Dentingan gelas ditengah-tengah tempat ini membuat seluruh atensi mengarah pada pria dengan pakaian gagahnya, suasana hening membuat suaranya terdengar lantang ke seluruh penjuru desa. Donghae, selaku pemimpin tempat ini berdiri, beliau menatap satu-persatu orang yang hadir di tempat itu. Tak lupa senyuman menawannya tak pernah luntur, ucapan terimakasih dan sambutan pada ketiga tamu membuat semua orang bertepuk tangan.
"Terimakasih atas kehadiran kawan-kawan semua, dan selamat datang kepada tamu istimewa kami, Yena, Chenle, dan Jaemin!"
"Sebelumnya, saya ingin meminta maaf sebesar-besarnya karna perlakuan kami yang terkesan kurang ajar saat kedatangan kalian, saat ini kami tengah berada di situasi yang cukup runyam dan mengharuskan kami untuk tetap waspada, sekali lagi saya meminta maaf atas perlakuan kami yang buruk!"
Donghae membungkukkan tubuhnya kearah mereka, dengan canggung ketiganya ikut membungkuk menerima permintaan maafnya.
"Setelah sekian lama kami menunggu kedatangan kalian, akhirnya ramalan itu terjadi!" ucapan Donghae membuat Yena mengernyit, untuk pertama kalinya ia mendengar seseorang yang mengatakan tentang ramalan, ramalan apa?
"Ramalan ini mengatakan, akan datangnya orang-orang pembawa perubahan terhadap kehidupan manusia, mereka akan memperbaiki kerusakan yang sebelumnya dibuat oleh ulah manusia itu sendiri. Mereka akan membawa kedamaian dan suka cita kehadapan umat manusia!"
Kerutan di keningnya kian menukik, Yena masih belum paham dengan ucapannya yang mengarah kepada ketiga orang ini.
"Kami berharap, dengan datangnya kalian ketempat ini dan bergabung bersama kami, akan merubah kehidupan kearah yang lebih baik lagi!"
Donghae mengangkat gelas minumnya diikuti oleh penduduk desa ini, ketiga pendatang itu terlihat kebingungan, mereka hanya bisa mengikuti alurnya saja. Setelah meminumnya seluruh penduduk termasuk ketiganya diizinkan untuk memulai acara makan bersama pagi ini.
Suasana ramai di sana cukup menyenangkan, suara tawa dari meja ke meja terdengar saling bersahutan. Obrolan kecil dari orang-orang juga cukup asyik untuk didengar, terutama meja yang mereka tempati, mengingat meja ini dipenuhi muda-mudi yang tak jarang meributkan hal kecil.
Renjun yang memarahi Jeno yang terus memilih-milih makanan, suara tawa Mark saat melihat perdebatan antara keduanya, percakapan antara Jaemin dan Chenle bersama para gadis-gadis cantik disana, dan juga Jisung yang sedari tadi menatap kearah Yena. Tunggu.
"Kok gk makan? Makanannya gk enak?" Pertanyaan Jisung membuat Yena menatapnya, suasana dimeja itu terasa hening beberapa saat membuat Yena menggeleng kuat.
"Enggk kok! Makanannya enak, cuman ... Ngerasa asing aja,"
"Ini ... pertama kalinya gue makan ditengah-tengah orang sebanyak ini, di dalam tembok ... kita gak pernah ngadain makan bersama kayak gini. Mungkin pernah, tapi itu cuman diadain di kerajaan aja, dan itupun gk seramai dan seseru ini! Karna disana terlalu mementingkan perbedaan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebel [NCT DREAM]
FantasyDunia ini sudah berubah. Semenjak ratusan tahun yang lalu, dunia terlahir kembali. Bumi yang semula berisi mahluk hidup dan alam saling berdampingan, kini terbelah menjadi dua. Dengan dibangunnya dinding yang menutupi gedung-gedung pencakar langit...