Pagi ini Yena keluar dari tenda, ia merentangkan otot-otot yang tegang, dan menghela nafas pelan. Ia menatap tenda sebelah, jika dilihat-lihat sepertinya para penghuni tenda itu masih sibuk dengan urusan mimpinya.
Yena memutuskan untuk berjalan-jalan, ada sedikit perbedaan dari tembok didepan sana, entah kenapa ada yang aneh di bagian ini. Tidak seperti bentangan tembok di kota, tembok didepan ini terdapat celah berbentuk bulat diatasnya, Yena berjalan dan menengadahkan kepalanya, mau sebesar apapun celah itu tetap saja sesuatu di seberang sana tidak akan pernah terlihat.
Jika saja ada tali atau tangga menuju lubang itu, mungkin ia bisa melihat ada apa disana. Jika kalian bertanya-tanya, mengapa tidak menggunakan mobil terbang saja? Atau bukankah teknologi sekarang sudah canggih, untuk membuat manusia terbang saja mungkin akan mudah?
Jawabannya tidak bisa, mobil-mobil listrik itu dirancang untuk mengambang diketinggian tertentu saja, untuk menjangkau tingginya tembok ini tidak akan bisa tergapai. Tembok itu berdiri kokoh dengan tinggi ribuan kaki, benar-benar menutup bagian ini.
Dan untuk manusia terbang, sepertinya hal itu sangat dihindari, tanpa mereka sadari di setiap sisi tembok ini terdapat kamera yang diawasi oleh para aparat, tentu saja siapapun orang yang berani melanggar akan mendapat hukuman yang sangat berat.
Matahari yang masih bersembunyi dibalik dinding tidak memancarkan sinarnya. Tak lama fokusnya teralih pada benda kecil yang hampir mirip dengan tembok, benda itu menempel di dinding, Yena masih bingung dengan benda itu karna bentuk yang menurutnya familiar.
Benda itu terlihat memiliki 4 kaki dengan bagian belakang yang panjang, sesekali ia mengeluarkan lidahnya sepersekian detik. Saat Yena memiringkan kepalanya, benda itu ikut bergerak yang sontak membuat Yena terkejut.
Ia masih memastikan benda itu benar-benar bergerak atau tidak, Yena terus mengucek matanya karena tidak percaya.
"Woy!" Seseorang menepuk pundaknya, hal ini tak hanya membuat Yena terkejut setengah mati, tapi juga benda yang sebelumnya menempel di dinding itu juga dibuat kabur dan berlari menjauh.
"E-ehh dia kabur, Le!!!"
Yena sontak berlari mengejar benda itu, meninggalkan Chenle yang masih kebingungan dengan wajah bantalnya. Beberapa saat kemudian ia mulai tersadar dan menyusulnya berlari mengejar benda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebel [NCT DREAM]
FantasyDunia ini sudah berubah. Semenjak ratusan tahun yang lalu, dunia terlahir kembali. Bumi yang semula berisi mahluk hidup dan alam saling berdampingan, kini terbelah menjadi dua. Dengan dibangunnya dinding yang menutupi gedung-gedung pencakar langit...