"Makasih ya,Iqbaal." Ucap Ara karena Iqbaal sudah mengantarnya pulang.
"Iya,makasih juga." Balas Iqbaal datar,dan terdengar seperti—tidak ikhlas.
Ara mengangguk. "Hm,Iqbaal mau masuk dulu?" Tawarnya.
Iqbaal menggeleng. "Udah sore,gue balik aja."
"Yaudah,hati-hati ya Iqbaal. Ara seneng banget hari ini," katanya sumringah.
***
Iqbaal baru saja tiba di sekolah. Anehnya orang-orang di sepanjang koridor menatapnya sambil berbisik dengan teman lainnya.
"Katanya Iqbaal nggak suka sama Ara,tapi kemarin Ara diajak ke rumahnya."
"Iyaa,ketemu kakak sama bundanya."
"Eh masa Iqbaal jadian sama Ara sih?"
"Bilangnya nggak suka sama Ara,tapi sekarang?"
"Gua nggak terima kalau Ara yang jadi pacar Iqbaal."
"Ara pake pelet apa sih? Cantikan juga gue."
"Sumpah,Iqbaal mendingan sama gua. Nggak cocok Iqbaal tuh sama Ara."
Hah? Dari mana mereka tau kalau kemarin ia mengajak Ara ke rumahnya? Apa Ara yang memberitau teman-temannya?
Entah kenapa Iqbaal tidak terima. Tak suka kalau teman-temannya mengira kalau ia punya hubungan istimewa dengan Ara.
Iqbaal melewati kelasnya,ia berhenti di depan kelas Ara. Ara melihat Iqbaal yang berada di depan kelasnyapun tersenyum sumringah lalu menghampiri Iqbaal.
"Hai Iqbaal!" Sapanya ceria.
"Lo cerita ke siapa aja kalau kemarin lo gue aja ke rumah?" Tanya Iqbaal to the point.
Ara mengerutkan dahinya,"huh? Maksud Iqbaal?"
Iqbaal menghela nafasya,"nggak usah pura-pura bego!" Nada bicara Iqbaal meninggi. Ara membelalakan matanya.
"Ara nggak ngerti,Iqbaal."
"Kalau bukan lo siapa lagi?"
"Ara nggak cerita sama siapa-siapa,Iqbaal." Ucap Ara jujur.
"Terserah lo deh,tapi lo harus inget sesuatu. Lo.bukan.pacar.gua," peringat Iqbaal penuh penekanan.
Jleb!
Apa maksudnya? Bukannya kemarin Iqbaal bersikap manis padanya? Bukannya Iqbaal yang mengakui di depan kakak perempuan dan bundanta,kalau dia itu pacarnya? Atau yang kemarin itu bukan Iqbaal? Lantas siapa? Jin yang menyerupai Iqbaal?
Dengan susah payah Ara menelan salivanya. Matanya terpejam,merasakan rasa sakit di dadanya.
Iqbaal berbalik ingin ke kelasnya,Ara menahannya. Ia mencekal tangan Iqbaal.
"Iqbaal,maaf." Lirihnya.
Iqbaal menepis tangan Ara. "Gue mau ke kelas."
***
"Ica!" Ara menghampiri Ica,Ica menoleh.
"Apa?"
"Pasti Ica kan yang cerita ke temen-temen,tentang Ara dan Iqbaal kemarin?" Pasalnya kemarin Ara hanya menceritakan pada Ica.
Ica mengulum senyumnya,melirik Ara lalu meringis tak berdosa.
"Tuh kan!" Kesal Ara. "Ica tau nggak sih? Iqbaal tadi marahin Ara."
"Ya sorry,Ra."
"Nggak usah minta maaf kalau nggak tulus!" Rajuknya.
"Ih jangan ngambek dong,Ra. Gua nggak maksud bikin lo dimarahin sama Iqbaal,sumpah."