Situasi kali ini benar-benar membuat mereka bimbang, Haechan dengan senyuman diwajahnya menatap ketiganya bergantian, sedangkan mereka hanya bisa menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Keputusan dan masa depan ada di tangan kalian ... gue gk bakal maksa kalian buat tetap ikut, tapi sejujurnya gue harap jawaban kalian bisa mengubah kehidupan masa depan menjadi lebih baik."
Mereka terlihat berpikir, diantara kedua pilihan sudah pasti memiliki resikonya tersendiri, salah langkah bisa saja akan membuat mereka dalam kehancuran. Yena terus berpikir, apa mungkin tidak ada salahnya bukan jika berharap semua ini bisa seperti dahulu? Tak lama ia terlihat mengangguk, menyetujui pilihan Haechan, tidak ada salahnya bukan untuk percaya padanya saat ini?
"Gue ikut!" Haechan tersenyum mendengar jawabannya, ia memalingkan atensinya kearah dia laki-laki dihadapannya. Tatapan ragu dengan penuh kekhawatiran itu terlihat jelas dari raut wajah keduanya, satu anggukan kecil dari Yena terlihat membuat keduanya tersenyum.
"Gue gk mau masa depan gue hancur, Jaem! Gk mau bumi yang gue pijak ini rusak, Le!"
"Lo adalah pemimpin masa depan Le, keputusan lo berpengaruh terhadap masa depan, dan keputusan lo juga yang nentuin, apa rakyat lo bisa hidup makmur atau hancur nantinya!"
Chenle kembali dibuat bingung, kepalanya terlalu berat memikirkan hal ini, kepalanya terlalu penuh dengan pertimbangan yang mungkin saja terjadi nantinya. Helaan nafasnya membuat Haechan menatapnya, Chenle ragu saat menatap Haechan tapi setelahnya ia mengangguk.
"Biar gue tanya, dan lo jawab dengan jujur."
"Apa ngajak kita ke sini, salah satu rencana lo?" Pertanyaan itu berhasil terlontar dari mulutnya, Haechan terlihat mengangkat alisnya.
"Iya, gue sengaja nyuruh Gecko datang ke hadapan kalian, gue tau Yena tertarik terhadap dunia luar, dan gue sengaja ngajak kalian buat nunjukin dunia luar."
Merasa namanya disebut, Yena menatap Haechan yang terlihat tersenyum tanpa dosa kearahnya. Jaemin yang mendengar hal itu membulatkan matanya, ia tak percaya dengan ucapannya, bagaimana bisa?
"Jadi lo sengaja nemuin kita sama preman-preman itu?" Mendengar tuduhan curiga darinya membuat Haechan menggelengkan kepalanya dengan kuat, "Bukan! Itu kesalahan, gue gk tau kalian bakal kepisah sama Gecko dan ketemu sama mereka, tapi gue secara tulus nyelametin kalian!"
Hampir saja Jaemin mengangkat tubuhnya dan membanting Haechan dengan sukarela, setidaknya jawabannya terdengar meyakinkan.
"Kenapa harus kita?" Pertanyaan pendek itu cukup membuat Haechan dihujami tatapan penasaran dari ketiga orang dihadapannya, lagi-lagi ia tersenyum sebelum menjawabnya.
"Karna kalian adalah pemimpin di masa depan. Yena, lo bakal jadi seorang penemu hebat dan menyelamatkan ribuan manusia lewat penemuan lo. Jaemin, lo penggerak teknologi nomor 1 di masa depan. Dan lo Chenle, lo pemimpin seluruh rakyat lo di masa yang akan datang, bener kata Yena jabatan lo bakal nentuin apa rakyat lo bakal hidup dengan baik, atau hancur tanpa sisa, di tangan lo!"
"Jadi, lo orang yang nyuri kristal di istana?"
"Iya, gue orangnya...dan tiga orang yang bantu gue, itu kalian."
"Hah?"
"Bukannya kita ada disini?"
"Iya memang, tapi kalian datang dari masa depan. Ini alasan gue ngajak kalian ke sini, alat di belakang kalian adalah jawaban dari semua pertanyaan kalian. Mesin waktu ini yang bakal bawa kalian ke masa lalu, dan ke masa depan! Tapi, mesin ini gk bakal bisa beroperasi kalau kristal kehidupan gk kekumpul."
"Kristal kehidupan?" Yena terlihat kebingungan, Haechan berjalan melewatinya, menghampiri monitor besar dibelakangnya. Ia terlihat sibuk dengan monitornya, menampilkan hologram dengan gambar kristal yang berbeda disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebel [NCT DREAM]
FantasyDunia ini sudah berubah. Semenjak ratusan tahun yang lalu, dunia terlahir kembali. Bumi yang semula berisi mahluk hidup dan alam saling berdampingan, kini terbelah menjadi dua. Dengan dibangunnya dinding yang menutupi gedung-gedung pencakar langit...