06| Kiss

9.6K 1.1K 221
                                    

⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️

Semenjak menikah, hubungan Nuansa dengan keluarganya mulai berubah. Masa jabatan sang Ayah akan selesai dalam waktu dekat, berkelana menunaikan tugas pun menjadi padat, sebab banyak hal yang perlu di lakukan di akhir jabatannya.

Dahulu biarpun terpisah jarak, bertukar kabar tak pernah tertinggal, Ayah dan Bunda selalu berusaha memastikan bahwa ia baik-baik saja. Namun, semenjak menikah mereka mulai jarang mengabari Nuansa, bagi kedua orangtuanyaz sosok Yuno mampu menjamin keamanan dan kebahagiaan putri semata wayang mereka.

Nyatanya, Yuno belum mampu memberikan kebahagiaan untuk Nuansa.

Setelah sebulan pesan singkat yang Nuansa kirim tak terbalas, akhirnya hari ini sang Bunda menghubunginya.

Setelah bertukar kabar, dan menelisik keberadaan Ayah dan Bunda yang tiba-tiba menghilang, Bunda menembak pertanyaan mengenai hubungannya dengan Yuno. "Gimana hubungan kalian? Sasa sama Yuno baik-baik aja, 'kan?" Nuansa melirik Yuno di sebelahnya.

"Baik, Bunda. Mas Yuno orangnya baik banget," Yuno menangkap jawaban Nuansa, namun ia tetap tak hirau, pandangannya terus berpusat pada televisi.

Diam-diam Yuno mengulas senyum miring, sebab Nuansa tak tau bahwa keputusannya untuk berkilah pada orangtuanya membuat kepemilikan Yuno atas dirinya akan berjangka selamanya.

Dan itu, bukanlah hal yang baik untuk Nuansa.


"Saya minggu depan mulai libur semester. Kamu punya waktu untuk minggu depan?" tanya Nuansa pada Yuno, sesaat setelah ia mengakhiri perbincangan singkatnya dengan sang Bunda.

"Saya gak ada waktu, kecuali itu untuk Jeno," tukas Yuno tanpa pikir panjang.

"Kalo untuk saya?"

"Memangnya kamu siapa?" Nuansa hanya berdecak, ia kembali memunggungi Yuno sembari menggerutu. "Saya istri kamu! Kalo kayak gini terus, saya mau cerai aja rasanya."

Yuno hanya tersenyum tipis menatap punggung Nuansa. Kata cerai yang keluar dari bibir Nuansa kerap Yuno dengar setiap hari, ia sudah terbiasa dengan kata itu.

"Kalo saya libur kamu mau apa?" Nuansa kembali menghadap Yuno, menatap lelaki itu dengan sumringah.

"Saya mau ke Sorong. Ayah dan Bunda ada disana. Kamu mau nemenin saya?"

"Oh."

"Mau ya, Mas?" tanya Nuansa dengan antusias.

"Nggak." jawab Yuno. "Saya nggak mau, dan saya nggak kasi izin kamu pergi."

Bahu Nuansa merosot lesu, ia tak berani membantah pernyataan Yuno.

"Kalo gitu...saya boleh pergi jalan-jalan sama Lucas? kebetulan dia ulang tahun hari ini."

"Laki-laki yang ditoko buku itu?"

"Iya." Yuno terdiam sejenak, ia menyunggingkan senyum miring menatap Nuansa.

Be a Daniswara'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang