Tanpa terasa, tiga hari berlalu begitu saja. Haechan dengan tas besar terlihat bersandar pada mobil suv-nya, menunggu rekan-rekannya yang tengah bersiap. Kali ini tidak hanya mereka berempat saja yang akan pergi ke tanah air, tapi juga ada Jisung dan Mark yang sudah siap terlihat repot dengan tas ranselnya.
Ketiga muda-mudi yang sedari tadi ditunggu kian datang dengan perlengkapan yang telah mereka siapkan, lambaian tangan Jisung menyambut kedatangan mereka, senyum hangat Mark juga ikut melengkapi pagi hari ini, sangat berbeda dengan decihan jengkel dari mulut Haechan yang sudah merasa bosan karna sudah kesal.
"Gw bilang kumpul jam enam pagi! Ini hampir jam enam lebih lima menit!" Haechan mendelik kearah ketiganya yang hanya dibalas dengan tatapan sinis.
"Cuman lima menit loh!" Chenle terlihat menyinyir di belakang, tanpa disangka Haechan mendengar ucapan laki-laki itu membuatnya dengan cepat dibalas dengan tatapan nyalang,
"Tetep aja itu telat!" Tanpa mempedulikan ucapannya, mereka melenggang menuju mobil untuk menyimpan barang-barang yang telah disiapkan.
Beberapa penduduk desa terlihat berkumpul menunggu berpamitan, setelah meminta izin kepada Donghae, akhirnya mereka memasuki mobil suv itu. Cukup dua mobil suv saja untuk membawa enam orang dan semua perlengkapannya, terutama mobil yang dikendarai Mark dan Jaemin hanya di penuhi oleh perlengkapan dan cadangan makanan selama di perjalanan. Sebelumnya mereka sempat berdebat, soal Chenle yang ingin satu mobil dengan Jisung, membuat Jaemin mau tidak mau harus mengalah dan ia merasa beruntung, karena Mark tipikal orang yang membuatnya nyaman. Dia tidak terlalu banyak bicara, hanya suara tawanya saja yang terkadang terdengar renyah.
Setelah berpamitan, akhirnya mereka benar-benar meninggalkan desa, riuh ucapan selamat jalan diiringi doa setiap orang yang ada di desa. Begitu juga dengan keenam orang yang kini melambai disana, banyak doa yang harapkan untuk hasil yang baik, apapun yang ada di depan sana mereka harap itu adalah hal baik. Mobil yang dikendarai oleh Haechan cukup terbuka tanpa kap mobil membuat udara pagi yang segar terasa menusuk kulit. Cuaca hari ini terasa sejuk, sepertinya tidak akan turun hujan.
Jisung terlihat membuka sebuah kotak pipih, ia menariknya dan terbukalah sebuah peta hologram, terlihat disana bentuk nergi ini yang begitu luas. Jarak antara tanah hijau dan tanah air terbilang cukup jauh, butuh satu hari untuk sampai kesana. Terlebih hanya dengan mengendarai sebuah mobil suv, jika di kota mungkin akan memakai kendaraan yang dapat mengambang atau sebuah jet, tapi untuk disini masih sulit memiliki kendaraan secanggih itu. Jisung memperbesar petanya, memperlihatkan dua titik dimana kedua mobil itu berada, mobil Mark terlihat berjarak. Jisung menengok kearah belakang, cukup jauh mobil Mark tertinggal, bisa di tebak mereka berdua mengendarai mobilnya dengan santai. Tidak seperti Haechan yang mulai kesetanan membawanya, melihat hal itu membuat jisung menepuk pundak Haechan cukup kencang, yang dipukul terlihat merasa terganggu dan menatapnya tidak suka.
"Apaan sih lo?!" Nada ucapannya terdengar meninggi, Jisung terlihat mendelik kearahnya, "pelan-pelan bang, mereka ketinggalan!" Haechan melirik kearah kaca spionnya, ternyata benar jarak diantara keduanya terlihat cukup jauh.
"Bilang kek dari tadi!" Haechan segera mengurangi kecepatannya, ia baru sadar sedari tadi Mark menghubunginya, ia tidak melihat tanda pada layar bahwa ada panggilan dari mobil lain. Setelah jarak diantara kedua mobil mulai terkikis bisa dilihat mobil Mark berjalan beriringan.
"GK USAH NGEBUT NGEBUT NAPA! MAU KEMANA SIH?!" teriakan Mark tak di gubris oleh Haechan, ia hanya fokus pada jalanan tanpa melirik kearahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebel [NCT DREAM]
FantasyDunia ini sudah berubah. Semenjak ratusan tahun yang lalu, dunia terlahir kembali. Bumi yang semula berisi mahluk hidup dan alam saling berdampingan, kini terbelah menjadi dua. Dengan dibangunnya dinding yang menutupi gedung-gedung pencakar langit...