Nabila
Bila kok nggak ada di sekolah?
Gue ada urusan lain, Ra. Jadi diundur
Sorry ya...
Ohh, iya Nabila. Kapan Bila mulai sekolah disini?
Mungkin 2 atau 3 hari lagi gue udah masuk
Oke, Nabila. See u
See u too, Araa
____
Ara mematikan HP-nya. Menengok ke luar jendela, menghembuskan napasnya panjang.
"Kenapa kali ini Ara sakit hati banget sama omongannya Iqbaal ya? Biasanya nggak gitu," tanya Ara pada dirinya sendiri.
Ara berjalan menuju lemari pakaiannya, mengambil baju ganti, lalu menuju kamar mandi untuk mengganti seragamnya.
Ara keluar dari kamar mandi sambil merapikan rambut sebahunya yang terasa lepek.
Tok tok tok
"Ara, makan siang dulu yuk?" suara Ditha dari balik pintu membuat Ara mengembangkan senyumnya. Ara senang Mamanya mau kembali menjadi ibu rumah tangga, bisa sering bertemu juga bertukar cerita dengan dirinya.
"Iyaa, Ma."
***
Ara melepaskan helm hijau dari kepalanya, ia merogoh sling bag-nya mengambil uang untuk diberikan kepada driver ojek online.
"Makasih ya, Pak." Ara menyerahnya selembar uang berwarna hijau juga mengembalikan helm.
"Sama-sama, Neng."
Ara menatap rumah minimalis yang berada di hadapannya. Ia menghela napasnya, seakan ingin meringankan beban yang ada di kepalanya.
Ting! Nong!
Ara menekan bel rumah itu. Tak lama seseorang dari dalam rumah membukakan pintu.
Klek!
"Assalamualaikum." ucap Ara sambil mengembangkan senyumnya.
"Waalaikumussalam, eh, non Ara. Apa kabar?" Ara memeluk wanita paruh baya dengan rambut hitam berpadu putih yang dicepol dengan rambutnya sendiri.
"Udah lama nggak kesini, makin cantik aja." lanjut wanita itu.
"Alhamdulillah, mbok apa kabar?" tanya Ara pada asisten rumah tangga yang sudah ia kenal sejak kecil.
"Alhamdulillah baik, masuk non, masuk."
Ara mengangguk lalu mengikuti si mbok masuk ke dalam rumah.
Ara dipersilahkan duduk di sofa dengan meja di depannya yang berisi kaleng biskuit juga beberapa toples makanan ringan.
Tak lama si mbok datang dengan nampan yang berisikan dua gelas minuman orange.
