Iqbaal merasa ada yang aneh pagi hari ini. Mungkin karna ia tak mendengar suara cempreng Ara. Tumben nggak biasanya begini.
Eitss...
Tapi apa peduli Iqbaal? Iqbaal menaikan kedua bahu nya acuh. Tangan nya mulai merogoh laci meja. Kosong. Kenapa Iqbaal tidak menemukan apa-apa?
Eh apa yang sedang Iqbaal lakukan? Mencari surat atau bekal dari Ara? Iqbaal menggelengkan kepala nya cepat.
Mata nya menatap kosong kearah papan tulis putih di depannya. Entah mengapa ia merasa tidak enak pada Ara setelah kejadian kemarin.
Iqbaal melangkah keluar kelas. Matanya terus menyapu sekelilingnya. Sial,dia tidak menemukan apa yang dicari.
Iqbaal menyusuri koridor kelas yang masih sepi. Ia sedikit heran,tumben sekali saat ia datang kondisi sekolah masih sepi.
Iqbaal melirik jam di tangannya.
06.15
Harusnya kan sudah ramai,biasanya juga seperti itu.
Iqbaal tiba di depan kelas yang masih sepi,kelas seseorang yang mengganggu pikiran nya sejak malam tadi.
Terlihat hanya ada beberapa orang di dalamnya. Dan sepertinya dia belum datang.
Iqbaal membalikan badan nya berniat untuk kembali ke kelasnya,tapi...
Duk!
"Awwss." Orang yang menabrak dada bidang Iqbaal mengaduh kesakitan sambil mengusap dahi nya.
Iqbaal melebarkan matanya. Bisa-bisa gadis di depannya kege-eran melihat Iqbaal sedang di depan kelasnya. Ya itu karna,Iqbaal tidak biasa melakukannya.
"Iqbaal! Sakit tau!"
"Lagian siapa suruh disitu?"
Ara menggembungkan pipinya,"Iqbaal yang ngapain? Berdiri kok di depan pintu kelas,di tengah lapangan dong sambil hormat bendera."
Sudut bibir Iqbaal terangkat melihat Ara yang kesal sambil terus mengusap dahi nya.
Tanpa sadar tangan Iqbaal terulur menggeser tangan Ara dari dahi nya,diganti dengan tangan nya. Dengan lembut ia mengusap dahi Ara.
Ara mendongak melihat Iqbaal sedang mengusap dahi nya lembut. Jantung Ara tidak bisa diajak kompromi sekarang,ada rasa meledak-ledak yang sulit dijelaskan.
Iqbaal melirik Ara yang sedang tersenyum sumringah pada nya. Seketika Iqbaal tersadar,apa yang sedang ia lakukan?
Dengan satu tarikan nafas Iqbaal membuka lebar tangannya lalu menepuk jidat Ara dengan cukup kuat,membuat Ara hampir terjungkal ke belakang.
Untung saja Ara mampu menyeimbangkan tubuhnya kembali.
"Dah sembuh," ucap Iqbaal sambil mengalihkan pandangan nya,enggan menatap Ara.
Ara mencebikan bibir nya kesal. Iqbaal melirik Ara yang memasuki kelas dengan mulut yang tak berhenti berkomat-kamit.
Lagi-lagi Iqbaal menyunggingkan senyum nya saat melihat Ara duduk sambil menggerutu kesal.
Iqbaal menggelengkan kepalanya,mulai melangkah menuju kelasnya.
Baru beberapa langkah Iqbaal berjalan,tiba-tiba...
"STOP!" Ara berada di depan Iqbaal,membuat Iqbaal kaget.
"Kau mencuri hatiku-hatiku." Kini Ara malah bersenandung riang sambil melekuk-lekukan tubuhnya.
Iqbaal menatapnya datar,"awas nanti bengek lagi."
Ara menghentikan gerakannya,meringis malu sambil menatap ke arah Iqbaal.
***
Aldi yang baru sampai merasa aneh melihat Iqbaal yang sedang duduk termenung di bangkunya.
"Kenapa lo?" tanya Aldi sambil duduk di bangku sebelah Iqbaal.
Iqbaal menegakkan tubuhnya lalu menggeleng.
"Cerita aja kali Baal,kayak sama siapa aja lo." Aldi terus mendesak Iqbaal untuk bercerita.
Karna merasa risih akhirnya Iqbaal pun membuka suaranya,"jadi gini Di. Gue ngerasa ada sesuatu yang aneh." Iqbaal sengaja menggantungkan kalimatnya.
Aldi langsung merogoh laci meja Iqbaal merasa tidak menemukan apa pun Aldi menundukan tubuh nya untuk memastika bahwa laci meja benar-benar kosong.
Iqbaal memperhatikan Aldi dengan heran. Aldi pun duduk kembali seperti semula.
"Ngapain lo?" tanya Iqbaal.
"Tadi lo bilang ada sesuatu yang aneh kan?" tanya Aldi memastikan.
Iqbaal mengangguk,"terus apa hubungan nya sama laci meja gue?"
Aldi mengusap dagu mulusnya sambil menatap Iqbaal aneh.
"Ada hubungan nya sama Ara?" Aldi harap Iqbaal merasa aneh saat tidak menemukan kotak bekal atau surat dari Ara di laci mejanya.
Iqbaal menggeleng.
Aldi mendesah kecewa,"terus?"
"Tadi kok bisa ya gue dateng,tapi belum banyak orang. Padahal udah jam enam lewat."
Aldi melirik jam tangan Iqbaal,"lo bawa HP?"
Iqbaal menggeleng,"mati total,tadi pagi baru gue charge."
"Bunda,teteh dan ayah lo ada di rumah?"
Iqbaal menggeleng lagi,"ayah lagi keluar kota,teteh nginep di rumah temen nya,bunda lagi bantuin tetangga sebelah. Pas gue bangun udah ada makanan di meja."
"Lo liat jam di ruang tengah?"
"Mana sempet,Di."
Aldi menoleh ke dinding belakang kelas,menatap jam dinding yang belum diisi baterai.
"Put." Putri langsung menoleh ke arah Aldi.
"Ada apa?"
"Udah beli baterai jam?"
Mata Putri melebar,"astagfirullah gue lupa."
"Besok jangan lupa beli ya."
Putri mengangguk patuh,"siap!"
Aldi kembali menatap Iqbaal yang sedang menatapnya. Aldi mendorong tengkuk Iqbaal ke arah jam tangan nya.
Ia merogoh saku nya mengaktifkan HP nya.
"Liat jam di tangan lo. Beda kan sama jam di HP gue?"
Iqbaal terlihat mencocokan jam di HP Aldi dengan jam di pergelangan tangan nya.
Iqbaal mendongak melihat Aldi yang beranjak berdiri,"beda dua puluh menit."
***
To Be Continue✨
A/n:
Maaf gais,kadang suka lupa mau up.
Btw terimakasi sudah bacaa❤️-Mrs. Dhiafakhri