16 - Rules

23 7 2
                                    

Siang terik di kota Humanity, seperti biasa gedung-gedung pencakar langit dikelilingi oleh kendaraan mengapung bersama polusi tebal menghalangi pandang. Balai kota dipenuhi oleh orang orang yang berkumpul, berbaris sesuai dengan distrik masing-masing. Kota ini dibagi menjadi 15 distrik, distrik 1 hingga 5 diduduki oleh para Paramount, distrik 6 hingga 10 di isi oleh para Medieval, dan distrik 11 hingga 15 oleh para Inferior.

Diantara 15 baris distrik sungguh terlihat perbedaan penduduknya, penampilan mewah dan elegan sungguh memukau mata diantara barisan paramount, para medieval terlihat tidak jauh beda hanya beberapa diantaranya terlihat seperti orang-orang kantoran, tenaga kesehatan, dan para ilmuwan yang lengkap dengan jas kebesaran mereka. Berbanding terbalik dengan barisan inferior yang terlihat compang-camping dengan baju kumal yang seadanya, beberapa diantaranya terlihat menggendong anak-cucu mereka yang terlihat lemas karna kelaparan.

"Yena!"

Panggilan seseorang membuatnya mengedarkan pandang, Jaemin terlihat melambai kearahnya. Distrik 8 tempat keduanya tinggal, lengkap dengan jas putih miliknya Jaemin terlihat tersenyum dibelakang barisan itu. Yena berjalan kearahnya, tangannya penuh dengan beberapa kantong berisi makanan dan minuman, Jaemin membantunya dengan mengambil beberapa kantong ditangan kirinya.

"Ngapain bawa beginian? Emangnya lo mau piknik?"

"Nggak, gue kepikiran buat bagiin ini buat para inferior"

"Uhhh gadis berhati lembut!"

"Apaan si lo?!" Yena memukul bahunya membuat Jaemin tertawa, keduanya menatap barisan distrik akhir, ada perasaan sesak yang begitu menyayat hati keduanya. Melihat hal yang begitu mengkhawatirkan keadaan distrik terbelakang sungguh membuat mereka merasakan amarah, tatapan tidak peduli bahkan ejekan yang terdengar dari para barisan orang-orang terpandang ini membuat mereka muak.

"Yena, Jaemin!" Keduanya mengalihkan pandangan kearah seseorang yang memanggilnya, Jaemin membungkukkan badannya menyapa kedatangan orang tersebut, Yena hanya tersenyum melihatnya berjalan dengan gagah, jas dengan bahan yang mahal itu terlihat begitu rapi dan menawan, kerutan diwajahnya tidak menghalangi ketampanannya.

"Ayah,"

Pria yang disebut sebagai "Ayah" itu tersenyum dihadapannya, Lee Jinki laki-laki pemilik ONEW—perusahaan air terbesar nomor 1 di humanity. Sudah lama sekali sejak terakhir Yena dan Ayah-nya bertemu, kesibukan beliau membuat Yena terkadang merasa canggung terhadap Ayahnya sendiri. Sedari kecil, Yena lebih dekat dengan Mama dibanding Ayah, pria itu memiliki ambisi yang tinggi terhadap pekerjaannya.

"Gimana kabar kamu? Baik? Ayah lagi cari Mama kamu, dari tadi nggak lihat"

"Mama udah pasti ada di barisan distrik 2 bareng Ayah, nggak mungkin ada di distrik ini, Yah!"

Ahh ternyata basa-basinya dapat diketahui oleh anaknya, ya jujur saja Jinki memiliki gengsi yang terlalu tinggi untuk mengakui jika ia ingin bertemu dengan anak semata wayangnya itu. Ia tertawa mendengar ucapannya, sebenarnya ia sudah bertemu dengan istrinya, hanya ingin menyapa dan bertemu dengan anak gadisnya. Beberapa hari belakangan ini, terdengar rumor aneh yang ia dengar mengenai kelompok dan beberapa orang yang dicurigai melakukan pembelotan, terlebih kecurigaan pemerintah menetapkan daerah dekat perusahaannya itulah yang menjadi markas mereka.

"Gimana liburan kalian kemarin? Ayah denger kalian sempet berlibur kedaerah distrik 2? Itu dekat perusahaan Ayah kan?"

Pertanyaan itu membuat kedua orang dihadapannya beradu pandang, Jaemin terlihat gelagapan membuat Yena menatapnya tajam, "ohh iya, Ayah! Itu udah lama bangettt... Seru kok, aku baru tau kalo disana ada tempat seger kayak gitu! Kok ayah gk pernah bilang sama aku? Udah lupain aku ya?" Tuduhan Yena membuat Ayahnya tertawa, sepertinya ia sempat curiga terhadap mereka.

Rebel [NCT DREAM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang