Gaun santai berwarna putih yang Nuansa gunakan kini sudah selaras dengan kaos putih yang Jeno kenakan. Keranjang rotan berisi makanan dan minuman sudah pula disiapkan. Mereka sudah menunggu hari ini tiba dari jauh hari, namun kini mereka masih belum bisa beranjak juga sebab masih menunggu kehadiran Yuno.Yuno memajukan jadwalnya untuk berangkat ke Sydney dan berencana untuk pulang dan tiba di akhir pekan agar tetap bisa pergi piknik bersama Jeno dan Nuansa. Namun sudah cukup lama bagi keduanya untuk menunggu Yuno.
"Mommy juga bakal ikut kesini, Ma..." Jeno sudah menimbang untuk memberitahu Nuansa sejak awal pagi, namun ia sempat enggan karena takut membuat Nuansa menjadi murung , akan tetapi jika tidak di beritahu malah semakin membuat perasaan sang Mama menjadi buruk.
Raut kecewa Nuansa semalam saat tanpa sengaja melihat foto yang dikirim Yuno pada Jeno bahkan tak kunjung surut setelah berganti hari. Di tambah lagi saat tahu bahwa Anne juga akan kemari, Nuansa hanya tersenyum singkat tanpa membalas apa-apa.
"Mama kelihatan kurang sehat dari tadi pagi, gimana kalo kita undur aja minggu depan?" tanya Jeno.
Nuansa berpikir sejenak, "It's okay?" Ia memastikan Jeno lebih dulu, anak lelaki itu mengangguk. "Ini juga udah terlalu sore, Ma," balas Jeno.
Nuansa mengacak pelan rambut Jeno, anak lelaki itu memang penuh perhatian padanya. Nuansa juga tak ingin memaksa diri untuk tetap pergi di kala hatinya sedang tak baik, takut suasana hatinya mempengaruhi Jeno dan membuat anak lelaki itu tak menikmati piknik yang telah lama ia nanti-nanti.
Beberapa saat setelah Nuansa berbalik ke kamar, derap langkah ramai dari arah luar dapat Jeno tangkap. Yuno datang beserta para maid pula yang berada di belakangnya sembari menenteng barang-barang milik Yuno.
"Bawa itu ke kamar Jeno," titahnya, lalu segera menghampiri Jeno.
Ia memeluk singkat anak lelakinya, lalu menebar pandang sekitarnya, "Pergi sekarang?" tanya Yuno.
"Minggu depan aja, Pa. Ini udah kesorean," jawab Jeno.
Jeno menyeleksi keadaan sekitar, ia tak menangkap kehadiran Anne, keningnya lantas berkerut, "Where's mommy?" tanyanya pada Yuno.
"Eum, langsung flight ke Bali. Oh ya, your mommy bought a lot of your favorite things, bisa kamu lihat sendiri di kamar ya," ucap Yuno.
"Okay, i'll say thanks to her. Kalo begitu, Jeno mau ke atas dulu ya, Papa." Yuno menahan Jeno sejenak sebelum anak lelaki itu menjauh dari jangkauannya.
Sejak awal ia datang dirinya merasa kosong, "Nuansa dimana?" tanyanya pada Jeno.
"Lagi istirahat di kamar, Mama lagi kurang sehat."
Yuno mengangguk singkat, lalu membiarkan Jeno melenggang dari hadapannya. Tanpa pikir panjang, dirinya juga segara melangkah ke kamar.
"Hei, are you okay?" tanyanya kala mendapati Nuansa, wanita itu tampak baru saja selesai menyisir rambutnya, kemudian melangkah mendekat ke arah Yuno yang baru saja masuk ke dalam kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be a Daniswara's
Fanfic[18+] Menyandang klan Daniswara, tentu tak mudah. Pengawasan ajudan sang Ayah terhadap dirinya tak ada apa-apanya jika di bandingkan dengan pengawasan ketat yang ditugaskan oleh muasal Daniswara terhadap diri Nuansa. Banyak tuntutan dan banyak sika...