Yena berlari kearah gundukan coklat di dekat danau kecil, ia mengambilnya dan mencium gundukan itu. Chenle dan Jaemin hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Yena yang aneh. Berbeda dengan Haechan, ia terlihat membulatkan matanya kaget dan tak lama tawanya lepas begitu keras.
Yena terlihat tersenyum dengan sumringah kearah mereka, "JAEM!!KITA BEBASS!! AKHIRNYA GW BISA NYIUM BAU TANAH YANG SESUNGGUHNYA!!"
Lagi-lagi Haechan tertawa lebih keras lagi mendengarnya, "GOBLOK AHAHAHA ADUH SAKIT PERUT GW Huuuu..Huuuu...haahhh"
Haechan terlihat mengatur nafasnya, ia berhenti tertawa dan sekarang menatap Yena dengan pandangan yang jijik.
"Btw, itu tai."
Mendengar ucapan Haechan seketika membuat Jaemin dan Chenle menatapnya, tak lama tawa mereka pecah. Yena? Jangan ditanya lagi tentu saja ia terkejut bukan main, Haechan menunjuk hewan yang tak jauh dari sana.
"IHHH HUWAAAAAA KENAPA GK BILANG DARI TADI SI?!!"
Yena melempar gundukan itu, dan berlari kearah danau. Dengan tergesa-gesa ia mencuci tangannya membuat tawa mereka semakin kendang, pantas saja baunya sedikit berbeda dengan yang di deskripsikan buku.
Setelah dirasa bersih, Yena mencium kembali tangannya, baunya masih menempel. Ia meirik kearah Jaemin dan Chenle yang masih tertawa, dengan cepat ia berlari kearah mereka, dan membekap mulut keduanya.
Chenle dan Jaemin membulatkan matanya mencium bau tangan Yena, ia melepaskannya dengan paksa dan beberapa kali merasa mual. Kali ini giliran Yena yang tertawa, merasa tidak terima Jaemin mendekat membuat Yena berlari seketika. Disusul Chenle yang ikut mengejarnya, dan alhasil mereka berlarian saling mengejar seperti anak kecil.
Haechan hanya menggelengkan kepalanya heran, tak lama Yena menatapnya dan seketika berbalik kearahnya.
"Diem ya jangan ngadi ngadi!"
Mereka bertiga berlari mengejar Haechan yang mulai berteriak, jangan lupakan tawa Chenle yang begitu menggelegar. Jaemin berhasil menangkap Yena, keseimbangan nya goyah dan menimpa Haechan yang ada di depannya. Chenle yang sedari tadi tertawa tidak bisa mengerem, alhasil ia menabrak Jaemin, membuatnya ikut terjatuh dan menimpa dua orang dibawahnya.
Haechan semakin berteriak saat merasakan tubuhnya ditindih oleh tiga orang, Ia mendorong mereka agar menyingkir dari tubuhnya. Setelah mereka berhasil jatuh, keempat orang itu kini berbaring berjajar menatap langit biru dihiasi awan seperti kapas.
Suara tawa keempatnya terdengar bersautan, menertawakan kelakuan konyolnya.
"AHAHAHA Gila ya sampe engap gue!"
"Parah lu ah encok pinggang gue!"
"Lu sih pake ngedorong gue jaem, jatoh kan gue!"
"Si Chenle jir nabrak gue dibelakang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebel [NCT DREAM]
FantasyDunia ini sudah berubah. Semenjak ratusan tahun yang lalu, dunia terlahir kembali. Bumi yang semula berisi mahluk hidup dan alam saling berdampingan, kini terbelah menjadi dua. Dengan dibangunnya dinding yang menutupi gedung-gedung pencakar langit...