Baca doang, nggak nge-vote🤪
Canda vote xixi
***
"Minggu depan kan gue ulang tahun ke-19, gue mau bikin pesta ulang tahun." jelas Kiki.
"Oke, mungkin ini kayak bocah. Tapi gue pengen aja, terakhir kali gue ngadain kayak gini, ngundang temen-temen disini. Karena tahun depan, nggak tau deh gue masih disini atau nggak." lanjutnya.
"Emang lo mau kemana, Bang?" tanya Aldi.
"Kuliah di luar, di Ausie."
Aldi mengangguk paham. Ara melebarkan matanya, tak percaya.
"Serius, Bang?! Kok Ara nggak dikasih tau sih!" ujar Ara kesal.
"Itu dikasih tau, Ra." balas Kiki santai.
"Ih, au ah!" rajuk Ara membuat Kiki terkekeh pelan.
"Gue kan gap year tahun ini, jadi tahun depan gue mulai kuliah. Kenapa di luar negeri? Bosen ah di Indo terus. 4L, tau nggak lo pada 4L?"
Semua menggeleng kecuali, Iqbaal.
"Lo Lagi, Lo Lagi!" ucap Kiki sambil menunjuk mereka juga diiringi tawanya.
Iqbaal memicingkan matanya, memperhatikan Ara dan Kiki. Kemudian ia membuang pandangannya, malas. Ia menghela napasnya, sepertinya ia tak sadar bahwa sejak tadi Ica memperhatikan tingkahnya.
"Pokoknya kalau sampe kuliah di luar negeri, Bang Kiki jangan aneh-aneh ya! Harus tetep hubungi orang-orang yang disini, jangan lupain kita, apa lagi lupain Ara yang cantik ini HAHAHA." ucap Ara panjang lebar diakhiri tawa dibelakangnya, membuat Ica dan Aldi ikut tertawa tipis.
Kiki mengacak rambut Ara, gemas. "Iyaa, bawel!"
Ara mengerucutkan bibirnya sambil merapikan tatanan rambutnya.
Sedangkan Iqbaal?
Ia merasa ada yang mengganjal di dalam dadanya, ia seperti kesulitan bernapas. Iqbaal melangkah mundur.
"Mau kemana, lo?" tanya Aldi yang mengetahui pergerakan Iqbaal.
"Toilet."
***
Aldi dan Ica sedang sibuk membantu Kiki mencari konsep ulang tahun yang akan ia adakan seminggu lagi. Sedangkan Ara? Ia sibuk menunggu Iqbaal yang sedari tadi tidak kunjung kembali dari toilet.
Ngapain sih, Iqbaal? Lama banget.
Ara memutuskan untuk menyusul Iqbaal.
Eh, tapi...
Untuk apa?
Bukannya ia sedang kesal dengan Iqbaal?
Ah, sudahlah!
Baru saja ia melangkah Kiki sudah memanggil namanya.
"Ara." yang punya nama menoleh.
"Tolong ambilin cemilan di kulkas dong, udah mau abis nih." Ara mengangguk.
Ia berjalan menuju dapur, membuka pintu kulkas bagian bawah karena kulkas tersebut memiliki dua pintu.
"Hah? Iya, masuk aja. Santai bro," ucap Kiki pada orang dari sambungan telepon.
Ara yang sempat menoleh karena kaget pun langsung mengalihkan atensinya pada isi kulkas. Ada banyak sekali makanan ringan juga minuman yang menyegarkan.
Satu persatu ia mengambil makanan ringan dengan tangannya, lengannya juga digunakan untuk mengapit botol dan kaleng minuman. Hal itu membuatnya kesulitan untun berdiri, belun lagi saat ditinya terhimpit oleh pintu kulkas.