Dua Puluh Lima

1.1K 136 2
                                    

*
*
*

Hari ini Rosie akan menemui Junho ditaman dekat sungai sesuai yg diminta pria itu. Junho menghubungi rosie dan memintanya bertemu. Rosie pun sudah ada ditaman itu, dia berjalan memasuki taman dan mendapati junho yg lebih dulu disana.

"Jun." sapanya.

Junho yg sementara duduk membelakanginya disebuah gazebo taman itu pun berdiri dan berbalik menyapanya.

"Sie." sapanya dengans senyum hangat.

Setelahnya Rosie dan Junho duduk bersama.

"Lama nunggunya? Maaf yah.." ujar rosie.

"Ah gak juga sie. Gue juga belum lama nyampenya kok." rosie hanya membalasnya dengan senyum.

"Makasih yah udah nyempetin datang sie." ucap junho lagi.

"Iya jun, gue gak ada alasan buat nolak. Bagaimanapun lo teman gue. Dan lo orang baik."

Junho hanya bisa tersenyum mendengar ucapan rosie walau jauh didalam hatinya sebenarnya dia berharap rosie masih menganggapnya lebih tapi junho juga tak ingin egois. Menjadi teman jauh lebih baik mungkin.

"Oiya.. Ada apa lo ngajak gue ketemu disini? Lo emang mau ngomongin apaan?"

"Sebenarnya ini gak terlalu penting mungkin buat lo sie. Cuman gue ngerasa semua itu harus lo tau."

"Hemm.. Apaan emang?"

"Sie ini tentang alasan gue pergi dulu dan kembali saat ini."

Rosie mengenyit bingung.

"Sie.. Gue dulu boong sama lo tentang alasan kepindahan gue keluar kota yg lmendadak. Gue juga bohong kalau gue gak bisa nerusin hubungan kita karna gue gak bisa LDRan."

"Haah?"

"Iya sie.. Gue sebenarnya pindah karna gue sakit sie. Gue divonis menderita penyakit Leukimia atau kanker darah."

Mata rosie seketika membulat kaget.

"Jun." lirihnya sambil memegang tangan pria itu.

"Mama gue punya teman dokter ahli yg biasa nanganin penyakit seperti itu sie, tapi dia tinggalnya diluar kota. Makanya mama gue mutusin buat kami pindah saat itu. Karna mama gue pengen cepat ditanganin sebelum semakin parah."

"Saat itu gue bingung harus ngasi alasan apa ke lo buat ninggalin lo. Gue juga gak yakin sama hidup gue akan bertahan lama atau gak. Yg gue pikirin lo gak harus sedih atau kepikiran sama keadaan gue. Makanya gue milih alasan itu dulu sie."

Mata rosie sudah mulai berair. Dia tak bisa menahan air matanya lagi. Ternyata pria yg dulu dicintainya memiliki penyakit dan masih memikirkan untuk tak melukainya dulu.

"Gue disana juga gak bisa konsen sama pengobatan gue sie. Gue sering ngeyel, gue selalu kepikiran sama lo. Gue sulit ngelupain lo. Setiap hari gue kangenin lo. Sampai2 gue abai sama pengobatan gue, itu sebabnya penyakit ini bukannya sembuh malah bertambah parah."

Kali ini junho ikut menangis. Mereka berdua sama2 menangis sambip berpegangan tangan.

"Dan sekarang gue kembali ke kota ini karna gue udah ditanganin sama dokter lain sie. Gue pindah berobat disini. Gue gak yakin tentang pengobatan ini sie. Gue gak tau seberapa lama gue bakal bertahan hidup. Tapi setidaknya gue legah karna gue udah nemuin lo dan ngakuin semua kebohongan gue dulu sie. Maafin gue." ucap juno menjatuhkan wajahnya digenggaman tangan mereka.

Rosie menggeleng.

"Gak jun.. Lo gak perlu minta maaf ke gue. Apapun yg lo lakuin dulu gue gak pernah sama sekali benci sama lo. Justru gue yg minta maaf karna saat itu gue gak pekah tentang penyakit lo. Maafin gue jun."

"Dan lo gak boleh pesimis sama kesembuhan lo jun. Lo pasti bisa sembuh. Gue yakin jun. Gue bakal doain lo setiap waktu. Dan gue bakal selalu dampingin lo   jun. Gue janji."

"Sie.. Gue.."

"Jun.. Walaupun kita gak bisa sama2 tapi gue sayang sama lo sebagai teman gue. Jangan pernah sungkan, gue selalu siap buat bantu lo jun dan lo harus optimis kalau lo bisa sembuh jun. Lo bisa janji ke gue jun?"

"Sie." lirih junho lalu memeluk rosie, gadis itupun membalas pelukan junho. Mereka sama2 menangis dalam pelukan itu. Dan hal itu yg dilihat oleh jungkook dan lisa.

*
*
*

Malam ini rosie tengah berbaring dikamarnya. Dia terus memikirkan keadaan junho. Tapi pria itu sudah berjanji akan mengabari rosie disetiap proses pengobatannya berlangsung nantinya. Rosie juga berjanji sebisa mungkin akan mendampinginya saat itu.
Sedang serius dengan pikirannya, tiba2 pintu kamarnya diketuk seseorang. Rosie dengan malas berjalan menuju pintu dan membukanya. Ternyata yg datang adalah Lisa. Rosie sedikit bingung, karna yg dia tau lisa masih marah padanya. Hanya saja dia juga merasa legah setelah melihat senyum mengembang diwajah lisa.

"Lis."

"Sie.. Gue kangen sama lo." ucapnya lalu memeluk rosie. Rosie masih kikuk tapi tetap membalas pelukan lisa.

"Gu..gue juga kangen sama lo lis."

Gadis berponi itu melepas pelukannya, lalu berjalan masuk kekamar rosie tanpa izin pemilik kamar. Itu hal biasa bagi rosie. Rosie pung mengikutinya setelah menutup pintu. Lisa mendudukan dirinya diranjang rosie.

"Sie.. Gue kesini mau minta maaf sama lo. Gue udah egois dan ngehindarin lo selama ini."

Rosie ikut duduk disamping lisa, lalu tersenyum.

"Lis.. Gak usah minta maaf. Dan jangan bahas itu lagi. Gue juga gak pernah marah sama lo. Kita lupain semuanya oke?"

"Jadi semudah ini berbaikan sama lo? Gue kira akan seperti didrama2 susahnya."

"Lebay lo."

Lisa terkekeh lalu kembali merangkul rosie.

"Makasih yah sie udah jadi sahabat gue. Gue beruntung memiliki sahabat kayak lo."

"Lo bisa gak sih gak lebay gini lis. Geli tau gak."

"Hahahaaa.. Gue cium nih." goda lisa memajukan bibirnya.

"Ih.. Najis lisa.. Sumpah geli gue. Geli banget."

Mereka berdua tertawa bersama. Rosie dan Lisa sudah akur kembali. Legah rasanya. Tapi jungkook bagaimana?

"Emm sie.."

"Ya?"

"Lo juga mau kan maafij jungkook dan.."

"Lis.. Jangan dibahas. Gue lagi banyak pikiran sekarang." potong rosie.

"Mikirin apaan emang? Tugas kampus?"

Rosie menggeleng. Lisa mengernyit bingung.

"Soal junho lis."

"Haa? Junho kenapa emang? Dia ngajak lo balikan yah? Gue sama jungkook udah liat kok lo bareng dia ditaman."

"Haa? Lo liat gue?"

Lisa mengangguk.

"Kalian nangis sama pelukan kan ditaman. Gue bisa tebak dia pasti ngajak lo balikan."

"Sok tau lo lis."

"Terus apaan dong kalo gak balikan? Kenapa kalian nangis bareng2 terus pelukan lagi?"

Rosie menghela nafas sejenak.

"Junho sakit lis."

"What? Junho sakit apa emang?"

"Leukimia stadium akhir lis."

"Haa? Sakit junho udah separah itu? Sejak kapan emang?"

"Itu alasan dia ninggalin gue dulu dan pindah keluar kota."

Lisa kaget dengan ucapan rosie. Rosie pun melanjutkan ceritanya tentang keadaan junho dulu sampai sekarang karna penyakitnya itu. Rosie juga menjelaskan bagaimana dia bertemu kembali dengan junho sampai kejadian ditaman itu. Lisa menyimak dengan antusias. Mata lisa juga berair mendengar cerita rosie tentang junho.

*
*
*

Next..

FRIENDSHIP!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang