iqbaal mengangguk dan pergi meninggalkan Ara begitu saja. Ara menghentak-hentakkan kakinya kesal.
"Awas ya Iqbaal! Pulang sekolah Ara mau ke dukun,buat jampe-jampe Iqbaal biar Iqbaal suka sama Ara."
***
"Baal."
Iqbaal menoleh melihat Aldi berjalan menghampirinya.
"Kantin kuy! Belum sarapan gue."
"Udah."
"Gue nggak nanya lo udah sarapan atau belum. Tapi gue bilang gu.e be.lum sa.rap--"
"Ya. Lo sarap." Iqbaal masuk ke dalam kelas membiarkan Aldi berkomat-kamit,menyumpah serapahi Iqbaal.
Baru saja Iqbaal duduk di kursi nya,Ara datang dengan riangnya.
"Iqbaaal,yuhuuuuu."
Ara menjadikan meja Iqbaal tumpuan sikunya yang menopang dagunya.
"Iqbaal tau nggak?"
Iqbaal diam.
"Ara suka Iqbaal."
Iqbaal diam.
"Iqbaal tau nggak?"
Iqbaal masih diam.
"Katanya Iqbaal suka Ara."
Iqbaal membulatkan matanya,"nggak!"
"Kata Ilham bukan kata Ara."
Lagi lagi Iqbaal terdiam.
"Kata Ilham juga Iqbaal ngajak Ara pulang bareng."
Oke Iqbaal masih diam.
"Ilham nggak bilang sama Ara kalau Iqbaal sariawan."
Ara mulai jengah dengan respon Iqbaal yang hanya diam.
"Ku hanya diam...menggenggam menahan s'gala kerinduan..." Dani bersenandung sambil memasuki kelas. Jelas itu membuat atensi Iqbaal dan Ara beralih padanya.
Ara kembali menoleh ke arah Iqbaal,"kata Il-- loh Iqbaal kemana?"
Ara menoleh ke kanan dan ke kiri mencari Iqbaal yang ternyata pindah ke kursi paling pojok,ujung belakang kelas.
Baru beberapa langkah Ara berjalan ingin menghampiri Iqbaal.
Triiinggg!!
Ara menghentikan langkahnya,"shit!"
Iqbaal tersenyum smirk melihatnya.
***
Iqbaal mencari buku catatan nya,di atas meja nggak ada, didalam tas nggak ada. Iqbaal merogoh kolong mejanya.
Didapat buku catatan yang dicarinya dan juga--sepucuk surat dengan amplop berwarna putih dan love berwarna ungu.
'Iqbaal jangan lupa baca ya'
Tentu Iqbaal sudah tau siapa pelakunya. Siapa lagi kalau bukan Dinara Pramesti.
Perlahan Iqbaal membuka amplopnya,walau ia sudah tau apa isinya.
Ara suka Iqbaal. Boleh ya?
Yap tepat sekali dugaan Iqbaal. Ara selalu memberi surat dengan isi yang sama,lima hari disetiap minggunya.
***
"Ayang beb,yuhuuuu." Ara memasuki kelas Iqbaal sambil berjalan riang.
Iqbaal dan Aldi yang hendak ke kantin pun menghentikan langkahnya.
"Ini buat Iqbaal." Ara menyerahkan kotak bekal berwarna biru pada Iqbaal.
"Waduuh kalau gitu gue ke kantin duluan ya." Iqbaal mencekal tangan Aldi agar tidak meninggalkannya.
"Iqbaal ambil. Ara pegel nih!"
Iqbaal tetap membiarkan tangan Ara di udara.
Akhirnya Aldi yang mengambil kotak bekal dari tangan Ara.
"Makasih ya Ra,mending lo istirahat aja deh. Nanti Iqbaal pasti makan bekal lo kok," hibur Aldi.
Ara tersenyum paksa,"yaudah deh,Ara balik ke kelas dulu ya! Iqbaal jangan lupa makan."
Setelah Ara kembali ke kelas nya,Aldi pun membuka suara.
"Nih. Lo yakin nggak mau coba? Ini enak banget loh. Masa gue lagi yang makan? Kan jadi enak gue nya." Aldi menyodorkan kotak bekal itu pada Iqbaal.
"Dani!"
Dani pun menoleh ke arah Iqbaal,"apa sayang?"
Iqbaal bergedik ngeri. Teman sekelasnya pun menahan tawanya. Dani memang begitu,otaknya geser sedikit.
"Nih buat lo," Iqbaal meletakan kotak bekal itu di meja.
"Alhamdulillah rejeki anak solehah." Dani berjalan mengambil kotak bekal itu.
"Dih si pea. Soleh bego!" ujar Aldi.
"Apa maksud kamu Aldi? Saya bego?!" tegur pak Soleh yang melintas di depan kelas.
Aldi menelan saliva nya dengan susah payah,"eng-enggak pak,si Dani yang bego."
Pak Soleh menggelengkan kepalanya lalu pergi melanjutkan perjalanan nya.
Seisi kelas tertawa melihat Aldi yang sangat panik. Kecuali Iqbaal yang hanya tersenyum simpul.
Aldi menggaruk tengkuk nya,"ah! Udah yuk Baal,kantin."
***
A/n:
Hallo gaiss!
Ini fanfic Iqbaal pertama yang aku publish. Semoga suka >_<
Btw, Selamat tanggal 28 Soniq!
Jangan lupa vote+coment ya!
Love you all💜
-Mrs. Dhiafakhri