"Iyaa cari sia—IQBAAL?!"
Ara terkejud,nyaris tak percaya melihat seorang laki-laki dihadapan nya. Matanya terbelalak kaget,mulut nya sedikit terbuka.
Iqbaal melambaikan tangan nya di depan wajah Ara,bermaksud untuk menyadarkan nya.
"Eh Iqbaal. Sini masuk," ucap Ara saat tersadar dari lamunan nya.
"Nggak usah," ucap Iqbaal datar.
Iqbaal menyodorkan paperbag pada Ara,"kotak bekal lo."
Ara mengambil paperbag dari tangan Iqbaal,"yaampun Iqbaal. Besok kan bisa,kenapa harus sekarang coba? Mana udah malem lagi 'kan? Whaa pasti karna Iqbaal kangen Ara nih,jadi Iqbaal sengaja nganterin kotak bekalnya sekarang," tuduh Ara.
Iqbaal hanya diam sambil menatap Ara tajam.
Ara meringis. Sepertinya ada yang salah dengan ucapan nya.
Keadaan menjadi hening seketika. Mata Iqbaal terus menyorot Ara dengan tajam. Membuat Ara menjadi salah tingkah.
"Aduh...Iqbaal jangan ngeliatin Ara gitu dong! Ara jadi malu," ucap Ara percaya diri.
Iqbaal menaikan alisnya. Tentu saja itu membuat Ara bingung dan ikut menaikan alisnya,mengikuti Iqbaal.
Perlahan Iqbaal membungkuk. Mensejajarkan wajah nya dengan wajah Ara. Iqbaal memberikan tatapan menyelidik,wajah nya perlahan semakin dekat dengan wajah Ara.
Jantung Ara sudah dag dig dug tak karuan. Otak nya mulai berpikir kemana-mana. Apa yang akan Iqbaal lakukan pada nya?
Ara merasakan nafas Iqbaal perlahan menyapu wajah nya. Ara pun memejamkan mata nya. Beberapa detik Ara menunggu,ia tidak merasakan apa-apa. Hei! Memang nya Ara ingin merasakan apa?
"Ngapain?"
Mendengar suara dingin Iqbaal,perlahan Ara membuka mata nya. Terlihat Iqbaal yang sudah kembali pada posisi awal nya.
"I—Iqbaal yang ngapain deket-deket wajah Ara," jawab Ara gugup.
"Lo abis maskeran ya?" Ara mengangguk,"kenapa emangnya,Baal?"
"Wajah Ara semakin cerah berseri ya? Atau kulit wajah Ara makin kenceng? Atau wajah Ara makin mulus?" tanya Ara bertubi-tubi.
Iqbaal menggeleng,"lo nggak bersih cuci mukanya."
Ara melebarkan mata nya,"HAH?! Serius,Baal? Masih ada sisa masker nya? Di sebelah mana?" tanya Ara heboh.
Iqbaal menahan tawa nya melihat Ara yang sangat panik,lucu. Tiba-tiba kata itu terbesit dipikiran Iqbaal. Dengan cepat Iqbaal menepisnya.
"Itu di dekat hidung lo," tunjuk Iqbaal dengan jari telunjuk nya.
"Ihh Iqbaal dimana?" tanya Ara sambil terus meraba wajah nya,berusaha mencari sisa masker nya.
"Nih," tangan Iqbaal terulur mengambil bekas masker di hidung Ara.
Ara menggigit bibir dalam nya,tepat saat jari tangan Iqbaal menyentuh tulang hidung nya.
"Hm makasih yaa,Baal."
"Iya. Gue balik dulu," pamit Iqbaal.
"Nggak mau mampir dulu?"
"Nggak."
"Ihh kenapa?"
"Nggak baik udah malam,lo dirumah sendiri."
"Siapa bilang Ara sendiri?"
"Terus?"
"ARA SIAPA TAMU NGGAK TAU WAKTU YANG JAM SEGINI DATENG KE RUMAH ORANG?" teriak Ica sembari jalan menghampiri Ara dengan santai.